Jangan Tertinggal, Begini Cara Memaksimalkan Peluang Bisnis dengan Teknologi AI
31 May 2023 |
22:00 WIB
Teknologi artificial intelligence (AI) telah menyentuh banyak aspek. Paling nyata, media sosial merupakan platform yang paling banyak memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini. Kini, teknologi AI juga mulai dilirik dalam sektor bisnis, setidaknya dalam 5 tahun terakhir, di mana pemanfaatan teknologi AI untuk bisnis kian inovatif dan revolusioner.
Hal ini terlihat dari dari banyaknya teknologi AI yang bersentuhan langsung, atau bahkan diciptakan dengan tujuan pengembangan bisnis. Chief of Business Product & AI Strategy Nodeflux Adhiguna Mahendra mengatakan, setidaknya ada dua model bisnis yang dapat dimanfaatkan pengusaha dengan penggunaan teknologi AI. Dua model itu antara lain perusahaan pengembangan software dan perusahaan pengembangan hardware berbasis kecerdasan buatan.
“Dulu developer AI harus memulai dari nol. Membuat algoritma dan mengumpulkan data, effort-nya besar,” terang Adhiguna dikutip dari keterangan pers saat gelaran diskusi Disruptive Innovation in the Telecommunication Industry yang digelar Master Program Universitas Prasetiya Mulya di Plaza Senayan. Kini, developer bisa memanfaatkan platform dan framework yang bersfifat open source untuk mengembangkan AI semakin mudah dan cepat.
Baca juga: Mengenal Organoid Intelligence, Teknologi Kecerdasan yang Disebut Lebih Canggih Dari AI
Adhiguna mencontohkan, Generative Pre-training Transformer (GPT) yang dikembangkan perusahaan OpenAI bisa dimanfaatkan oleh developer program. Platform ini merupakan program pengolahan bahasa atau large language program yang sudah memasuki generasi keempat.
“GPT ini bisa digunakan untuk menganalisa data, membuat laporan, dan sebagainya,” terang Adhiguna. Selanjutnya, inovasi developer diperlukan untuk memanfaatkan program dengan cara mengumpulkan data, membuat aplikasi, dan yang tak kalah penting adalah membuat model bisnis dan pemasaran.
Menurut Adhiguna, pengembangan AI tidak membutuhkan modal yang besar. Bahkan pengembangan teknologi jenis ini bisa dilakukan oleh perusahaan dengan skala kecil. Menurutnya, tak diperluknan investasi hingga nilai puluhan juta dolar untuk mengembangkan bisnis berbasis AI.
Memanfaatkan program kolaborasi bersama perusahaan telekomunikasi dalam negeri juga bisa menjadi jalan bagi perusahaan developer yang masih merintis.
Saat sudah di tahap pemasaran, Adhiguna menyebut developer tak perlu khawatir soal kesulitan pemasaran. Menurutnya, akses pasar bagi perusahaan pengembang software AI sudah terbuka lebar.
Keberadaan toko digital aplikasi seperti Google PlayStore dan App Store bisa dimanfaatkan menjadi wadah dalam menjual software ini. Begitu juga dengan akses pasar developer hardware yang bisa memanfaatkan platform marketplace untuk penjualan.
Masa depan AI tampaknya cerah. Peningkatan pemanfaatan AI diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun, kata Adhiguna. Dalam pandangannya, satu demi satu perusahaan akan menggunakan AI untuk menunjang kebutuhan perusahaan. Itu pula yang menjadikan bisnis developer teknologi berbasis AI dinilai menarik dan terbilang sayang bila momentumnya tidak dimanfaatkan.
Baca juga: 7 Prediksi Tren Kecerdasan Buatan 2023, dari AI Generatif hingga Adaptif
Namun, modal nekat berbisnis teknologi tidaklah cukup. Direktur SBE Center of Excellence Sekolah Bisnis dan Ekonomi (SBE) Universitas Prasetiya Mulya Anton Sumarlin menyebut, inovasi memang mendukung menjadi pilar dalam berbisnis teknologi. Namun, menentukan model bisnis dan nilai yang tepat dalam produk juga perlu menjadi perhatian.
“Para entrepreneur termasuk pengembang teknologi, harus mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang mereka kembangkan. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang kuat agar perusahaan dapat bersaing di tengah perubahan ekosistem bisnis yang pesat,” terang Anton.
Editor: Fajar Sidik
Hal ini terlihat dari dari banyaknya teknologi AI yang bersentuhan langsung, atau bahkan diciptakan dengan tujuan pengembangan bisnis. Chief of Business Product & AI Strategy Nodeflux Adhiguna Mahendra mengatakan, setidaknya ada dua model bisnis yang dapat dimanfaatkan pengusaha dengan penggunaan teknologi AI. Dua model itu antara lain perusahaan pengembangan software dan perusahaan pengembangan hardware berbasis kecerdasan buatan.
“Dulu developer AI harus memulai dari nol. Membuat algoritma dan mengumpulkan data, effort-nya besar,” terang Adhiguna dikutip dari keterangan pers saat gelaran diskusi Disruptive Innovation in the Telecommunication Industry yang digelar Master Program Universitas Prasetiya Mulya di Plaza Senayan. Kini, developer bisa memanfaatkan platform dan framework yang bersfifat open source untuk mengembangkan AI semakin mudah dan cepat.
Baca juga: Mengenal Organoid Intelligence, Teknologi Kecerdasan yang Disebut Lebih Canggih Dari AI
Adhiguna mencontohkan, Generative Pre-training Transformer (GPT) yang dikembangkan perusahaan OpenAI bisa dimanfaatkan oleh developer program. Platform ini merupakan program pengolahan bahasa atau large language program yang sudah memasuki generasi keempat.
“GPT ini bisa digunakan untuk menganalisa data, membuat laporan, dan sebagainya,” terang Adhiguna. Selanjutnya, inovasi developer diperlukan untuk memanfaatkan program dengan cara mengumpulkan data, membuat aplikasi, dan yang tak kalah penting adalah membuat model bisnis dan pemasaran.
Menurut Adhiguna, pengembangan AI tidak membutuhkan modal yang besar. Bahkan pengembangan teknologi jenis ini bisa dilakukan oleh perusahaan dengan skala kecil. Menurutnya, tak diperluknan investasi hingga nilai puluhan juta dolar untuk mengembangkan bisnis berbasis AI.
Memanfaatkan program kolaborasi bersama perusahaan telekomunikasi dalam negeri juga bisa menjadi jalan bagi perusahaan developer yang masih merintis.
Saat sudah di tahap pemasaran, Adhiguna menyebut developer tak perlu khawatir soal kesulitan pemasaran. Menurutnya, akses pasar bagi perusahaan pengembang software AI sudah terbuka lebar.
Keberadaan toko digital aplikasi seperti Google PlayStore dan App Store bisa dimanfaatkan menjadi wadah dalam menjual software ini. Begitu juga dengan akses pasar developer hardware yang bisa memanfaatkan platform marketplace untuk penjualan.
Masa depan AI tampaknya cerah. Peningkatan pemanfaatan AI diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun, kata Adhiguna. Dalam pandangannya, satu demi satu perusahaan akan menggunakan AI untuk menunjang kebutuhan perusahaan. Itu pula yang menjadikan bisnis developer teknologi berbasis AI dinilai menarik dan terbilang sayang bila momentumnya tidak dimanfaatkan.
Baca juga: 7 Prediksi Tren Kecerdasan Buatan 2023, dari AI Generatif hingga Adaptif
Namun, modal nekat berbisnis teknologi tidaklah cukup. Direktur SBE Center of Excellence Sekolah Bisnis dan Ekonomi (SBE) Universitas Prasetiya Mulya Anton Sumarlin menyebut, inovasi memang mendukung menjadi pilar dalam berbisnis teknologi. Namun, menentukan model bisnis dan nilai yang tepat dalam produk juga perlu menjadi perhatian.
“Para entrepreneur termasuk pengembang teknologi, harus mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang mereka kembangkan. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang kuat agar perusahaan dapat bersaing di tengah perubahan ekosistem bisnis yang pesat,” terang Anton.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.