Asus Rakit ExpertBook P1 di Batam, Produksi 100 Unit Per Hari
20 June 2023 |
06:30 WIB
Regulasi pemerintah terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mendorong industri teknologi informasi lebih gencar memaksimalkan produksi dalam negeri. Mengacu pada komitmen tersebut, ASUS Indonesia memperkuat produksi dalam negerinya, ExpertBook P1 (P1412), yang telah dirakit di Indonesia sejak kuartal IV/2022.
Hypeabis.id berkesempatan untuk meninjau langsung proses perakitan ExpertBook P1 oleh pemanufaktur PT Sat Nusapersada Tbk. yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (19/6/2023). Di sini, setidaknya ada 100 unit laptop yang dirakit setiap hari.
Public Relations Manager Sat Nusapersada, Stanley R. Joseph, menyampaikan bahwa sebelumnya pemanufaktur dan vendor memiliki keterbatasan untuk memproduksi barang elektronik di dalam negeri.
Baca juga: Menggenjot TKDN Perangkat Teknologi & Komunikasi
Sebelumnya, laptop ASUS yang dipasarkan di Indonesia merupakan hasil produksi dan rakitan manufaktur China yang kemudian diekspor ke Indonesia. Dari segi biaya produksi tentu lebih murah, tetapi praktik ini merugikan industri manufaktur dalam negeri.
ExpertBook P1 menjadi produk pertama dari pabrik Indonesia yang dipasarkan ke seluruh negeri. Berdasarkan Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri, laptop ini memiliki nilai TKDN 20,85 persen dengan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) 11,10 persen.
Meski sebagian besar komponen ExpertBook P1 masih berasal dari luar negeri, seluruh proses perakitan dikerjakan oleh setidaknya 40 karyawan Sat Nusapersada. Tidak hanya itu, Stanley juga mengungkapkan bahwa material untuk kemasan, buku manual, hingga stiker penanda merupakan produksi dalam negeri.
Tahap pertama produksi laptop ExpertBook P1 diketahui telah selesai dan dipasarkan sejak Maret lalu. Kerjasama antara ASUS Indonesia dan Sat Nusapersada juga dikatakan akan berlanjut melalui produksi model produk elektronik lainnya, termasuk laptop.
Pemanfaatan laptop ini antara lain untuk kebutuhan sektor pemerintahan serta pendidikan. Salah satunya adalah pengadaan laptop untuk program Laptop Merah Putih yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Salah satu upaya ASUS adalah dengan memproduksi laptop secara lokal melalui pabrik perakitan di Batam. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 5 SKU laptop yang telah diproduksi di dalam negeri dengan nilai TKDN dan BMP lebih dari 30 persen.
“Kami juga akan meningkatkan nilai TKDN dan BMP secara bertahap,” ujar Head of Public Relations Asus Indonesia, Muhammad Firman.
Jika sebelumnya ASUS Indonesia mengklaim telah menguasai pasar konsumer terbesar di Indonesia sejak 2013 dan pasar laptop gaming sejak 2015, kini mereka mengincar segmen Business to Business (B2B) dengan memproduksi laptop secara lokal.
Keputusan ini juga terkait dengan kebijakan Kementerian Perindustrian yang mewajibkan TKDN untuk produk laptop minimal 25 persen. Apalagi, produk laptop dinilai memiliki potensi permintaan besar dari konsumen dalam negeri sehingga pemerintah terus mengimbau semua pihak memproritaskan produksi lokal dalam memenuhi kebutuhannya.
Peraturan pemerintah Nomor 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri menyatakan bahwa produk yang telah mencapai nilai 40 persen dari penjumlahan nilai TKDN dan BMP sebesar 40 persen dengan nilai TKDN minimal 25 persen, wajib digunakan dalam negeri, terutama untuk pengadaan di lingkungan pemerintahan.
Firman juga menyampaikan bahwa saat ini potensi segmen konsumen B2B di Indonesia mencapai 1,44 juta unit komputer (laptop, desktop, dan PC All-in-One) per tahun.
Untuk memenuhi peluang itu, ASUS Indonesia berambisi meningkatkan produksi perakitan dalam negeri untuk produk laptop basic yang sesuai kebutuhan vendor serta memenuhi kebijakan TKDN. Sebagai catatan, hingga saat ini terdapat lebih dari 10 SKU laptop ASUS yang telah diproduksi di dalam negeri dengan spesifikasi hardware serta fitur yang bervariasi.
Baca juga: Cek Spesifikasi dan Harga ASUS ExpertBook P1, Debut Laptop Buatan Lokal
Adapun, ExpertBook P1 merupakan laptop serbaguna dengan harga terjangkau yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan komputasi di sektor pemerintahan, edukasi, hingga UMKM. ExpertBook P1 juga hadir dalam berbagai macam konfigurasi hardware sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap penggunanya.
Meski masuk dalam kategori basic, ASUS ExpertBook P1 sudah dilengkapi dengan prosesor Intel Core i3 sampai Intel Core i7, NanoEdge display, layar sudut pandang hingga 178 derajat serta lapisan matte anti-glare untuk pengalaman penggunaan yang lebih nyaman.
Dari sisi hardware, laptop ini menggunakan reinforced chassis, reinforced lid serta E-A-R HDD protection. Sementara dari sisi software, ExpertBook P1 kompatibel dengan ASUS Control Center serta ASUS Business Manager yang dapat membantu pelaku bisnis memastikan gawai mereka terjaga keamanannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hypeabis.id berkesempatan untuk meninjau langsung proses perakitan ExpertBook P1 oleh pemanufaktur PT Sat Nusapersada Tbk. yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (19/6/2023). Di sini, setidaknya ada 100 unit laptop yang dirakit setiap hari.
Public Relations Manager Sat Nusapersada, Stanley R. Joseph, menyampaikan bahwa sebelumnya pemanufaktur dan vendor memiliki keterbatasan untuk memproduksi barang elektronik di dalam negeri.
Baca juga: Menggenjot TKDN Perangkat Teknologi & Komunikasi
Sebelumnya, laptop ASUS yang dipasarkan di Indonesia merupakan hasil produksi dan rakitan manufaktur China yang kemudian diekspor ke Indonesia. Dari segi biaya produksi tentu lebih murah, tetapi praktik ini merugikan industri manufaktur dalam negeri.
ExpertBook P1 menjadi produk pertama dari pabrik Indonesia yang dipasarkan ke seluruh negeri. Berdasarkan Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri, laptop ini memiliki nilai TKDN 20,85 persen dengan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) 11,10 persen.
Meski sebagian besar komponen ExpertBook P1 masih berasal dari luar negeri, seluruh proses perakitan dikerjakan oleh setidaknya 40 karyawan Sat Nusapersada. Tidak hanya itu, Stanley juga mengungkapkan bahwa material untuk kemasan, buku manual, hingga stiker penanda merupakan produksi dalam negeri.
Kunjungan media ke PT Sat Nusapersada Tbk., Batam, Kepulauan Riau, Senin (19/6/2023). (Sumber foto: ASUS Indonesia)
“Ini merupakan investasi besar dan melalui proses audit yang cukup panjang. Kami siapkan seluruhnya equipment baru khusus untuk assembly laptop karena proses perakitan serta quality control berbeda dengan smartphone yang sebelumnya banyak kami kerjakan,” kata Stanley.
Tahap pertama produksi laptop ExpertBook P1 diketahui telah selesai dan dipasarkan sejak Maret lalu. Kerjasama antara ASUS Indonesia dan Sat Nusapersada juga dikatakan akan berlanjut melalui produksi model produk elektronik lainnya, termasuk laptop.
Pemanfaatan laptop ini antara lain untuk kebutuhan sektor pemerintahan serta pendidikan. Salah satunya adalah pengadaan laptop untuk program Laptop Merah Putih yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Ekspansi ke Konsumen B2B
Saat ini pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri, salah satunya adalah produk laptop. Kebijakan TKDN yang berlaku di sektor pemerintahan pun difasilitasi oleh vendor dan manufaktur yang turut bekontribusi mendukung industri dalam negeri.Salah satu upaya ASUS adalah dengan memproduksi laptop secara lokal melalui pabrik perakitan di Batam. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 5 SKU laptop yang telah diproduksi di dalam negeri dengan nilai TKDN dan BMP lebih dari 30 persen.
“Kami juga akan meningkatkan nilai TKDN dan BMP secara bertahap,” ujar Head of Public Relations Asus Indonesia, Muhammad Firman.
Jika sebelumnya ASUS Indonesia mengklaim telah menguasai pasar konsumer terbesar di Indonesia sejak 2013 dan pasar laptop gaming sejak 2015, kini mereka mengincar segmen Business to Business (B2B) dengan memproduksi laptop secara lokal.
Assembly line produk ASUS Indonesia di PT Sat Nusapersada Tbk., Batam, Kepulauan Riau, Senin (19/6/2023). (Sumber foto: Hypeabis/Nirmala Aninda)
Peraturan pemerintah Nomor 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri menyatakan bahwa produk yang telah mencapai nilai 40 persen dari penjumlahan nilai TKDN dan BMP sebesar 40 persen dengan nilai TKDN minimal 25 persen, wajib digunakan dalam negeri, terutama untuk pengadaan di lingkungan pemerintahan.
Firman juga menyampaikan bahwa saat ini potensi segmen konsumen B2B di Indonesia mencapai 1,44 juta unit komputer (laptop, desktop, dan PC All-in-One) per tahun.
Untuk memenuhi peluang itu, ASUS Indonesia berambisi meningkatkan produksi perakitan dalam negeri untuk produk laptop basic yang sesuai kebutuhan vendor serta memenuhi kebijakan TKDN. Sebagai catatan, hingga saat ini terdapat lebih dari 10 SKU laptop ASUS yang telah diproduksi di dalam negeri dengan spesifikasi hardware serta fitur yang bervariasi.
Baca juga: Cek Spesifikasi dan Harga ASUS ExpertBook P1, Debut Laptop Buatan Lokal
Adapun, ExpertBook P1 merupakan laptop serbaguna dengan harga terjangkau yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan komputasi di sektor pemerintahan, edukasi, hingga UMKM. ExpertBook P1 juga hadir dalam berbagai macam konfigurasi hardware sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap penggunanya.
Meski masuk dalam kategori basic, ASUS ExpertBook P1 sudah dilengkapi dengan prosesor Intel Core i3 sampai Intel Core i7, NanoEdge display, layar sudut pandang hingga 178 derajat serta lapisan matte anti-glare untuk pengalaman penggunaan yang lebih nyaman.
Dari sisi hardware, laptop ini menggunakan reinforced chassis, reinforced lid serta E-A-R HDD protection. Sementara dari sisi software, ExpertBook P1 kompatibel dengan ASUS Control Center serta ASUS Business Manager yang dapat membantu pelaku bisnis memastikan gawai mereka terjaga keamanannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.