Jakarta Jadi Salah Satu Smart City di Indonesia, Sejauh Mana Perkembangannya?
22 June 2023 |
10:00 WIB
DKI Jakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar sekaligus mencatat pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa jumlah penduduknya mencapai 10,68 juta jiwa pada 2022. Angka ini meningkat 0,38 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 10,64 juta jiwa.
Sementara pendapatan daerah per kapita DKI Jakarta pada 2022 tercatat mencapai Rp298,4 juta yang dihitung atas dasar harga berlaku (ADHB). Kendati demikian, semakin cepat dan besarnya pertumbuhan sebuah kota seperti Jakarta, cenderung semakin besar pula permasalahan dan tantangan yang muncul.
Mulai dari urbanisasi dan peningkatan penduduk perkotaan yang signifikan, menurunnya kualitas lingkungan hidup, kemiskinan, kapasitas daerah dalam pengembangan dan pengelolaan di era desentralisasi, hingga tingkat pertumbuhan antar kota yang belum berkembang.
Oleh karena itu, diperlukan cara-cara yang 'cerdas' dan strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk perkotaan seperti di Jakarta. Konsep smart city atau kota cerdas lantas muncul sebagai alternatif instrumen yang inovatif dan mulai diterapkan pada kota-kota besar di seluruh dunia tak terkecuali di Jakarta.
Baca juga: Potensi Metaverse dalam Pengembangan Smart City
Direktur Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha menjelaskan salah satu konsep dasar dari smart city adalah terkait kemudahan atau efektivitas dan efisiensi masyarakat untuk mengakses beragam fasilitas yang disediakan dalam satu kota. Sebaliknya, smart city tidak melulu hanya didefinisikan dan direpresentasikan dengan kemampuan suatu kota untuk memiliki fasilitas teknologi yang super canggih.
Dalam implementasi konsep smart city di Jakarta, pria yang akrab disapa Yudhis itu menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan tiga model pengembangan. Sensing atau tahapan untuk mengambil input data yang berasal dari masyarakat, understanding atau tindakan analisis lanjutan dan data yang ada, serta acting atau pengambilan tindakan dan kebijakan dari hasil analisis tersebut.
"Jadi salah satu implementasi smart city itu adalah bagaimana mendorong data driven policy atau kebijakan berbasis data," katanya dalam wawancara telepon dengan Hypeabis.id.
Mulai digagas sejak 2014, Jakarta Smart City kini sudah bertransformasi menjadi salah satu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebagai BLUD, dalam implementasinya, unit pengelola Jakarta Smart City bukan untuk mengejar profit tetapi untuk memaksimalkan akses layanan kepada masyarakat.
Ada 7 indikator smart city yang tengah diimplementasikan di ibu kota yakni smart governance, economy, environment, people, mobility, living, dan branding. Untuk implementasi smart governance atau pemerintahan misalnya, Jakarta kini sudah mengembangkan sistem bernama Cepat Respon Masyarakat (CRM).
Adapun, masyarakat dapat mengajukan pengaduan melalui 13 kanal yang terintegrasi langsung dengan sistem CRM mulai dari kantor instansi pemerintah, media sosial seperti email, Twitter, Facebook, pesan elektronik seperti WhatsApp dan SMS, aplikasi JAKI, nomor telepon layanan, hingga akun media sosial gubernur/ wakil gubernur. Hal ini dilakukan agar layanan menjadi inklusif bagi semua masyarakat.
Yudhis mengatakan, saat ini sistem CRM juga tengah dikembangkan menjadi lebih transparan, guna menciptakan layanan pengaduan yang lebih terbuka. Salah satunya adalah fitur bagi masyarakat untuk memilih apakah pengaduan yang dikirimkan akan bersifat publik atau privasi. Di sisi lain, setiap orang yang melakukan pengaduan akan tetap bersifat anonim atau tidak dikenali oleh publik.
Sejumlah kawasan TOD tersebut juga didukung oleh integrasi sistem pembayaran transportasi umum yang dikelola oleh JakLingo Indonesia untuk memudahkan warga melakukan mobilitas sehari-hari. Selain JakLingo, sistem pembayaran transportasi umum yang juga dikembangkan yakni kartu uang elektronik dan tarif integrasi.
Yudhis menuturkan creative hub ini dibuat sebagai ruang pertemuan antara masyarakat dan pemerintah untuk terlibat dan berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Jakarta. Dengan kata lain, pemerintah sebagai problem owner bisa bertemu dan berkolaborasi dengan problem solver seperti pihak industri dan startup dalam memecahkan persoalan perkotaan.
"Jadi semua dimensi ini ujungnya adalah peningkatan kualitas hidup, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan sustainability," terangnya.
Baca juga: Banyak Agenda Seru Sambut HUT Jakarta, Ada Festival Belanja dan Parade di Kota Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sementara pendapatan daerah per kapita DKI Jakarta pada 2022 tercatat mencapai Rp298,4 juta yang dihitung atas dasar harga berlaku (ADHB). Kendati demikian, semakin cepat dan besarnya pertumbuhan sebuah kota seperti Jakarta, cenderung semakin besar pula permasalahan dan tantangan yang muncul.
Mulai dari urbanisasi dan peningkatan penduduk perkotaan yang signifikan, menurunnya kualitas lingkungan hidup, kemiskinan, kapasitas daerah dalam pengembangan dan pengelolaan di era desentralisasi, hingga tingkat pertumbuhan antar kota yang belum berkembang.
Oleh karena itu, diperlukan cara-cara yang 'cerdas' dan strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk perkotaan seperti di Jakarta. Konsep smart city atau kota cerdas lantas muncul sebagai alternatif instrumen yang inovatif dan mulai diterapkan pada kota-kota besar di seluruh dunia tak terkecuali di Jakarta.
Baca juga: Potensi Metaverse dalam Pengembangan Smart City
Direktur Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha menjelaskan salah satu konsep dasar dari smart city adalah terkait kemudahan atau efektivitas dan efisiensi masyarakat untuk mengakses beragam fasilitas yang disediakan dalam satu kota. Sebaliknya, smart city tidak melulu hanya didefinisikan dan direpresentasikan dengan kemampuan suatu kota untuk memiliki fasilitas teknologi yang super canggih.
Dalam implementasi konsep smart city di Jakarta, pria yang akrab disapa Yudhis itu menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan tiga model pengembangan. Sensing atau tahapan untuk mengambil input data yang berasal dari masyarakat, understanding atau tindakan analisis lanjutan dan data yang ada, serta acting atau pengambilan tindakan dan kebijakan dari hasil analisis tersebut.
"Jadi salah satu implementasi smart city itu adalah bagaimana mendorong data driven policy atau kebijakan berbasis data," katanya dalam wawancara telepon dengan Hypeabis.id.
Ilustrasi Kota Jakarta (Sumber gambar: Azka Rayhansyah/Unsplash)
Jakarta Smart City
Mulai digagas sejak 2014, Jakarta Smart City kini sudah bertransformasi menjadi salah satu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Sebagai BLUD, dalam implementasinya, unit pengelola Jakarta Smart City bukan untuk mengejar profit tetapi untuk memaksimalkan akses layanan kepada masyarakat.
Ada 7 indikator smart city yang tengah diimplementasikan di ibu kota yakni smart governance, economy, environment, people, mobility, living, dan branding. Untuk implementasi smart governance atau pemerintahan misalnya, Jakarta kini sudah mengembangkan sistem bernama Cepat Respon Masyarakat (CRM).
Smart Governance
Melalui sistem ini, masyarakat dapat melakukan pengaduan kepada Pemprov DKI Jakarta yang akan dipantau oleh dinas terkait untuk ditindaklanjuti secara cepat dan tepat. Nantinya, masyarakat juga bisa memantau progres dari tindak lanjut pengaduan tersebut melalui sistem CRM.Adapun, masyarakat dapat mengajukan pengaduan melalui 13 kanal yang terintegrasi langsung dengan sistem CRM mulai dari kantor instansi pemerintah, media sosial seperti email, Twitter, Facebook, pesan elektronik seperti WhatsApp dan SMS, aplikasi JAKI, nomor telepon layanan, hingga akun media sosial gubernur/ wakil gubernur. Hal ini dilakukan agar layanan menjadi inklusif bagi semua masyarakat.
Yudhis mengatakan, saat ini sistem CRM juga tengah dikembangkan menjadi lebih transparan, guna menciptakan layanan pengaduan yang lebih terbuka. Salah satunya adalah fitur bagi masyarakat untuk memilih apakah pengaduan yang dikirimkan akan bersifat publik atau privasi. Di sisi lain, setiap orang yang melakukan pengaduan akan tetap bersifat anonim atau tidak dikenali oleh publik.
Smart Mobility
Sementara itu, dalam dimensi smart mobility atau mobilitas, salah satu implementasi yang dikembangkan yakni transit oriented development (TOD) atau kawasan yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum. Beberapa kawasan yang telah dikembangkan menjadi TOD diantaranya Kawasan Dukuh Atas, Stasiun Integrasi Tebet, dan Kawasan Lebak Bulus.Sejumlah kawasan TOD tersebut juga didukung oleh integrasi sistem pembayaran transportasi umum yang dikelola oleh JakLingo Indonesia untuk memudahkan warga melakukan mobilitas sehari-hari. Selain JakLingo, sistem pembayaran transportasi umum yang juga dikembangkan yakni kartu uang elektronik dan tarif integrasi.
Smart People
Untuk pengembangan dimensi smart people, Pemprov DKI Jakarta telah membangun Jakarta Future City Hub yang merupakan proyek kolaborasi dengan pemerintah Jerman. Ruang kolaborasi ini menyediakan one-stop-shop untuk para startup, founders, dan inovator dalam konsep co-working, networking, dan ruang kegiatan serta lokakarya.Yudhis menuturkan creative hub ini dibuat sebagai ruang pertemuan antara masyarakat dan pemerintah untuk terlibat dan berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Jakarta. Dengan kata lain, pemerintah sebagai problem owner bisa bertemu dan berkolaborasi dengan problem solver seperti pihak industri dan startup dalam memecahkan persoalan perkotaan.
"Jadi semua dimensi ini ujungnya adalah peningkatan kualitas hidup, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan sustainability," terangnya.
Baca juga: Banyak Agenda Seru Sambut HUT Jakarta, Ada Festival Belanja dan Parade di Kota Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.