Mengintip Koleksi Terbaru Sejauh Mata Memandang yang Terinspirasi dari Jajanan Tradisional
08 March 2023 |
22:00 WIB
Jenama fesyen lokal, Sejauh Mata Memandang, meluncurkan koleksi terbaru yang bertajuk Kudapan. Karya-karya busana yang dihadirkan dalam koleksi anyar itu terinspirasi dari jajanan tradisional di dalam negeri, tidak lain adalah onde-onde dan kue lapis.
Pendiri dan Direktur Kreatif dari Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, berharap bisa memberikan makna yang berkesan kepada pengguna koleksi terbaru dari perusahaan dengan motif dan desain yang dihadirkan di koleksi ini.
“Bagi masyarakat Indonesia, onde-onde melambangkan keberuntungan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. Sementara kue lapis memiliki filosofi harmoni kesatuan,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id pada Rabu, 8 Maret 2023.
Baca juga: Gemerlap Indonesia Fashion Week 2023 dalam Lensa
Dia menuturkan pakaian yang menjadi bagian dalam koleksi terbaru itu adalah busana siap pakai. Mulai dari atasan berupa kebaya panjang, kebaya pendek, baju panjang, dan outer. Ada juga bawahan seperti rok lilit dan sarung, serta berbagai item lainnya.
Busana-busana itu juga telah mengalami modifikasi, sehingga dapat digunakan oleh orang dalam berbagai kesempatan. Sementara terkait dengan motif, bulat-bulat dan garis berlapis dengan nuansa warna seperti hijau botol, biru muda, dan salem tersaji di koleksi yang ditampilkan.
Sejauh Mata Memandang juga menggunakan jenis kain seperti tencel dan katun untuk membuat para penggunanya merasa nyaman di iklim tropis. Sementara itu, pakaian-pakaian yang menjadi koleksi Kudapan ini diproses dengan dua teknik, yakni batik cap dan cetak saring tangan.
Chitra mengeklaim pembuatan koleksi Kudapan juga melalui proses yang bertanggung jawab dari pemilihan bahan, proses pewarnaan, sampai keterlibatan para pengrajin lokal yang memiliki keterampilan. Sebagai contoh, pengerjaan busana dengan teknik batik cap dibuat di Desa Watukebo, Banyuwangi. Sementara itu, busana yang dibuat dengan cetak saring tangan bekerja sama dengan UMKM asal Bali di Desa Duri Puri Kauh.
“Berbagai upaya ini sejalan dengan komitmen Sejauh Mata Memandang untuk secara konsisten berkarya dengan lebih bertanggung jawab dan lebih sirkular serta menjalin kolaborasi dengan para mitra dari berbagai tempat di Indonesia,” katanya.
Untuk diketahui, Sejauh Mata Memandang didirikan pada akhir 2014. Mereka mengeklaim sebagai sebuah label tekstil slow fashion yang mengedepankan model bisnis sirkular dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka juga menyatakan aktif melakukan pameran yang mengangkat berbagai isu.
Merk ini juga bekerja sama dengan para artisan, komunitas, pabrik, dan perajin di berbagai tempat di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa, Sumatera, Bali, dan Sumba.
Sebelumnya, dalam catatan Hypeabis.id, merek ini meluncurkan busana bertajuk Baur di ajang Jakarta Fashion Week 2023. Koleksi tersebut sebagai upaya dari label dalam memberikan “napas” baru bagi beragam bahan tekstil yang sudah tidak lagi digunakan.
Misalnya kain perca sisa produksi, kain stok mati atau deadstock, kain sisa dari berbagai pameran yang diikuti, hingga kain daur ulang dari pakaian tidak layak pakai. Bahan-bahan itu diolah, digabungkan dengan benang baru, dan dipadukan dengan baik sehingga jadi pakaian baru.
Koleksi Baur disebut membuat siklus hidup pakaian menjadi lebih panjang dan limbah tekstil pasca produksi tidak menjadi sampah abadi. Tidak hanya itu, busana dalam koleksi juga disebutkan merupakan bentuk peran aktif dan kontribusi manajemen dalam menjaga bumi.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Pendiri dan Direktur Kreatif dari Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, berharap bisa memberikan makna yang berkesan kepada pengguna koleksi terbaru dari perusahaan dengan motif dan desain yang dihadirkan di koleksi ini.
“Bagi masyarakat Indonesia, onde-onde melambangkan keberuntungan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. Sementara kue lapis memiliki filosofi harmoni kesatuan,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id pada Rabu, 8 Maret 2023.
Baca juga: Gemerlap Indonesia Fashion Week 2023 dalam Lensa
Sajian koleksi Sejauh Mata Memandang (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Busana-busana itu juga telah mengalami modifikasi, sehingga dapat digunakan oleh orang dalam berbagai kesempatan. Sementara terkait dengan motif, bulat-bulat dan garis berlapis dengan nuansa warna seperti hijau botol, biru muda, dan salem tersaji di koleksi yang ditampilkan.
Sejauh Mata Memandang juga menggunakan jenis kain seperti tencel dan katun untuk membuat para penggunanya merasa nyaman di iklim tropis. Sementara itu, pakaian-pakaian yang menjadi koleksi Kudapan ini diproses dengan dua teknik, yakni batik cap dan cetak saring tangan.
Chitra mengeklaim pembuatan koleksi Kudapan juga melalui proses yang bertanggung jawab dari pemilihan bahan, proses pewarnaan, sampai keterlibatan para pengrajin lokal yang memiliki keterampilan. Sebagai contoh, pengerjaan busana dengan teknik batik cap dibuat di Desa Watukebo, Banyuwangi. Sementara itu, busana yang dibuat dengan cetak saring tangan bekerja sama dengan UMKM asal Bali di Desa Duri Puri Kauh.
“Berbagai upaya ini sejalan dengan komitmen Sejauh Mata Memandang untuk secara konsisten berkarya dengan lebih bertanggung jawab dan lebih sirkular serta menjalin kolaborasi dengan para mitra dari berbagai tempat di Indonesia,” katanya.
Koleksi Kudapan (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Merk ini juga bekerja sama dengan para artisan, komunitas, pabrik, dan perajin di berbagai tempat di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa, Sumatera, Bali, dan Sumba.
Sebelumnya, dalam catatan Hypeabis.id, merek ini meluncurkan busana bertajuk Baur di ajang Jakarta Fashion Week 2023. Koleksi tersebut sebagai upaya dari label dalam memberikan “napas” baru bagi beragam bahan tekstil yang sudah tidak lagi digunakan.
Misalnya kain perca sisa produksi, kain stok mati atau deadstock, kain sisa dari berbagai pameran yang diikuti, hingga kain daur ulang dari pakaian tidak layak pakai. Bahan-bahan itu diolah, digabungkan dengan benang baru, dan dipadukan dengan baik sehingga jadi pakaian baru.
Koleksi Baur disebut membuat siklus hidup pakaian menjadi lebih panjang dan limbah tekstil pasca produksi tidak menjadi sampah abadi. Tidak hanya itu, busana dalam koleksi juga disebutkan merupakan bentuk peran aktif dan kontribusi manajemen dalam menjaga bumi.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.