Jakarta Muslim Fashion Week 2024, Modest Wear Jadi Penggerak Ekonomi Nasional
24 June 2023 |
09:36 WIB
Jakarta Muslim Fashion Week 2024 resmi diluncurkan di Jakarta pada Jumat, (23/6/2023). Bertema Discover Indonesian Modest Fashion Excellence, ajang untuk menampilkan fesyen muslim (modest fashion) terbaik di Indonesia ini diharapkan dapat menciptakan tren modest fashion muslim dunia
Acara puncak JMFW 2024 diagendakan pada 19—21 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, bertepatan dengan gelaran Trade Expo Indonesia. Pada peluncuran yang berlangsung tadi malam, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi negara maju dengan talenta-talenta yang luar biasa dan bonus demografi pada 2025 – 2038.
Baca juga: Desainer Sanet Sabintang Bawa Koleksi Modest Fashion Ramah Lingkungan di Russia Islamic World Kazan Forum
"Dunia pada saat ini kian terbuka dan Indonesia memasuki persaingan penuh, sehingga banyak aturan yang begitu ketat bagi barang dari dalam negeri untuk masuk ke negara lain," katanya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah mengadakan sejumlah perjanjian dagang dengan negara-negara lain, seperti single euro payment area (SEPA) atau regional comprehensive economic partnership (RCEP).
Perjanjian dagang ini membuat barang dari negara yang terlibat bisa mudah masuk ke Indonesia, begitu juga dengan barang dari dalam negeri yang dapat memasuki negara lain. Dengan begitu, maka tidak ada pilihan selain meningkatkan keterampilan dan kualitas.
“Ekosistem akan tercipta kalau ada kerja sama. Nah, kita punya modal anak-anak muda. Manusia-manusia yang kreatif. Anak muda yang memiliki talenta yang luar biasa, tinggal ekosistemnya yang kita bangun,” tegasnya.
Dengan bekerja sama, maka ekosistem akan terbentuk dan pada akhirnya segala kendala yang dihadapi dapat diatasi. Selain itu, konsistensi atau keberlanjutan juga menjadi bagian penting agar ekosistem dapat terbangun.
Dia menuturkan, pemerintah akan terus memberikan dukungan terhadap industri fesyen di dalam negeri meskipun memiliki anggaran terbatas. Selain Jakarta Muslim Fashion Week, pemerintah juga memberikan dukungan terhadap desainer dalam ajang internasional seperti di New York, Paris, dan London.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Juan Permata Adoe mengatakan bahwa populasi muslim di dunia hampir 2 miliar orang dan bisnis pakaian muslim menyerap 3,9 juta tenaga kerja.
Terlebih, saat ini total pangsa pasar industri fesyen dunia mencapai US$3 triliun dengan multiplier effect ke industri lain seperti industri kosmetik, obat-obatan, dan jamu.
Saat ini, Indonesia masih berada di urutan kelima dunia dalam hal ekspor produk muslim. Sementara posisi pertama dimiliki oleh China dengan nilai ekspor produk muslim sebesar US$11,5 miliar. Kemudian, di posisi kedua ada Turki dengan nilai US$3 miliar; India sebesar US$2,8 miliar; dan Indonesia US$1,4 miliar.
“Jadi, melihat angka ini, kita harus kreatif bagaimana kita mengombinasikan industri ini dengan yang lain, sehingga volume ekspor meningkat,” katanya.
Juan menambahkan, Kadin memiliki tugas untuk mempertahankan kurva ekspor agar dapat terus meningkat. Salah satu ruang supaya kondisi itu dapat terjadi adalah melalui industri kreatif, seperti industri fesyen.
Harapannya, melalui Jakarta Muslim Fashion Week semangat para pelaku industri fesyen di dalam negeri dapat tergugah yang pada akhirnya juga akan berdampak terhadap industri lain secara keseluruhan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Acara puncak JMFW 2024 diagendakan pada 19—21 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, bertepatan dengan gelaran Trade Expo Indonesia. Pada peluncuran yang berlangsung tadi malam, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi negara maju dengan talenta-talenta yang luar biasa dan bonus demografi pada 2025 – 2038.
Baca juga: Desainer Sanet Sabintang Bawa Koleksi Modest Fashion Ramah Lingkungan di Russia Islamic World Kazan Forum
"Dunia pada saat ini kian terbuka dan Indonesia memasuki persaingan penuh, sehingga banyak aturan yang begitu ketat bagi barang dari dalam negeri untuk masuk ke negara lain," katanya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah mengadakan sejumlah perjanjian dagang dengan negara-negara lain, seperti single euro payment area (SEPA) atau regional comprehensive economic partnership (RCEP).
Perjanjian dagang ini membuat barang dari negara yang terlibat bisa mudah masuk ke Indonesia, begitu juga dengan barang dari dalam negeri yang dapat memasuki negara lain. Dengan begitu, maka tidak ada pilihan selain meningkatkan keterampilan dan kualitas.
Peluncuran Jakarta Muslim Fashion Week 2024, Jumat (23/6/2023). (Sumber foto: Hypeabis.id/Yudi Supriyanto)
Dengan bekerja sama, maka ekosistem akan terbentuk dan pada akhirnya segala kendala yang dihadapi dapat diatasi. Selain itu, konsistensi atau keberlanjutan juga menjadi bagian penting agar ekosistem dapat terbangun.
Dia menuturkan, pemerintah akan terus memberikan dukungan terhadap industri fesyen di dalam negeri meskipun memiliki anggaran terbatas. Selain Jakarta Muslim Fashion Week, pemerintah juga memberikan dukungan terhadap desainer dalam ajang internasional seperti di New York, Paris, dan London.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Juan Permata Adoe mengatakan bahwa populasi muslim di dunia hampir 2 miliar orang dan bisnis pakaian muslim menyerap 3,9 juta tenaga kerja.
Terlebih, saat ini total pangsa pasar industri fesyen dunia mencapai US$3 triliun dengan multiplier effect ke industri lain seperti industri kosmetik, obat-obatan, dan jamu.
Saat ini, Indonesia masih berada di urutan kelima dunia dalam hal ekspor produk muslim. Sementara posisi pertama dimiliki oleh China dengan nilai ekspor produk muslim sebesar US$11,5 miliar. Kemudian, di posisi kedua ada Turki dengan nilai US$3 miliar; India sebesar US$2,8 miliar; dan Indonesia US$1,4 miliar.
“Jadi, melihat angka ini, kita harus kreatif bagaimana kita mengombinasikan industri ini dengan yang lain, sehingga volume ekspor meningkat,” katanya.
Juan menambahkan, Kadin memiliki tugas untuk mempertahankan kurva ekspor agar dapat terus meningkat. Salah satu ruang supaya kondisi itu dapat terjadi adalah melalui industri kreatif, seperti industri fesyen.
Harapannya, melalui Jakarta Muslim Fashion Week semangat para pelaku industri fesyen di dalam negeri dapat tergugah yang pada akhirnya juga akan berdampak terhadap industri lain secara keseluruhan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.