Cuan Ciamik Bisnis Porselen Antik
31 May 2023 |
22:48 WIB
Peluang bisnis barang antik hingga saat ini masih memiliki prospek yang menjanjikan. Terlebih bisnis yang masuk dalam kategori barang koleksi ini mempunyai pangsa pasarnya sendiri, terutama para kolektor yang memang hobi berburu dan mengumpulkan barang-barang antik dan kuno.
Salah satu jenis barang antik yang masih dilirik adalah barang-barang porselen mulai dari piring, mangkuk,vas bunga, hingga guci yang berasal dari zaman dinasti China kuno. Achmad Yusuf, pemilik Joesuf Art mengatakan saat ini banyak kolektor yang masih mencari barang-barang porcelain periode Kangxi dan Qianlong.
Baca juga: Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik
Bahkan harga pasaran untuk barang di periode tersebut cenderung stabil tinggi di pasaran, tentunya untuk barang original dan yang memiliki kualitas tinggi. Pasalnya sebaran untuk barang-barang tersebut saat ini sudah sangat terbatas sedangkan permintaannya masih tinggi.
“Kalau untuk barang Kangxi modalnya memang besar, tapi saya pernah mendapatkan yang versi low end dan kondisinya tidak mulus, yakni sebuah cangkir wine yang saya beli diharga Rp300.000 dan bisa laku Rp1,5 juta hanya dalam waktu satu hari,” tuturnya.
Selain porselen pada zaman tersebut, barang-barang antic pada awal republic di tahun 1920an serta periode Dinasti Ming awal dan periode Yuan juga terbilang masih banyak diminati. “Namun khusus untuk barang Yuan ini cukup ‘tricky’ karena banyak beredar barang palsu dan copy nya,” tutur pria yang akrab disapa Ucup ini.
Untuk menghindari produk palsu, maka pemilik usaha harus terus belajar baik melalui buku maupun membuka situs-situs online yang memberikan pembelajaran mengenai porselen antic. Selain itu, Ucup juga terbilang cukup aktif mengikuti diskusi di group facebook untuk saling berbagi foto dan pengetahuan.
Menurutnya, bisnis jual beli porselen antik ini masih sangat menjanjikan. Meskipun konsumennya terbatas pada kalangan tertentu saja tetapi barang bisa dijual dengan harga yang tinggi karena tidak ada patokan resmi dalam harga jual maupun beli sehingga memberikan keuntungan tersendiri bagi penjual.
Konsumennya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Hongkong dan China.
Untuk mendapatkan barang-barang antic tersebut, Ucup biasanya melakukan perburuan ke tempat-tempat yang menurut informasi ada barang-barang peninggalan dari generasi sebelumnya. Biasanya didapatkan melalui anak dari keluarga yang sudah tidak minat terhadap koleksi peninggalan orang tuanya atau barang lungsuran kolektor lama yang mau dijual.
“Pertimbangan dalam membeli tentunya harus asli atau original, dan yang tidak kalah penting adalah masih bisa mendapatkan untung dari barang tersebut saat dijual kembali,” tuturnya.
Untuk menentukan harga jual, Ucup mengatakan tidak ada patokan atau fixed price, yang mungkin adalah perkiraan harga atau range harga. Bahkan, tidak semua barang antic atau tua pasti memiliki harga tinggi.
Sementara dari sisi keuntungan menurutnya sangat tergantung dari si penjual. Apakah dia ingin menjual cepat atau menahan barang. Minimal harus mendapatkan keuntungan sekitar 50% atau minimal 30%.
Baca juga: Wahai Kolektor Muda, Begini Tip Mengoleksi Karya Seni yang Harus Kalian Ketahui
Meski cukup menguntungkan tetapi dalam menjalankan bisnis ini tentu saja ada sejumlah kendala dan tantangan yang masih dihadapi. Apalagi tidak setiap barang yang didapatkan original dan utuh. Selain itu, sebagai barang koleksi, pangsa pasarnya sangat terbatas dan tidak selalu mendapatkan keuntungan yang sama setiap bulan.
Khusus untuk kendala dalam berdagang antik secara online adalah tidak semua platform dalam memasarkan itu gratis, dibutuhkan biaya besar untuk biaya iklan agar toko onlinenya bisa tetap ada di bagian atas atau tampil di halaman pertama google sehingga bisa dilihat dan dicari oleh calon pembeli.
Editor: Fajar Sidik
Salah satu jenis barang antik yang masih dilirik adalah barang-barang porselen mulai dari piring, mangkuk,vas bunga, hingga guci yang berasal dari zaman dinasti China kuno. Achmad Yusuf, pemilik Joesuf Art mengatakan saat ini banyak kolektor yang masih mencari barang-barang porcelain periode Kangxi dan Qianlong.
Baca juga: Kolektor Handojo Susanto Beberkan 7 Hal Penting Sebelum Membeli Barang Antik
Bahkan harga pasaran untuk barang di periode tersebut cenderung stabil tinggi di pasaran, tentunya untuk barang original dan yang memiliki kualitas tinggi. Pasalnya sebaran untuk barang-barang tersebut saat ini sudah sangat terbatas sedangkan permintaannya masih tinggi.
“Kalau untuk barang Kangxi modalnya memang besar, tapi saya pernah mendapatkan yang versi low end dan kondisinya tidak mulus, yakni sebuah cangkir wine yang saya beli diharga Rp300.000 dan bisa laku Rp1,5 juta hanya dalam waktu satu hari,” tuturnya.
Selain porselen pada zaman tersebut, barang-barang antic pada awal republic di tahun 1920an serta periode Dinasti Ming awal dan periode Yuan juga terbilang masih banyak diminati. “Namun khusus untuk barang Yuan ini cukup ‘tricky’ karena banyak beredar barang palsu dan copy nya,” tutur pria yang akrab disapa Ucup ini.
Untuk menghindari produk palsu, maka pemilik usaha harus terus belajar baik melalui buku maupun membuka situs-situs online yang memberikan pembelajaran mengenai porselen antic. Selain itu, Ucup juga terbilang cukup aktif mengikuti diskusi di group facebook untuk saling berbagi foto dan pengetahuan.
Menurutnya, bisnis jual beli porselen antik ini masih sangat menjanjikan. Meskipun konsumennya terbatas pada kalangan tertentu saja tetapi barang bisa dijual dengan harga yang tinggi karena tidak ada patokan resmi dalam harga jual maupun beli sehingga memberikan keuntungan tersendiri bagi penjual.
Konsumennya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Hongkong dan China.
Untuk mendapatkan barang-barang antic tersebut, Ucup biasanya melakukan perburuan ke tempat-tempat yang menurut informasi ada barang-barang peninggalan dari generasi sebelumnya. Biasanya didapatkan melalui anak dari keluarga yang sudah tidak minat terhadap koleksi peninggalan orang tuanya atau barang lungsuran kolektor lama yang mau dijual.
“Pertimbangan dalam membeli tentunya harus asli atau original, dan yang tidak kalah penting adalah masih bisa mendapatkan untung dari barang tersebut saat dijual kembali,” tuturnya.
Untuk menentukan harga jual, Ucup mengatakan tidak ada patokan atau fixed price, yang mungkin adalah perkiraan harga atau range harga. Bahkan, tidak semua barang antic atau tua pasti memiliki harga tinggi.
Sementara dari sisi keuntungan menurutnya sangat tergantung dari si penjual. Apakah dia ingin menjual cepat atau menahan barang. Minimal harus mendapatkan keuntungan sekitar 50% atau minimal 30%.
Baca juga: Wahai Kolektor Muda, Begini Tip Mengoleksi Karya Seni yang Harus Kalian Ketahui
Meski cukup menguntungkan tetapi dalam menjalankan bisnis ini tentu saja ada sejumlah kendala dan tantangan yang masih dihadapi. Apalagi tidak setiap barang yang didapatkan original dan utuh. Selain itu, sebagai barang koleksi, pangsa pasarnya sangat terbatas dan tidak selalu mendapatkan keuntungan yang sama setiap bulan.
Khusus untuk kendala dalam berdagang antik secara online adalah tidak semua platform dalam memasarkan itu gratis, dibutuhkan biaya besar untuk biaya iklan agar toko onlinenya bisa tetap ada di bagian atas atau tampil di halaman pertama google sehingga bisa dilihat dan dicari oleh calon pembeli.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.