Wings Baanan Series-Baby Wings, Isabel & Alfredo Aquilizan (2021). (Sumber gambar: Museum MACAN)

Hadirkan Karya Unik, Museum MACAN Gelar Pameran Duo Perupa Filipina Isabel & Alfredo Aquilizan

07 June 2023   |   20:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah pasangan seniman asal Filipina yang telah memamerkan karya mereka di sejumlah eksibisi besar dan bienal di seluruh dunia. Kini, mereka menggelar pameran bertajuk Somewhere, Elsewhere, Nowhere di Museum MACAN Jakarta. 

Pameran ini menampilkan sejumlah instalasi berskala besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat lebih dari 20 tahun praktik kolaboratif dari pasangan perupa ini.

Baca juga: Karya Retrospektif Seniman Nunung W.S. Hadir dalam Pameran The Spirit Within

Sebagai perupa, karya-karya mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi. 

Pasangan perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan mulai aktif berkarya di Filipina pada akhir tahun 1990-an dan 2000-an, sebuah periode di mana minat terhadap seni rupa dan praktik kontemporer di Asia Tenggara tengah berkembang.
 

r

Here, There, and Everywhere (In-habit: Project Another Country), Isabel & Alfredo Aquilizan (2018). (Sumber gambar: Museum MACAN)

Dalam pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere ini, mereka menampilkan karya berskala besar, ekspansif, dan interaktif. Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakanragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut.

Sarat akan aktivitas masyarakat dan kerap digunakan ketika bepergian, benda-benda tersebut menjadi simbol dari pergerakan manusia sekaligus perpindahan.

Bagi mereka, material-material ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi. Banyak karya dalam pameran ini yang dibuat dengan tangan baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan.

Misalnya elemen pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (2017–2018) dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina, begitupun elemen kain piña di karya See/Through (Series 1) (2019–2023). Kain piña adalah kain yang ditenun dari serat daun nanas.

Nanas sendiri diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama masa pendudukannya di Filipina dan kemudian ditanam di seluruh penjuru Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Piña juga secara langsung berkaitan dengan penjajahan, pendirian sistem tuan tanah dan buruh yang menciptakan perbudakan di antara isu-isu agraria lainnya.

Karya ini mengilustrasikan komitmen mendalam sang perupa terhadap karya, sejarah, dan keilmuan yang dapat ditemukan di tangan para artisan dan merefleksikan sejarah dari penaklukan, kolonisasi, kerja paksa, serta perbudakan manusia. 

Selain itu, Museum MACAN juga akan mengkomisi karya baru oleh Isabel dan Alfredo Aquilizan yakni sebuah sayap pesawat berskala nyata yang terbuat dari 92 sangkar burung yang disusun seperti puzzle.
 

Isabel dan Alfredo Aquilizan mengatakan, mereka sangat senang dapat membagikan karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratif mereka di Museum MACAN, Jakarta. Mereka juga mengungkapkan bahwa kisah-kisah yang diangkat dalam karya-karya mereka terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam latar belakang yang berbeda dari seluruh dunia termasuk Indonesia.

Menurut mereka, hal itu menjadi bagian dari sejarah perjalanan keduanya, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik artistik mereka sebagai perupa. 

"Karena pameran ini adalah tentang keterlibatan, kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan bertambah melalui pengalaman pengunjung yang datang dan berinteraksi dengan karya yang dipamerkan," kata mereka.

Sementara itu, Aaron Seeto selaku Direktur Museum MACAN, menuturkan Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Pasalnya, lanjut Aaron, mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun.

"Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia," ujarnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Misi Pondok Pesantren Modern Sahid Mencetak Generasi Unggul yang Islami

BERIKUTNYA

Cek 6 Musisi Jepang yang Mengisi Line Up Impactnation Japan Festival 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: