4 Cara Meningkatkan Partisipasi Perempuan Dalam Dunia Kerja
10 June 2023 |
07:00 WIB
Meski peran serta perempuan di masyarakat dan dalam dunia kerja saat ini terus meningkat tetapi posisi kepemimpinan perempuan di berbagai industri masih sangat minim. Padahal, perempuan memiliki potensi yang sama baiknya dengan laki-laki saat menjadi pemimpin.
Untuk memberi inspirasi mengenai kisah-kisah perempuan yang berhasil menembus berbagai batasan menjadi pemimpin yang sukses di bidangnya, Kearney dan perusahan executive global, didukung oleh Bursa Efek Indonesia meluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace.
Baca juga: Mengubah Paradigma Bisnis: Mendorong Persentase Perempuan yang Seimbang di Posisi Eksekutif
Pada kesempatan yang sama, sebuah komunitas beranggotakan pemimpin perusahaan professional yang dikembangkan oleh Kearney dan Egon Zehnder, serta bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Business Coalition for Woman Empowerment (IBCWE) turut diluncurkan dengan nama IGNITE.
Dalam buku tersebut, IGNITE mengidentifikasi empat pilar utama sebagai langkah yang diperlukan untuk memberdayakan perempuan dan mendefinisikan ulang masa depan tempat kerja bagi perempuan yakni Attract (Menarik), Nurture (Membina), Retain (Mempertahankan), dan New Ways of Working (Cara Kerja Baru).
Perusahaan dan organisasi harus mempertimbangkan kembali cara menarik talenta perempuan dan menyampaikan nilai tempat kerja yang beragam dan inklusif. Perusahaan juga harus berkomunikasi mengenai pandangan, kemajuan, dan tujuan mereka mengenai keragaman gender dan menyampaikannya menjadi citra mereka untuk menarik kandidat.
Norlida Azmi, Chief People Officer Axiata Group mengatakan salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan karir perempuan adalah dengan membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri. Ini adalah konsep yang relatif mendasar, tetapi banyak perempuan yang masih berjuang untuk mengatasi hal ini.
“Maka membantu perempuan membangun kepercayaan diri mungkin adalah cara yang tepat untuk membina dan mendukung masa depan mereka,” tulisnya dalam buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace.
Kedua, membina dan mengembangkan kontribusi talenta perempuan memberikan dampak yang kuat dan berarti bagi kemajuan mereka. Dalam organisasi, sangat penting bagi perempuan untuk merasa diterima dengan memiliki panutan kuat dari sesama perempuan, ditambah dengan akses ke sponsor, serta komitmen kepemimpinan.
Alexandra Iskandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menuturkan bahwa Bank Mandiri membuka kesempatan bagi para orang tua, terutama para ibu, untuk bekerja secara fleksibel. Bagi karyawan perempuan yang berminat mengembangkan karir, pihaknya memberi dukungan penuh dengan memberikan pelatihan, workshop, dan mentorship.
Alexandra mengatakan, Bank Mandiri mengalami kemajuan signifikan dalam penerapan kesetaraan gender. Pada tahun 2021, karyawan perempuan mencapai 43 persen, dan 30 persen dari mereka memegang peran kepemimpinan.
Perusahaan dan organisasi harus memprioritaskan kembali upaya mereka untuk mempertahankan pekerja perempuan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi para pekerja perempuan adalah mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Salah satu alasan utama perempuan meninggalkan pekerjaannya adalah karena kurangnya kesempatan untuk berkembang secara profesional dan pribadi.
Ira Eddymurthy, Founding Partner Konsultan Hukum SSEK, mengataka, untuk membangun lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga kedua maka dapat menyediakan tempat yang aman di mana semua karyawan diperlakukan dengan baik.
“Sangat penting agar semua orang dapat berbicara tentang pekerjaan dan keluarga, terutama selama pandemi. Kondisi seperti ini mendukung karyawan saat bekerja dari rumah,” ucapnya.
Pandemi Covid-19 memaksa berbagai industri untuk beradaptasi dengan tempat dan cara kerja yang baru. Hal ini harus diterapkan untuk membangun lingkungan kerja jarak jauh yang berkelanjutan.
Samira Shihab, CEO Tinkerlust mengungkapkan bahwa melalui cara kerja yang baru, ia tidak hanya memberikan fleksibilitas kerja kepada karyawan perempuannya tetapi juga kepada karyawan laki-laki.
“Banyak ayah mengalami tantangan yang sama seperti ibu, seperti mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Saya percaya jika kita ingin mendorong perempuan untuk terus tumbuh, kita juga harus mendukung pasangannya,” jelasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Untuk memberi inspirasi mengenai kisah-kisah perempuan yang berhasil menembus berbagai batasan menjadi pemimpin yang sukses di bidangnya, Kearney dan perusahan executive global, didukung oleh Bursa Efek Indonesia meluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace.
Baca juga: Mengubah Paradigma Bisnis: Mendorong Persentase Perempuan yang Seimbang di Posisi Eksekutif
Pada kesempatan yang sama, sebuah komunitas beranggotakan pemimpin perusahaan professional yang dikembangkan oleh Kearney dan Egon Zehnder, serta bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Business Coalition for Woman Empowerment (IBCWE) turut diluncurkan dengan nama IGNITE.
Dalam buku tersebut, IGNITE mengidentifikasi empat pilar utama sebagai langkah yang diperlukan untuk memberdayakan perempuan dan mendefinisikan ulang masa depan tempat kerja bagi perempuan yakni Attract (Menarik), Nurture (Membina), Retain (Mempertahankan), dan New Ways of Working (Cara Kerja Baru).
1. Attract
Perusahaan dan organisasi harus mempertimbangkan kembali cara menarik talenta perempuan dan menyampaikan nilai tempat kerja yang beragam dan inklusif. Perusahaan juga harus berkomunikasi mengenai pandangan, kemajuan, dan tujuan mereka mengenai keragaman gender dan menyampaikannya menjadi citra mereka untuk menarik kandidat.Norlida Azmi, Chief People Officer Axiata Group mengatakan salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan karir perempuan adalah dengan membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri. Ini adalah konsep yang relatif mendasar, tetapi banyak perempuan yang masih berjuang untuk mengatasi hal ini.
“Maka membantu perempuan membangun kepercayaan diri mungkin adalah cara yang tepat untuk membina dan mendukung masa depan mereka,” tulisnya dalam buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace.
2. Nurture
Kedua, membina dan mengembangkan kontribusi talenta perempuan memberikan dampak yang kuat dan berarti bagi kemajuan mereka. Dalam organisasi, sangat penting bagi perempuan untuk merasa diterima dengan memiliki panutan kuat dari sesama perempuan, ditambah dengan akses ke sponsor, serta komitmen kepemimpinan.Alexandra Iskandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menuturkan bahwa Bank Mandiri membuka kesempatan bagi para orang tua, terutama para ibu, untuk bekerja secara fleksibel. Bagi karyawan perempuan yang berminat mengembangkan karir, pihaknya memberi dukungan penuh dengan memberikan pelatihan, workshop, dan mentorship.
Alexandra mengatakan, Bank Mandiri mengalami kemajuan signifikan dalam penerapan kesetaraan gender. Pada tahun 2021, karyawan perempuan mencapai 43 persen, dan 30 persen dari mereka memegang peran kepemimpinan.
3. Retain
Perusahaan dan organisasi harus memprioritaskan kembali upaya mereka untuk mempertahankan pekerja perempuan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi para pekerja perempuan adalah mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Salah satu alasan utama perempuan meninggalkan pekerjaannya adalah karena kurangnya kesempatan untuk berkembang secara profesional dan pribadi.Ira Eddymurthy, Founding Partner Konsultan Hukum SSEK, mengataka, untuk membangun lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga kedua maka dapat menyediakan tempat yang aman di mana semua karyawan diperlakukan dengan baik.
“Sangat penting agar semua orang dapat berbicara tentang pekerjaan dan keluarga, terutama selama pandemi. Kondisi seperti ini mendukung karyawan saat bekerja dari rumah,” ucapnya.
4. New Ways of Working
Pandemi Covid-19 memaksa berbagai industri untuk beradaptasi dengan tempat dan cara kerja yang baru. Hal ini harus diterapkan untuk membangun lingkungan kerja jarak jauh yang berkelanjutan.Samira Shihab, CEO Tinkerlust mengungkapkan bahwa melalui cara kerja yang baru, ia tidak hanya memberikan fleksibilitas kerja kepada karyawan perempuannya tetapi juga kepada karyawan laki-laki.
“Banyak ayah mengalami tantangan yang sama seperti ibu, seperti mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Saya percaya jika kita ingin mendorong perempuan untuk terus tumbuh, kita juga harus mendukung pasangannya,” jelasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.