Aksi panggung band rock/ilustrasi (sumber foto: Matthew Kalapuch/Unsplash)

8 Grup Band Rock Alternatif yang Populer pada Era 2000-an Selain Coldplay

31 May 2023   |   23:13 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Rencana konser grup band asal Britania Raya, Coldplay, sempat menjadi tren perbincangan di berbagai linimasa media sosial setelah dipastikan bakal manggung di Jakarta pada 15 November 2023. Panggung perdana Coldplay di Indonesia ini tentu saja memicu antusiasme dari para penggemarnya.

Sebagai grup band yang debut album pada tahun 2000, kehadiran Coldplay memang membawa warna baru, terutama pada genre musik rok alternatif yang kala itu berkembang pesat.  Meskipun mayoritas lagunya cenderung berdayu-dayu, tetapi karakter vokal Chris Martin dan lirik-liriknya yang membawa pesan kuat, membuat band ini diterima dengan cepat di industri musik dunia.

Padahal pada masa itu, cukup banyak band rok modern dengan karakter vokal yang lebih ‘maco’ dan musik yang lebih ngebit dari lagu hit Coldplay yang populer saat itu seperti Yellow.  

Baca juga: Band Rock Sum 41 Umumkan Bubar Setelah 27 Tahun Meramaikan Industri Musik

Menarik jika melihat kembali eksistensi grup-grup band rock alternatif seangkatan Coldplay yang bersaing di aliran musik serupa yang populer pada era 2000-an.  Sejak kemunculan musik rok alternatif pada akhir 1970-an, telah banyak grup musik genre ini yang populer seperti Muse, Linkin Park dan banyak lagi.

Sekadar untuk melihat kembali warna musik rock alternatif pada awal abad milenium selain Coldplay, berikut ini daftar grup band rock populer yang asyik untuk dinikmati, dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.


1. Muse

Muse adalah band rock alternatif dari Teignmouth, Devon, Inggris. Band ini dibentuk pada 1994 beranggotakan Matt Bellamy (vokalis/gitaris/pianis), Chris Wolstenholme (bassis), dan Dominic Howard (drummer). Muse dikenal dengan music eksperimentalnya pengaruh dari berbagai genre, seperti rock progresif, rock simfoni, elektronik, dan rock alternatif. Mereka sering memadukan elemen-elemen ini dengan lirik-lirik yang kuat.

Album debut Muse, Showbiz (1999) menarik perhatian publik dan kritikus musik. Namun, keberhasilan terbesarnya baru dimulai pada album kedua berjudul Origin of Symmetry (2001), yang memperkenalkan music yang lebih eksperimental dan kompleks. Lagu-lagu seperti Plug In Baby dan New Born menjadi hit saat itu.

Popularitasnya makin menanjak pada album-album setelahnya, seperti Absolution (2003), Black Holes and Revelations (2006), dan The Resistance (2009). Lagu-lagu hitnya seperti Time Is Running Out, Starlight, dan Uprising tetap enak untuk dinikmati hingga saat ini.

Musik Muse sering kali menampilkan riff gitar yang kuat, vokal yang melengking, dan aransemen orkestra yang khas. Muse juga dikenal dengan penampilan panggung yang energik dan spektakuler. Berkat efek visual, teknologi canggih untuk menciptakan pengalaman konser yang luar biasa. Muse tetap aktif di industri musik dan telah merilis album-album lainnya seperti The 2nd Law (2012), Drones (2015), dan Simulation Theory (2018), dan menjadi salah satu band rock dengan pengaruh yang luas di antara penggemar musik rock alternatif.


2. Linkin Park

Linkin Park adalah band rock alternatif dari Agoura Hills, California, Amerika Serikat. Band ini dibentuk pada 1996 beranggotakan Chester Bennington (vokalis), Brad Delson (gitaris), Dave "Phoenix" Farrell (bassis), Joe Hahn (DJ), Rob Bourdon (drummer), dan Mike Shinoda (keyboardis).

Linkin Park meraih popularitas lewat album debut berjudul Hybrid Theory (2000) dengan lagu-lagu hitnya seperti In the End, Crawling, dan One Step Closer. Mereka memadukan elemen rock alternatif dengan musik metal dan hip hop, menciptakan perpaduan yang unik berkat kekuatan vokal mendiang Chester Bennington dan rap Mike Shinoda.

Linkin Park pun makin populer lewat beberapa album berikutnya seperti Meteora (2003), Minutes to Midnight (2007), dan A Thousand Suns (2010), dengan lagu-lagu hit mereka seperti Numb, Faint, What I've Done, dan New Divide.

Pada 2017, Chester Bennington meninggal dunia dengan tragis, dan kepergiannya berpengaruh besar terhadap penggemarnya. Namun selain musiknya, Linkin Park juga dikenal karena dedikasinya dalam mengadvokasi masalah kesehatan mental dan memiliki yayasan amal bernama Linkin Park's Music for Relief yang mendukung berbagai upaya kemanusiaan di seluruh dunia.


3. My Chemical Romance (MCR)

My Chemical Romance adalah band rock asal Amerika Serikat yang terbentuk pada 2001. Band ini terdiri dari Gerard Way (vokalis), Ray Toro (gitaris), Frank Iero (gitaris), Mikey Way (bassis), dan Bob Bryar (drummer). Namun penggebuk drumnya sempat digantikan oleh Michael Pedicone, hingga terakhir diisi oleh Jarrod Alexander.

My Chemical Romance dikenal dengan gaya musik yang beragam, mencakup genre seperti rock alternatif, punk rock, dan emotional music (emo). MCR dianggap sebagai salah satu pelopor emo pada awal 2000-an. Lirik-liriknya sering menggambarkan tema-tema gelap, kehidupan remaja, kematian, dan keputus-asaan, tetapi memiliki pesan-pesan positif tentang penerimaan diri dan perjuangan melawan kesulitan.

Album debut My Chemical Romance yang berjudul I Brought You My Bullets, You Brought Me Your Love dirilis pada 2002. Tetapi keberhasilan baru datang pada album kedua bertajuk Three Cheers for Sweet Revenge pada 2004, lewat lagu-lagu hit seperti I'm Not Okay (I Promise) dan Helena.

Lalu pada 2006, My Chemical Romance merilis album The Black Parade, yang menampilkan gaya musik lebih teatrikal dan konsep album yang mengisahkan karakter fiksi bernama The Patient. Beberapa lagu populer dari album ini adalah Welcome to the Black Parade dan Famous Last Words.

Pada 2010, My Chemical Romance merilis album berjudul Danger Days: The True Lives of the Fabulous Killjoys. Setelah itu, mereka sempat mengumumkan pembubaran band pada 2013. Namun, terjadi reuni pada 2019 dan telah melakukan tur serta merilis musik baru.


4. The Killers

The Killers adalah band rock asal Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat yang dibentuk pada 2001 dengan personel Brandon Flowers (vokalis/keyboard), Dave Keuning (gitar), Mark Stoermer (bass), dan Ronnie Vannucci Jr. (drum).

The Killers dikenal karena menggabungkan elemen-elemen rock, pop, dan new wave yang meraih popularitas lewat album debut Hot Fuss (2004). Album ini memiliki beberapa lagu hit, termasuk Mr. Brightside, Somebody Told Me, dan All These Things That I've Done. Kesuksesan pun berlanjut dengan album-album berikutnya, seperti Sam's Town (2006), Day & Age (2008), Battle Born (2012), dan Wonderful Wonderful (2017).

Dalam gaya musiknya, The Killers sering menggunakan lirik-lirik yang melankolis dan emosional dengan melodi yang catchy. Mereka telah menciptakan lagu-lagu yang memadukan energi rock dengan elemen elektronik yang menjadi identitas yang unik dalam karya musiknya. Band ini terus eksis dan menghasilkan musik-musik baru hingga saat ini.


5. Arctic Monkeys

Grup band rock alternatif ini dibentuk di Sheffield, Inggris pada 2002, dengan personel Alex Turner (vokal/gitar), Jamie Cook (gitar), Nick O'Malley (bass), dan Matt Helders (drum). Band ini meraih popularitas pada awal 2000-an dengan cara yang tidak konvensional. Mereka merilis demo-demo lagu secara mandiri melalui internet, dan popularitasnya meledak dengan cepat.

Pada 2005, Arctic Monkey merilis debut album berjudul Whatever People Say I Am, That's What I'm Not, yang langsung menduduki peringkat pertama di tangga musik Inggris. Album ini memecahkan rekor sebagai album debut tercepat dalam penjualan di Inggris pada saat itu.

Dengan gaya musik yang enerjik dan lirik-lirik yang cerdas, Arctic Monkeys makin produktif berkarya dengan merilis beberapa album sukses lainnya seperti Favourite Worst Nightmare (2007), Humbug (2009), AM (2013), dan Tranquility Base Hotel & Casino (2018).

Adapun lagu-lagu hitnya antara lain I Bet You Look Good on the Dancefloor, Fluorescent Adolescent, Do I Wanna Know?, dan R U Mine?.  Selama perjalanannya, Arctic Monkeys telah mengembangkan suara mereka dengan bereksperimen dengan elemen-elemen musik yang berbeda-beda, tetapi tetap mempertahankan inti dari musik rock alternatif yang mereka usung dan terus menghasilkan karya-karya yang inovatif dan menarik.


6. Incubus

Incubus adalah band rock alternatif dari Calabasas, California, Amerika Serikat. Band ini dibentuk pada 1991 beranggotakan Brandon Boyd (vokalis), Mike Einziger (gitaris), Ben Kenney (bassis), Jose Pasillas (drummer), dan Chris Kilmore (DJ). Incubus sukses merilis beberapa album, seperti Make Yourself (1999), Morning View (2001), dan A Crow Left of the Murder... (2004), dengan lagu-lagu hitnya seperti Drive, Wish You Were Here, Megalomaniac, dan Anna Molly.

Musik Incubus menggabungkan berbagai genre seperti rock alternatif, funk, metal, hip hop, dan elektronik, yang menghasilkan alunan music yang unik dan sulit untuk dikategorikan dengan satu genre tertentu. Mereka dikenal karena pengaruh dari berbagai jenis musik dan kemampuan dalam membuat lagu yang kompleks dan gaya yang berbeda-beda. Band ini tetap aktif di industri musik dan merilis album berjudul "8" pada 2017.


7. Hoobastank

Hoobastank merupakan band rock alternatif dari Agoura Hills, California, Amerika Serikat. Band ini dibentuk pada 1994 beranggotakan Doug Robb (vokalis), Dan Estrin (gitaris), Jesse Charland (bassis), dan Chris Hesse (drummer). Namun, Jesse Charland kemudian digantikan oleh Markku Lappalainen.

Hoobastank meraih popularitas pada 2001 dengan lagu berjudul Crawling in the Dark dari album debutnya bertajuk Hoobastank. Kesuksesannya berlanjut dengan album kedua yang berjudul The Reason (2003), yang juga menjadi judul hit singelnya.

Musik Hoobastank memiliki elemen-elemen rock alternatif dan post-grunge, dengan gaya vokal Doug Robb yang khas dan lirik-lirik yang berfokus pada hubungan interpersonal dan perjuangan pribadi. Beberapa lagu lainnya antara lain Out of Control, Disappear, dan Running Away. Memang sejak album terakhirnya Push Pull (2018), popularitas band ini cenderung meredup dari puncak kesuksesannya pada awal 2000-an


8. Keane

Keane merupakan grup band rock alternatif dari Battle, East Sussex, Inggris. Band ini dibentuk pada 1995 dengan personel Tom Chaplin (vokalis), Tim Rice-Oxley (pianis), Richard Hughes (drummer), dan Jesse Quin (bassis) yang bergabung pada 2011. Keane dikenal dengan komposisi piano yang dominan dan vokal yang khas dari Tom Chaplin. Musiknya banyak mencakup elemen-elemen pop dan rock, dengan lirik-lirik yang puitis dan emosional, dan lagu yang mudah dinikmati.

Band ini meraih kesuksesan lewat album debut berjudul Hopes and Fears (2004) yang menembus puncak tangga lagu di Inggris lewat lagu hitnya seperti Somewhere Only We Know, Everybody's Changing, dan Bedshaped. Album-album Keane berikutnya tetap menarik perhatian pasar seperti Under the Iron Sea (2006) dan Perfect Symmetry (2008) dengan lagu-lagu poulernya antara lain Is It Any Wonder?, Crystal Ball, dan Spiralling.

Baca juga: 8 Grup Band Rock Klasik yang Berpengaruh ke Musik Modern

Setelah album Strangeland pada 2012, Keane sempat mengumumkan jeda sementara pada 2013 untuk fokus pada proyek-proyek pribadi. Kemudian mereka kembali pada 2019 dan merilis album studio kelima berjudul Cause and Effect. Keane dikenal sebagai band yang tampil energik dalam aksi panggungnya dan sukses menjual jutaan album di seluruh dunia.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Jangan Tertinggal, Begini Cara Memaksimalkan Peluang Bisnis dengan Teknologi AI

BERIKUTNYA

Selamat Hari Lahir Pancasila! Berikut Rekomendasi Ucapan yang Bermakna Bagi Teman dan Kolega

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: