Lapangan Banteng, salah satu tempat bersejarah di Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis/Indyah Sutriningrum)

3 Dokumentasi Terkait Indonesia Masuk dalam Memory of The World Register

08 June 2023   |   21:30 WIB

Selain melakukan langkah untuk melindungi kekayaan dunia, baik alam maupun budaya, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)  juga memiliki program luntuk menjaga dokumentasi sejarah dunia dalam Memory of the World Register.

Pencatatan  sejarah tersebut bertujuan untuk menjaga warisan dokumenter, dokumen atau koleksi dari dokumen yang sangat penting dan abadi, baik dalam bentuk file teks, audiovisual, digital atau lainnya.

Didirikan 1992, pencatatan pada Memory of the World Register pernah dihentikan pada 2017 karena ada perselisihan di antara negara-negara mengenai proses nominasi. Kemudian dilakukan redesain prosedur dan nominasi dibuka kembali pada 2021. Pada 24 Mei 2023 ini Dewan Eksekutif UNESCO mengumumkan 64 koleksi dokumenter baru.

“Untuk pertama kali sejak 2017, koleksi dokumenter baru telah tercatat dalam Memory of the World Register. Ini sinyal yang sangat positif. Saya menyambut baik semangat kerja sama dalam proses ini, dengan lebih dari 20?tatan diajukan bersama oleh beberapa negara. Saya berterima kasih kepada anggota UNESCO untuk komitmen meeka melindungi kenangan bersama,” kata Direktur Jenderal UNESCO  Audrey Azoulay.

Dengan tambahan dokumen baru ini, saat ini jumlah koleksi pada Memory of the World Register mencapai 494 dokumen.  Koleksi tersebut disimpan dalam berbagai bentuk mulai dari batu hingga seluloid, dari  parchment sampai disket metal. Kekayaan dokumentasi ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Di antara koleksi dokumenter baru, ada tiga dokumentasi terkait dengan Indonesia yang dicatatkan pada Memory of The World Register.


1. KTT Non Blok pertama

Dokumen ini diajukan oleh Aljazair, Mesir, India, Indonesia dan Serbia. Koleksi ini terdiri atas arsip teks 76 file, 242 foto, 1 audio, dan 15 film. Dokumen diajukan untuk saling bertukar ide mengenai masalah internasional sehingga dapat menyumbangkan perdamaian dunia yang lebih efektif, keamanan, dan kerja sama  damai.

Pertemuan tingkat tinggi pertama gerakan Non Blok ini dilaksanakan di Beograd, Yugoslavia, yang diinisiasi oleh Ghana, India, Indonesia, United Arab Republic, dan Yugoslavia. Pertemuan itu menunjukkan peran aktif negara dunia ketiga untuk mengurangi tensi politik dunia, dengan tujuan untuk mengakhiri kolonialisme, imperialisme, dan rasisme. Selain itu juga untuk mempromosikan ko-eksistensi damai dan perdamaian dunia.

Selama 60 tahun eksistensinya, gerakan non blok telah mengumpulkan 120 negara, 17 pengamat, 10 organisasi internasioal, atau sama dengan 4,3 milar populasi dunia (57%) dan 54,53 km2 area di seluruh dunia.


2. Pidato Presiden Sukarno

Pidato Presiden pertama Republik Indonesia yang berjudul  ‘To Build the World Anew’ pada 30 September, 1960, diajukan oleh Indonesia. Pidato “To  Build  the  World  Anew”  disampaikan pada pertemua Majelis Umum PBB ke-15 pada 30 September 1960  di New York, AS.

Pidato ini disampaikan Sukarno sebaga Presiden pertama RI, pemimpin nasional yang medeklarasikan kemerdekaan Indonesia dan juga menjadi tokoh di Asia dan Afrika selama periode dekolonisasi.

Pidato itu direkam dalam teks, foto, rekaman suara dan arsip film.Dalam pidatonya, Sukarno menggarisbawahi konsep berpikirnya mengenai nasionalisme, antikolonialisme dan antiimperialisme, solidaritas dan keadilan sosial di antara negara-negara.

Dengan mengelaborasi konsep itu, Sukarno mengartikulasi keinginan dari negara yang baru merdeka agar diakui sebagai anggota yang sama dari lembaga internasional tersebut. Konsep Sukarno juga mendorong negara lain untuk lebih aktif  menciptaan perdamaian dunia yang dimanifestasikan dalam gerakan non blok pada 961.


3. Hikayat Aceh

Tiga manuskrip dalam kehidupan Aceh pada abad 15-17, diajukan oleh Belanda dan Indonesia. Hikayat Aceh merupakan dokumen sejarah asli dari bekas kesultanan Aceh. Ditulis dalam Bahasa Melayu dan Arab, Hikayat Aceh merupakan catatan sejarah dari Sultan Iskandar Muda (1583--1636) yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1607-1636. Sultan Iskandar Muda ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1993.

Teks ini berisi banyak kisah mengenai kehidupan dan budaya Aceh, hubungan dengan negara luar (termasuk Portugal, China dan Turki), persaingan internal, perang, dan agama (Islam). Dokumen ini  merupakan kisah unik antara gaya sastra Melayu yang kaya akan pengaruh Persia, dan penuh dengan berbagai informasi dan sejarah yang detail. Hikayat Aceh sangat bermanfaat bagi semua pihak yang tertarik dengan sejarah dan budaya Aceh.


Baca juga: UNESCO Tetapkan 4 Global Geopark Baru dari Indonesia


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Jebolan Indonesian Idol Samuel Cipta Luncurkan Single Kutunggu Kau di Jalan Pulang

BERIKUTNYA

Ini 8 Cara Mencegah Batuk & Pilek Pada Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: