Anjing sehat. (Sumber gambar : Freepik)

5 Fakta Mengejutkan Rabies, Bikin Penderitanya Takut Air & Hewan yang Terserang Enggak Bisa Diselamatkan

26 June 2023   |   19:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kasus rabies pada manusia tengah jadi sorotan. Di Nusa Tenggara Timur, dilaporkan 10 dari 544 warga dilaporkan meninggal dunia sejak awal tahun, akibat infeksi dari gigitan hewan seperti anjing. Adapun, di Bali, 29 desa di Gianyar masuk zona merah rabies.

Hal tersebut membuat pemerintah setempat menambah ratusan dosis vaksin. Memang, rabies atau penyakit anjing gila ini patut diwaspadai. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan sangat menyiksa dan fatal.

Baca juga: Viral Kasus Rabies Berujung kematian, Kenali Kiat Pencegahan & Cara Mengobatinya

Seperti yang viral di media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Muncul video seorang anak selepas digigit anjing rabies, tampak ketakutan dengan air hingga tidak mampu meminumnya. Selang beberapa hari, anak tersebut pun meninggal dunia. 

Dokter Hewan Nathanya Rizkiani menerangkan rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat dan disebabkan oleh Lyssavirus. “Gejalanya takut air, itu karena virusnya sudah menyerang saraf pusat. Sistem sarat pusat hubungannya ke otak, itu ada damage,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Senin (26/6/2023).

Sebagai kewaspadaan, berikut fakta, gejala, penanganan, dan pencegahan penyakit rabies yang perlu kamu ketahui. 


1. Penularan

Virus rabies bisa menular melalui, gigitan, cakaran, hingga jilatan pada kulit yang luka melalui hewan pembawa. Hewan utama sebagai penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing, dan kera liar, atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies. “Ini penyakit zoonosis. Bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Dari manusia ke manusia,” sebut Nathanya.


2. Masa Inkubasi dan Gejala

Mengutip laman Dinas Kesehatan Provinsi Bali, masa inkubasi atau masuknya virus rabies ke dalam tubuh hewan dan manusia hampir sama. Masa inkubasi pada hewan antara 3 – 8 minggu. Adapun, masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2 – 8 minggu. Ada pula yang 10 hari sampai 2 tahun, tetapi rata- rata masa inkubasinya 2 – 18 minggu. 

“Pernah ada kasus 1 minggu. Bisa 4-12 minggu. Tergantung keparahan luka dan posisi lukanya dimana. Semakin dekat sama otak, semakin cepat gejalanya,” ungkap Nathanya.

Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan seperti anjing, selama sekitar 2 minggu virus tetap tinggal di tempat masuk atau di dekat tempat gigitan.Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. 

Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies akan berkembangbiak atau membelah diri (replikasi). Ketika sampai di otak, jumlah virus akan maksimal, kemudian menyebar luas ke semua bagian neuron. 

Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan bergerak ke seluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati, dan hingga menyerang jaringan tubuh lainnya.

“Virus ini gak kedeteksi sama imun tubuh, makanya perkembangannya sangat cepat. Kalau sudah kena saraf itu agak sulit tertolong,” jelas Nathanya.

Baca juga: Badan Kesehatan Inggris Meneliti Kaitan Infeksi Hepatitis Misterius dengan Anjing
1
2


SEBELUMNYA

Ini Alasan GoPay, DANA, Ovo dan LinkAja Tak Bisa Beli Tiket MRT Jakarta Mulai 1 Juli 2023

BERIKUTNYA

5 Olahraga yang Wajib Dicoba saat Fase Mental Breakdown

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: