Rokok menjadi penyebab stunting. (Sumber gambar : Freepik)

Waduh, Pajanan Rokok Bisa Jadi Penyebab Anak stunting

09 June 2023   |   00:15 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Rokok berbahaya bagi kesehatan. Bukan hanya terhadap penggunanya saja, tetapi juga mereka yang terpapar asapnya. Bahkan, bisa dikatakan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab stunting pada anak loh, Genhype. 

Merujuk pada hasil penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada 2018, balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kg lebih kurang dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan 5,5 persen balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.

Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia  Dr. Feni Fitriani Taufik penelitian di RS Persahabatan, ada tiga kelompok bayi yang dilahirkan yakni dari ibu yang tidak merokok, ibu yang jadi perokok pasif, dan ibu perokok aktif.

Hasilnya didapatkan bahwa pada plasenta bayi dengan ibu perokok aktif dan pasif itu sama-sama ditemukan nikotin. Kemudian dari waktu lahir pun panjang badan dan berat badan bayi jauh lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak merokok.

Baca juga: Rokok & Vape Sama Bahayanya untuk Kesehatan, Begini Penjelasan Dokter

“Jadi, pajanan rokok berpengaruh bukan saja setelah lahir, tapi di dalam kehamilan pun itu sudah sangat berpengaruh kepada bayi,” ujar Feni.

Dio menambahkan, ada istilah secondhand smoke dan thirdhand smoke. Secondhand smoke adalah asap rokok yang dilepaskan oleh perokok kemudian dihirup oleh orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, thirdhand smoke adalah sisa bahan kimia dari asap rokok. Umumnya tidak terlihat tapi berbahaya, bukan hanya asap tapi residu dari orang yang merokok yang menempel terutama di dalam rumah seperti gorden, karpet, dan sofa.

“Kalau berbicara stunting, secondhand smoke dan thirdhand smoke menyebabkan beban ekonomi keluarga akan berlipat. Sebab perkembangan anak terganggu,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Kamis (8/6/202).

Endang Sumiwi, Dirjen Kesehatan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan, mengatakan jikalau balita berpotensi terpapar rokok di rumahnya, maka ini menjadi salah satu hambatan pemerintah dalam menurunkan stunting. 

Sementara itu, data dari Global Adult Tobacco Survey menyebut konsumsi rokok menghabiskan uang sebesar Rp382.000 per bulannya. Sejatinya uang tersebut, menurut Endang, bisa dialihkan untuk membeli protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk tumbuh supaya tidak stunting.

“Kalau mau berkontribusi untuk stunting, para orang tua tidak usah merokok dan lebih baik gunakan uangnya untuk membeli protein hewani seperti telur,” papar Dirjen Endang.

Konsumsi rokok dan hasil tembakau juga memiliki dampak terhadap sosial ekonomi. Data Survei Sosial Ekonomi Nasioanl (Susenas) 2021 menjelaskan pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk kebutuhan protein di keluarga.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan belanja rokok merupakan belanja terbesar kedua di keluarga dan tiga kali lebih tinggi daripada beli telur. Rokok menjadi persentase pengeluaran keluarga terbesar kedua sebanyak 11,9 persen di wilayah perkotaan maupun pedesaan dibandingkan untuk mereka yang mengkonsumsi makanan bergizi seperti telur, daging, dan ayam.

Baca juga: Ternyata Ini 5 Alasan Dilarang Merokok di Dalam Pesawat, Bahaya Banget!

Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Ini 8 Cara Mencegah Batuk & Pilek Pada Anak

BERIKUTNYA

Bikin Gahar POCO F5, Intip 7 Keunggulan Chipset Snapdragon 7+ Gen 2

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: