Mengenal 7 Festival Unik di Filipina, Asyik Banget buat Diikuti
28 May 2023 |
19:30 WIB
Saat mendengar nama Filipina, sebagian orang mungkin akan membayangkan negeri dengan bentangan alamnya yang luas dan indah. Ya, negara kepulauan yang merdeka pada 1946 ini memang dikenal dengan kekayaan alam dan sumber pangannya yang melimpah.
Tak heran jika Filipina mendapat julukan lumbung padi Asia Tenggara. Namun, selain dikenal sebagai negara penghasil beras, Filipina juga identik dengan penduduknya yang ramah dan gemar berpesta. Oleh karena itu, negara dengan ibu kota Manila ini juga sering menghelat festival-festival unik dan meriah yang jarang ditemukan di negara lain.
Baca juga: Kenalkan Budaya Filipina ke Masyarakat, Pinoy Fiesta 2023 Dihelat di Jakarta
Tak hanya itu, hampir setiap barrio atau desa di Filipina juga memiliki pesta mereka sendiri untuk dirayakan setahun sekali. Salah satunya adalah Perayaan Hari Raya Santo pelindung Kota yang biasanya digelar sebagai bentuk ucapan syukur setelah panen besar.
Pada saat fiesta (pesta), masyarakat biasanya akan mengucap syukur atas panen dan berkat yang melimpah tahun sebelumnya. Namun, jika panen tahun ini gagal, mereka akan meminta santo pelindung untuk hasil yang lebih baik pada tahun yang akan datang agar kecukupan selalu menyertai orang Pinoy.
Namun, selain festival tersebut ternyata Filipina juga masih memiliki festival kebudayaan lain yang menarik untuk disaksikan. Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut beberapa di antaranya.
Berlangsung pada bulan Februari, Festival Panagbenga atau musim berbunga dirayakan di kota Bugio. Sesuai tajuknya, festival ini dihelat untuk merayakan mekarnya bunga-bunga di Filipina, serta memperingati kebangkitan kota tersebut setelah dilanda gempa pada 1990.
Festival Panagbenga memiliki berbagai acara selam dihelat sebulan penuh. Beberapa di antaranya termasuk kompetisi tari dan kostum dengan iringan musik Cordilleran bersama para selebriti. Selain itu ada juga parade kendaraan yang dihias bunga warna-warni yang diarak keliling kota.
Festival topeng raksasa ini biasanya dihelat pada bulan Oktober. Berlangsung sejak 1980, festival ini bermula saat masyarakat Filipina mengalami kesulitan ekonomi dan merayakannya dengan membuat pesta topeng berwarna-warni yang dihiasi dengan bulu, manik-manik dan yang membuatnya kian estetik.
Pada saat Massakara dihelat, ribuan orang di Filipina akan memakai topeng tersebut sembari makan, minum, dan menari. Selain itu ada juga kontes seperti mengejar babi hingga minum santan kelapa yang menjadi salah satu komoditas utama hasil alam di negeri tersebut.
Masyarakat Filipina memang dikenal sebagai orang kreatif. Hal itu terbukti saat Festival Pahiyas dihelat pada Mei. Dalam acara ini, mereka kan menghias rumah dan kendaraan menjadi lebih artistik dengan sayuran, buah-buahan, dan wafer tradisional dari beras ketan bernama kiplings.
Adapun, festival ini dirayakan untuk memperingati sosok San Isidro Labrador, yakni santo pelindung petani agar pertanian berjalan baik dan panen berlimpah. Dalam parade ini, penduduk biasanya juga akan memakai kostum, kendaraan hias dengan keliling kota sambil mengajak wisatawan untuk memetik karya mereka.
Baca juga: Reaktivasi Cagar Budaya, SenyuMuseum Hadirkan Festival Musik hingga Kulineran
Tak heran jika Filipina mendapat julukan lumbung padi Asia Tenggara. Namun, selain dikenal sebagai negara penghasil beras, Filipina juga identik dengan penduduknya yang ramah dan gemar berpesta. Oleh karena itu, negara dengan ibu kota Manila ini juga sering menghelat festival-festival unik dan meriah yang jarang ditemukan di negara lain.
Baca juga: Kenalkan Budaya Filipina ke Masyarakat, Pinoy Fiesta 2023 Dihelat di Jakarta
Tak hanya itu, hampir setiap barrio atau desa di Filipina juga memiliki pesta mereka sendiri untuk dirayakan setahun sekali. Salah satunya adalah Perayaan Hari Raya Santo pelindung Kota yang biasanya digelar sebagai bentuk ucapan syukur setelah panen besar.
Pada saat fiesta (pesta), masyarakat biasanya akan mengucap syukur atas panen dan berkat yang melimpah tahun sebelumnya. Namun, jika panen tahun ini gagal, mereka akan meminta santo pelindung untuk hasil yang lebih baik pada tahun yang akan datang agar kecukupan selalu menyertai orang Pinoy.
Namun, selain festival tersebut ternyata Filipina juga masih memiliki festival kebudayaan lain yang menarik untuk disaksikan. Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut beberapa di antaranya.
1. Festival Panagbenga
Berlangsung pada bulan Februari, Festival Panagbenga atau musim berbunga dirayakan di kota Bugio. Sesuai tajuknya, festival ini dihelat untuk merayakan mekarnya bunga-bunga di Filipina, serta memperingati kebangkitan kota tersebut setelah dilanda gempa pada 1990.
Festival Panagbenga memiliki berbagai acara selam dihelat sebulan penuh. Beberapa di antaranya termasuk kompetisi tari dan kostum dengan iringan musik Cordilleran bersama para selebriti. Selain itu ada juga parade kendaraan yang dihias bunga warna-warni yang diarak keliling kota.
2. Festival Massakara
Festival topeng raksasa ini biasanya dihelat pada bulan Oktober. Berlangsung sejak 1980, festival ini bermula saat masyarakat Filipina mengalami kesulitan ekonomi dan merayakannya dengan membuat pesta topeng berwarna-warni yang dihiasi dengan bulu, manik-manik dan yang membuatnya kian estetik.
Pada saat Massakara dihelat, ribuan orang di Filipina akan memakai topeng tersebut sembari makan, minum, dan menari. Selain itu ada juga kontes seperti mengejar babi hingga minum santan kelapa yang menjadi salah satu komoditas utama hasil alam di negeri tersebut.
3. Festival Pahiyas
Masyarakat Filipina memang dikenal sebagai orang kreatif. Hal itu terbukti saat Festival Pahiyas dihelat pada Mei. Dalam acara ini, mereka kan menghias rumah dan kendaraan menjadi lebih artistik dengan sayuran, buah-buahan, dan wafer tradisional dari beras ketan bernama kiplings.
Adapun, festival ini dirayakan untuk memperingati sosok San Isidro Labrador, yakni santo pelindung petani agar pertanian berjalan baik dan panen berlimpah. Dalam parade ini, penduduk biasanya juga akan memakai kostum, kendaraan hias dengan keliling kota sambil mengajak wisatawan untuk memetik karya mereka.
Baca juga: Reaktivasi Cagar Budaya, SenyuMuseum Hadirkan Festival Musik hingga Kulineran
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.