Ilustrasi teknologi SIM Card dan eSIM (Sumber: Freepik)

Mengenal Teknologi eSIM, Sejarah hingga Kekurangan & Kelebihannya

04 June 2023   |   22:52 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Teknologi Embedded Subscriber Identity Module (eSIM/e-SIM) sudah eksis sejak lama. Versi standarnya secara global diterbitkan pertama kali pada 2016. Di Indonesia pun, teknologi ini sejatinya sudah meluncur sejak 2019, yang digawangi oleh operator seluler Smartfren. Namun, hingga kini adopsinya masih belum masif. 

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada akhir Mei 2023 juga baru mengumumkan uji publik kajian implementasi eSIM. Tujuannya untuk memperoleh gambaran mengenai teknologi tersebut, implementasinya, hingga analisis kebijakan dan regulasi. 

Ya, hingga kini belum ada aturan khusus yang mengatur operasional embedded subscriber identity module di Tanah Air. Pemerintah masih mempersiapkan regulasi terkait guna mematangkan ekosistem yang positif untuk publik. 

Genhype mungkin juga sudah sering mendengar istilah eSIM. Akan tetapi, barangkali masih banyak yang belum familiar tentang teknologi ini. Oleh karena itu, yuk simak ulasan mengenai teknologi eSIM dari Hypeabis.id berikut ini.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Teknologi Jaringan Seluler, 1G hingga 5G


Apa Itu eSIM? 

International Telecommunication Union (ITU) mendefinisikan eSIM sebagai teknologi yang menggunakan cip terintegrasi dalam perangkat telekomunikasi, guna menyediakan fungsi identifikasi pelanggan dan manajemen profil operator secara elektronik. 

Sementara itu, menurut Global System for Mobile Communications Association (GSMA), eSIM merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan, mengelola, dan beralih antara profil operator jaringan secara elektronik, tanpa perlu menggunakan kartu SIM fisik seperti yang umum dipakai saat ini. 

Jadi, eSIM menggunakan cip terintegrasi yang tertanam dalam perangkat telekomunikasi seperti smartphone, tablet, atau bahkan smartwatch, untuk melakukan fungsi-fungsi sebuah SIM: menyimpan informasi identitas pelanggan dan memungkinkan pengguna mengakses layanan dari operator seluler. 

Secara fungsional, tidak ada perbedaan mendasar antara kartu SIM (SIM card) dan eSIM. Paling, proses aktivasinya yang tidak menggunakan kartu fisik, alih-alih melalui antarmuka perangkat. Aktivasi eSIM biasanya melibatkan pemindaian kode QR atau mengisi formulir secara digital. 
 

eSIM (Sumber: GSMA)

eSIM (Sumber: GSMA)


Sejarah & Perkembangan 

Konsep eSIM pertama kali muncul pada 2010, diumumkan oleh GSMA. Teknologi ini dikembangkan sebagai alternatif untuk menggantikan posisi kartu SIM fisik dengan cip terintegrasi yang tertanam di perangkat telekomunikasi. Latar belakang pengembangannya terkait dengan fleksibilitas penggunaan, batasan ruang fisik, hingga meningkatnya kebutuhan akan perangkat internet of things (IoT). 

Dalam konteks fleksibilitas, saat pengguna smartphone memakai kartu SIM fisik, mereka harus menukar SIM saat ingin mengganti jaringan operator seluler atau ketika bepergian ke luar negeri. Dengan adanya eSIM, pengguna bisa lebih mudah mengganti profil hingga operator melalui antarmuka perangkat tanpa perlu menggonta-ganti kartu fisik. 

Sementara itu, dalam konteks IoT yang makin masif, bayangkan ada banyak perangkat yang terhubung secara nirkabel, tapi memerlukan pemakaian SIM fisik pada tiap-tiap produk. Hal ini tentunya tidak praktis. Oleh karena itu, muncul inisiatif untuk menghadirkan SIM yang terintegrasi langsung di dalam perangkat. 

3 tahun berselang, tepatnya pada 2013, GSMA merilis spesifikasi teknis eSIM yang menjadi dasar untuk mengembangkan teknologinya. Ini mencakup persyaratan teknis untuk cip terintegrasi, pengelolaan profil-operator, dan interoperabilitas antara perangkat dan operator jaringan. 

Setahun berikutnya, asosiasi menghadirkan apa yang disebut sebagai standar Remote SIM Provisioning (RSP), yang memungkinkan aktivasi dan pengelolaan profil-operator melalui koneksi jaringan tanpa perlu mengganti kartu SIM fisik. 

Pada 2016, jam tangan pintar dari Samsung yakni Gear S2 Classic 3G menjadi perangkat pertama yang menerapkan eSIM. Akan tetapi pada tahun itu implementasinya masih sangat minim. Baru setelahnya, mulai 2017 hingga 2018 banyak operator yang melirik teknologi ini dan menyematkannya pada produk anyar mereka. Ini termasuk Apple Watch dan iPhone dari perusahaan Apple hingga Pixel dari Google. 
 

Kelebihan & Kekurangan 


Kelebihan 


1. Kemudahan Penggunaan 
Dengan adanya eSIM, pengguna gawai smartphone, smartwatch, dan tablet tidak perlu lagi mengganti kartu SIM fisik secara manual. Aktivasi dan pengaturan layanan eSIM umumnya bisa dilakukan lewat antarmuka perangkat secara langsung. Hal ini tentunya menyediakan pengalaman yang lebih sederhana, fleksibel, dan efisien. 

2. Dual SIM/Multi-Operator 
Embedded SIM juga memungkinkan penggunanya memiliki beberapa profil operator seluler dalam satu perangkat. Jadi kalian bisa memakai dua nomor telepon atau mengakses jaringan yang berbeda tanpa perlu mengganti kartu fisiknya. Sekarang, fitur ini memang telah ditawarkan oleh vendor ponsel dengan adanya dua slot atau lebih kartu SIM sekaligus.

3. Ruang Fisik yang Efisien 
Dengan meniadakan kartu SIM fisik, perangkat jadi lebih ringkas dan punya lebih banyak ruang untuk komponen lain. Produsen smartphone, misalnya, bisa mengisi ruang tersebut untuk peningkatan kapasitas baterai yang lebih besar atau modul kamera tambahan, sehingga bisa memberi pengalaman lebih bagi pengguna.  
 

Kekurangan

 

1.  Keterbatasan Perangkat 
Sebagai teknologi yang relatif lebih baru ketimbang SIM card, tentunya ada keterbatasan perangkat yang kompatibel dengan eSIM. Tidak semua smartphone juga mendukung teknologi ini, yang berarti pengguna harus memastikan gawai mereka memang menyediakan fitur tersebut. Hingga saat ini pun, sebagian besar perangkat yang menyematkan teknologi eSIM termasuk dalam kategori premium yang lebih mahal. 

2. Ketergantungan pada Internet 
Lantaran tidak punya bentuk fisik, proses aktivasi dan pengaturan eSIM memerlukan koneksi internet yang stabil. Jika tidak ada layanan Internet, pengguna bisa jadi mengalami kesulitan untuk mengoperasikannya.

3. Keterbatasan Operator
Terakhir, layanan eSIM juga masih belum diamini oleh seluruh operator seluler, tak terkecuali di Indonesia. Sejauh ini, baru dua perusahaan yang menyediakan layanan itu yakni Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Smartfren. Jadi, jika operator tidak mendukung eSIM, maka pengguna tidak akan bisa memanfaatkan layanan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
 

Baca juga: Pengguna Operator Seluler Indonesia Konsumsi Data Hingga 17 GB Per Bulan 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Suguhkan Karakter Berbeda, Dikta Wicaksono Tampilkan Blues di Panggung BNI JJF 2023

BERIKUTNYA

Oscar Lolang & Barry Likumahuwa Suarakan Kesehatan Mental di BNI Java Jazz Festival 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: