Ilustrasi dilarang merokok (Sumber gambar - Kristaps Solims - Unsplash)

Terapi Pengganti Nikotin, Apakah Efektif Menghentikan Kebiasaan Merokok?

28 August 2022   |   19:00 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Rokok telah lama menjadi masalah kesehatan yang dihadapi penduduk dunia. Kandungan nikotin dalam rokok diketahui menjadi faktor risiko berbagai penyakit seperti jantung, stroke, kanker, impotensi, hingga infertilitas. Sementara itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi konsumsi rokok, mulai dari penaikan harga jual hingga menciptakan berbagai alat bantu untuk tujuan tersebut.

Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 15 Januari 2017, Dokter Spesialis Paru Agus Dwi Susanto menuturkan salah satu produk yang diciptakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap tembakau adalah rokok elektrik. Adapun, saat ini sudah beredar berbagai macam rokok elektrik.

Baca juga: Yakin Vape Lebih Aman Ketimbang Rokok?

Generasi terbaru yang sedang menjadi primadona yaitu vape. Rokok elektrik ini menggunakan sistem penguapan untuk menghasilkan asap putih seperti pada rokok konvensional. Vape juga dibuat lebih menarik dengan berbagai varian rasa. “Pada awalnya rokok elektrik memang diciptakan untuk membantu perokok meninggalkan tembakau,” ujar Agus.

Sayangnya, pemahaman tersebut saat ini sudah bergeser. Rokok elektrik tidak lagi dimanfaatkan untuk membantu agar seseorang berhenti merokok, tetapi justru dikonsumsi sebagai alat baru untuk memasukkan nikotin dalam tubuh.
 

Terapi Pengganti Nikotin

Agus menuturkan, untuk berhenti merokok sebenarnya dikenal istilah nicotine replacement therapy (NRT) atau terapi pengganti nikotin.

Rokok elektrik rendah nikotin termasuk dalam kategori ini. Jika benar-benar ingin memanfaatkan rokok elektrik untuk berhenti menghisap tembakau, Agus menjelaskan terdapat beberapa hal yang patut dipahami.

Pertama, penggunaannya harus sesuai dengan pengawasan tenaga medis. Agus mengatakan dosis nikotin pada terapi NRT harus diatur dari dosis maksimal hingga dosis terkecil. Kedua, penggunaanya juga terbatas waktu. “Biasanya terapi NRT sampai 3 bulan. Jadi kalau ada yang pakai rokok elektrik agar bisa berhenti merokok, harus dilihat pemakaiannya sampai berapa lama,” ujarnya.
 

Jenis-jenis NRT

Anggi Gayatri dan Arini Setyawati dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bersama dengan Agus Dwi Suasanto pernah melakukan penelitian terkait dengan pemanfaatan NRT.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Cermin Dunia Kedokteran (CDK) tersebut dijelaskan bahwa untuk seseorang bisa berhenti merokok diperlukan intervensi farmakologis dan konseling. Salah satu terapi yang direkomendasikan adalah NRT atau pemberian nikotin bukan melalui rokok.

NRT sendiri tersedia dalam beberapa bentuk, mulai dari nikotin transdermal yang memanfaatkan jaringan kulit, permen karet, tablet hisap, tablet sublingual, inhaler, dan alat semprot. Pada dasarnya, NRT bertujuan menggantikan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok.

Baca juga: Begini Cara Rokok Memengaruhi Kesuburan Pria

NRT bekerja dengan mengurangi gejala putus nikotin, mengurangi efek nikotin, dan memberikan efek yang sebelumnya didapatkan dari rokok.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

7 Hal Penting yang Harus Dihapus dari Laptop Kantor saat Resign

BERIKUTNYA

2 Lukisan Karya Affandi Terjual dengan Harga Fantastis di Art Jakarta 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: