Ilustrasi tradisi di Bali. (Sumber gambar: Unsplash/Mathis Jrdl)

Apa Itu Hari Tilem Sasih Karo, Perayaan Adat Umat Hindu di Bali

26 August 2022   |   12:30 WIB

Like
Tahun ini, Hari Tilem Sasih Karo jatuh pada Jumat (26/8/2022) dan dirayakan sebagai hari suci umat Hindu. Penghitungannya dilakukan berdasarkan kalender Bali yang dihitung dengan pawukon atau wuku yang datang setiap enam bulan sekali atau kalender Isaka berdasarkan datangnya Sasih (bulan) setiap setahun sekali.

Perayaan ini merupakan bagian dari Hari Purnama dan Tilem, di mana perayaannya bisa dilakukan hingga 12 kali untuk Hari Raya Purnama dan 12 kali untuk Hari Raya Tilem dalam satu tahunnya. Umumnya, hari raya ini dilakukan dengan pemujaan pada malam hari dengan wewangian di sanggar atau parahyangan serat di atas tempat tidur.

Tujuan perayaan ini pada dasarnya adalah untuk menghilangkan segala macam dosa dan berbagai bentuk kekotoran dalam diri seseorang. Di saat yang sama, hari raya ini bertujuan untuk menghormati gelap seperti menghormati terang.

Baca jugaMengenal Pagerwesi, Hari Raya Umat Hindu yang Jadi Simbol Keteguhan Iman

Dalam agama Hindu, perayaan ini memiliki makna berbeda. Melansir situs resmi pemerintahan Kabupaten Buleleng, Hari Raya Purnama dirayakan untuk menghormati Sang Hyang Chandra sedangkan Hari Raya Tilem dirayakan untuk menghormati Sang Hyang Surya. 

Nantinya, dua hari raya ini menjadi upaya penyucian terhadap Sang Hyang Rwa Bhinneda dengan Candrastawa pada waktu gerhana bulan dan Suryacakra Bhuwanasthawa pada waktu gerhana matahari. Dari sisi astronomi, hari suci Tilem dirayakan saat langit gelap semalaman tanpa sinar bulan atau saat posisi bulan berada di antara bumi dan matahari.

Lebih rinci, Purnama dan Tilem kemudian diperuntukkan sebagai tradisi untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi dengan hari Purnama dirayakan pada saat bulan penuh atau Sukla Paksa, sedangkan hari Tilem dirayakan saat bulan mati atau Krsna Paksa. Keduanya sama-sama merupakan perwujudan dari Hyang Widhi yang dirayakan dalam rupa upacara yadnya.

Mengenai sejarah hari Tilem, perayaan ini hadir sebagai Prabhwa dari Sang Hyang Rudra yang merupakan perwujudan dari Deva Kematian atau Sang Hyang Yamadipati berkekuatan pralina. Biasanya, perayaan ini nantinya membuta orang-orang yang melaksanakan tradisi tersebut tidak diberikan jalan sesat ke neraka saat meninggal. Orang Bali percaya mereka akan diberikan jalan ke swarga loka.

Berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu Lontar Purwa Gama, hari Tilem dan Purnama harus selalu dilaksanakan secara berturut-turut agar mempertahankan dan meningkatkan kesucian diri untuk membuat sejahtera alam dan isinya. 

Pelaksanaan ini akan berdampak pada proses penyucian diri karena maknanya yang tinggi sebagai dampak dari penyatuan dari pelaksanaan Catur Yoga, di mana hal ini bisa menyucikan badan kasar atau Stula Sarira, badan halus atau Suksma Sarira, dan atma atau Antahkarana Sarira pada diri umat Hindu.

Hari suci yang berkaitan dengan Tilem adalah Kesanga, yaitu perayaan yang dirayakan dengan upacara Eka Dasa Rudra setiap 100 tahun sekali saat Tilem Kasangan dan Panca Wali Krama setiap 10 tahun sekali saat panglong ping 15 (tilem) sasih Kesanga.

Kedua perayaan ini berkaitan karena terkait dengan siklus datangnya Purnama Tilem yan mengajarkan manusia tentang sisi gelap dan terang pada kehidupan manusia.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor : Gita Carla

SEBELUMNYA

5 Cerita Menarik Selama Proses Syuting Drama Korea Big Mouth

BERIKUTNYA

Melirik Prospek Bisnis Penyewaan Alat Fotografi dan Videografi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: