Pasangan Perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan Gelar Pameran Survei Besar di Museum MACAN
22 June 2023 |
19:58 WIB
Museum MACAN resmi membuka pameran survei besar dari pasangan perupa asal Filipina Isabel dan Alfredo Aquilizan. Eksibisi yang diberi judul Somewhere, Elsewhere, Nowhere ini menampilkan setidaknya 30 karya yang terdiri dari instalasi besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat selama lebih dari 20 tahun praktik kolaboratif mereka.
Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah suami istri juga rekanan artistik yang telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan bienial di seluruh dunia.
Sebagai seniman, mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karyayang dibuat, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi.
Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Bagi mereka, benda-benda yang sarat akan aktivitas masyarakat dan kerap digunakan ketika bepergian ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.
Misalnya karya berjudul Presences and Absences: Project Be-longing (1999-2023). Karya yang telah digagas sejak awal praktik seni Isabel dan Alfredo pada tahun 1997 ini merupakan proyek survei yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat di negara tempat mereka menggelar pameran.
Di Indonesia, lewat kolaborasi dengan Museum MACAN, dia membuka undangan partisipasi masyarakat untuk memberikan sikat gigi bekas mereka untuk menjadi satu karya bertumbuh. Pada hari pembukaan pameran, terkumpulah sebanyak 10.000 lebih sikat gigi dalam karya tersebut.
Melalui karya ini, pasangan seniman ini mencoba merespons gagasan mengenai 'penghapusan dan kenangan' dan terinspirasi dari sejarah kolonialisasi. Bagi mereka, sikat gigi menjadi simbol dari identitas personal dan dekat dengan kehidupan setiap orang. Ketika sikat gigi itu tidak terpakai lagi, benda itu akan dibuang. Namun, dengan proyek ini, dia mencoba mengumpulkan orang-orang itu menjadi satu kenangan kolektif.
Alfredo mengatakan, kisah-kisah yang diangkat dari pameran ini terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam komunitas dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bagi dia dan Isabel, kolaborasi berperan besar dalam sejarah perjalanan mereka, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik mereka sebagai perupa.
"Pameran ini adalah tentang keterlibatan. Kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan berlipat ganda seiring dengan perjalanan karya-karya tersebut ke berbagai tempat," katanya dalam acara pembukaan pameran di Museum MACAN di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Selain menampilkan karya-karya monumental Isabel dan Alfredo, Museum MACAN juga mengomisi sebuah karya baru dari mereka yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli yang terdiri 92 sangkar burung yang disusun layaknya puzzle, dengan rekaman kicauan burung yang memenuhi ruangan.
Karya yang berjudul Caged (2023) ini terinspirasi dari sebuah proyek residensi di Yogyakarta di mana mereka membaur dengan masyarakat lokal, termasuk dengan para artisan. Bagi mereka Caged adalah karya yang diilhami dari pengalaman ketika keduanya menjadi perupa mukiman (artist-in-residence) di Yogyakarta 5 tahun yang lalu.
Baca juga: Wujud Konsistensi & Eksplorasi Perupa Nunung WS dalam Pameran The Spirit Within
Isabel menjelaskan, karya ini juga berbicara tentang kehadiran dan ketiadaan, di mana pahatannya berbentuk seperti sayap yang sedang terbang. Rekaman kicauan burung yang memenuhi galeri dengan melodi yang harmonis, menciptakan ruang refleksi bagi pengunjung dalam berinteraksi dan berkontemplasi
"Melalui karya ini, kami mengubah sangkar burung menjadi sesuatu yang bersifat familiar sekaligus tersembunyi. Menghadirkan rasa terkungkung dan kerinduan," kata Isabel.
Aaron Seeto selaku Direktur Museum MACAN, mengatakan, Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Menruutnya, mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun.
"Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia," katanya.
Menurut Aaron, setiap material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti sendal jepit dan sikat gigi yang mungkin dimiliki oleh setiap orang, juga instalasi yang dibuat dari kardus yang mendeskripsikan padatnya kondisi kehidupan perkotaan, akan menggugah imajinasi audiens di Indonesia.
Dia pun berharap pameran ini bisa membawa orang-orang untuk merefleksikan kembali kisah pribadi mereka, mungkin tentang transmigrasi ataupun tentang perjalanan sehari-hari dan kisah-kisah kecil dari perjumpaan para audiens dengan orang lain. Adapun, pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere akan berlangsung mulai dari 24 Juni hingga 8 Oktober 2023.
Baca juga: Tertarik Berkunjung ke Pameran Van Gogh Alive The Experience? Cek Dulu Tata Tertibnya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah suami istri juga rekanan artistik yang telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan bienial di seluruh dunia.
Sebagai seniman, mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karyayang dibuat, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi.
Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Bagi mereka, benda-benda yang sarat akan aktivitas masyarakat dan kerap digunakan ketika bepergian ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.
Salah satu karya di pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere di Museum MACAN Jakarta, Kamis (22/6/2023). Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta
Misalnya karya berjudul Presences and Absences: Project Be-longing (1999-2023). Karya yang telah digagas sejak awal praktik seni Isabel dan Alfredo pada tahun 1997 ini merupakan proyek survei yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat di negara tempat mereka menggelar pameran.
Di Indonesia, lewat kolaborasi dengan Museum MACAN, dia membuka undangan partisipasi masyarakat untuk memberikan sikat gigi bekas mereka untuk menjadi satu karya bertumbuh. Pada hari pembukaan pameran, terkumpulah sebanyak 10.000 lebih sikat gigi dalam karya tersebut.
Melalui karya ini, pasangan seniman ini mencoba merespons gagasan mengenai 'penghapusan dan kenangan' dan terinspirasi dari sejarah kolonialisasi. Bagi mereka, sikat gigi menjadi simbol dari identitas personal dan dekat dengan kehidupan setiap orang. Ketika sikat gigi itu tidak terpakai lagi, benda itu akan dibuang. Namun, dengan proyek ini, dia mencoba mengumpulkan orang-orang itu menjadi satu kenangan kolektif.
Alfredo mengatakan, kisah-kisah yang diangkat dari pameran ini terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam komunitas dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bagi dia dan Isabel, kolaborasi berperan besar dalam sejarah perjalanan mereka, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik mereka sebagai perupa.
"Pameran ini adalah tentang keterlibatan. Kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan berlipat ganda seiring dengan perjalanan karya-karya tersebut ke berbagai tempat," katanya dalam acara pembukaan pameran di Museum MACAN di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Salah satu karya di pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere di Museum MACAN Jakarta, Kamis (22/6/2023). Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta
Selain menampilkan karya-karya monumental Isabel dan Alfredo, Museum MACAN juga mengomisi sebuah karya baru dari mereka yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli yang terdiri 92 sangkar burung yang disusun layaknya puzzle, dengan rekaman kicauan burung yang memenuhi ruangan.
Karya yang berjudul Caged (2023) ini terinspirasi dari sebuah proyek residensi di Yogyakarta di mana mereka membaur dengan masyarakat lokal, termasuk dengan para artisan. Bagi mereka Caged adalah karya yang diilhami dari pengalaman ketika keduanya menjadi perupa mukiman (artist-in-residence) di Yogyakarta 5 tahun yang lalu.
Baca juga: Wujud Konsistensi & Eksplorasi Perupa Nunung WS dalam Pameran The Spirit Within
Isabel menjelaskan, karya ini juga berbicara tentang kehadiran dan ketiadaan, di mana pahatannya berbentuk seperti sayap yang sedang terbang. Rekaman kicauan burung yang memenuhi galeri dengan melodi yang harmonis, menciptakan ruang refleksi bagi pengunjung dalam berinteraksi dan berkontemplasi
"Melalui karya ini, kami mengubah sangkar burung menjadi sesuatu yang bersifat familiar sekaligus tersembunyi. Menghadirkan rasa terkungkung dan kerinduan," kata Isabel.
Aaron Seeto selaku Direktur Museum MACAN, mengatakan, Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Menruutnya, mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun.
"Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia," katanya.
Menurut Aaron, setiap material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti sendal jepit dan sikat gigi yang mungkin dimiliki oleh setiap orang, juga instalasi yang dibuat dari kardus yang mendeskripsikan padatnya kondisi kehidupan perkotaan, akan menggugah imajinasi audiens di Indonesia.
Dia pun berharap pameran ini bisa membawa orang-orang untuk merefleksikan kembali kisah pribadi mereka, mungkin tentang transmigrasi ataupun tentang perjalanan sehari-hari dan kisah-kisah kecil dari perjumpaan para audiens dengan orang lain. Adapun, pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere akan berlangsung mulai dari 24 Juni hingga 8 Oktober 2023.
Baca juga: Tertarik Berkunjung ke Pameran Van Gogh Alive The Experience? Cek Dulu Tata Tertibnya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.