Suasana perayaan umat Hindu di Bali. (Sumber gambar : Tawatchai/Freepik)

Mengenal Pagerwesi, Hari Raya Umat Hindu yang Jadi Simbol Keteguhan Iman

24 May 2023   |   18:02 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Umat Hindu sedang merayakan Hari Raya Pagerwesi. Dilaksanakan 210 hari sekal setip hari Rabu Kliwon Wuku Sinta, masyarakat akan memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta). 

Mengutip Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Pagerwesi merupakan hari suci umat Hindu yang jatuh setiap empat hari setelah Hari Saraswati. Terdiri dari dua kata pater atau pagar dan wesi atau besi, Pagerwesi bertujuan untuk memagari diri (magehang awak) dengan kuat agar jangan mendapatkan gangguan atau rusak.

Baca juga: 10 Ucapan Hari Raya Pagerwesi untuk Umat Hindu di Bali

Merujuk pada Lontar Sundarigama, Pagerwesi adalah pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru. Adapun guru memiliki fungsi adiluhung alias penuntun.
 
Ya, Pagerwesi merupakan hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru. Ilmu pengetahuan itu mengalir, melembaga dalam proses mewujudkan jagadhita. 

Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah catur guru. Guru Rupaka (orangtua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah) dan Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi). Dilansir dari Desa Mendoyo Dauh Tukad, makna filosofis Pagerwesi yakni sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya.


Waktu Pelaksanaan

Menurut laman Sistem Informasi Desa petak Kaja, Kabupaten Gianyar, Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. 

Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka. Dalam lontar Sundarigama pelaksanaan upacara atau upakara Pagerwesi beratnya pada para pendeta atau rohaniawan pemimpin agama. 

Dalam kalender Bali yang berdasarkan wuku, Hari Raya Pagerwesi punya kaitan erat dengan Hari raya Saraswati. Pagerwesi bisa dikatakan sebagai hari raya besar agama hindu paling awal (pertama) dalam penanggalan kalender Bali berdasarkan wuku atau pawukon.

Sementara Hari Raya Saraswati jatuhnya pada wuku paling akhir pada wuku Watugunung, sehingga jarak perayaan kedua hari raya tersebut berdekatan. Apabila merujuk kalender masehi, setelah Hari Raya Saraswati (Sabtu) maka 4 hari berikutnya tepatnya Rabu, dilaksanakan Hari Raya Pagerwesi. 

Menurut Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, hakikat hari raya Pagerwesi sejatinya pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita), namun umat kebanyakan wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan. 

Setelah hari Raya Saraswati menjelang Pagerwesi, biasanya ada perayaan penting lainnya. Setelah Hari Raya Saraswati (Sabtu) keesokan harinya ada Banyupinaruh. Pada Senin dikenal dengan Soma Ribek, kemudian Selasa adalah hari Sabuh Mas dan kemudian Rabu adalah Pagerwesi.

Baca juga: Apa Itu Hari Tilem Sasih Karo, Perayaan Adat Umat Hindu di Bali

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Awas, Aktivitas Sehari-hari ini Bisa Bikin Cedera Lutut

BERIKUTNYA

Fungsi Nat Keramik di Lantai Rumah, Apa Saja?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: