Ilustrasi cedera lutut (Sumber gambar: Freepik)

Awas, Aktivitas Sehari-hari ini Bisa Bikin Cedera Lutut

24 May 2023   |   19:51 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Ada beberapa aktivitas sehari-hari yang tampaknya sepele, tetapi ternyata sangat berisiko mengakibatkan cedera lutut. Kondisi ini dapat membuat penderitanya kesulitan untuk berdiri dan berjalan karena cedera lutut umumnya akan memengaruhi kestabilan kaki ketika beraktivitas ringan maupun berat.

Ferius Soewito, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Klinik Flex Free mengatakan bahwa lutut merupakan bagian yang penting untuk menunjang pergerakan manusia. Jika mengalami cedera, maka mobilitas seseorang bisa terganggu.

Dia menyarankan agar setiap orang lebih berhati-hati dalam melakukan pergerakan, terutama pada aktivitas-aktivitas sederhana yang tampaknya tidak berisiko. Sebab, dari aktivitas tersebutlah biasanya cedera akan timbul.

Baca juga: Mengenal Diffuse Axonal Injury, Cedera Otak yang Fatal

Salah satu contohnya adalah aktivitas berjalan. Cedera lutut sering kali terjadi hanya dari berjalan, khususnya pada permukaan tanah yang tidak rata atau aktivitas naik turun tangga. Selain itu, aktivitas bercocok tanam atau merapikan taman rumah juga memiliki risiko yang sama. Posisi jongkok dan berdiri yang dilakukan dalam waktu cepat rentan membuat lutut bermasalah.

“Lutut merupakan bagian tubuh yang cukup berisiko, terutama saat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas berdiri, berjalan, berlari, dan melompat,” kata Ferius dalam acara Media Briefing Klinik Flex Free di Jakarta, Rabu (24/5).
 

a

Dokter spesialis rehabilitasi medik Klinik Flex Free Ferius Soewito dalam Media Briefing Klinik Flex Free di Jakarta, Rabu (24/5).


Cedera pada lutut memiliki beberapa penyebab. Meski sakitnya sama-sama ada di bagian lutut, sumber permasalahannya bisa berbeda. Pemeriksaan yang komprehensif menjadi kunci untuk menentukan sumber penyakit dan pengobatannya.

Ferius mengatakan cedera pada lutut umumnya terjadi pada jaringan pengikat atau ligamen, bantalan, tulang rawan, dan otot. Untuk menentukan bagian mana yang cedera, dokter umumnya akan melakukan tatalaksana, seperti tanya jawab, pemeriksaan fisik, CT Scan, atau bahkan USG.

Menurut Ferius, USG saat ini memang tidak hanya digunakan untuk pemeriksaan kehamilan saja. Alat ini juga bisa digunakan untuk memeriksa kondisi lutut. Terlebih, USG memiliki kelebihan karena tidak memerlukan ruangan khusus untuk menggunakannya.

Alat tersebut juga tidak mengandung radiasi dan dapat dilakukan langsung saat dokter bertemu pasien. Dengan demikian, pemeriksaan dengan USG akan menghasilkan data yang lebih tepat karena kondisi yang dipantau real time. Alat USG juga bisa digunakan untuk membantu mengarahkan dalam melakukan tindakan khusus, seperti injeksi.

Setiap kasus cedera lutut akan berbeda penangannya, semua sangat bergantung pada pemeriksaan dan kondisi pasien. Jika cedera dalam fase radang akut, maka yang harus dilakukan ialah mengurangi terlebih dahulu peradagangannya.

Setelah peradangan sudah tidak akut, dokter dapat melakukan tindakan regenerasi, yakni tindakan mempercepat penyembuhan jaringan. Proses penyembuhan tersebut juga dapat dipercepat dengan terapi, seperti terapi shockwave atau laser, perineural injection treatment, pemberian dextrose atau gula khusus, secretom, maupun platelet rich plasma.
 

Hindari Pengobatan Alternatif

 

a

Ilustrasi cedera lutut (Sumber gambar: Freepik)


Cedera lutut sebenarnya tidak akan menimbulkan efek yang terlalu berbahaya jika penangannnya benar. Sebaliknya, jika penanganan pengobatannya salah, efeknya yang tadinya minim bisa menjadi besar.

Baca juga: 5 Kesalahan Push Up yang Bisa Menyebabkan Cedera Fatal

Ferius mengatakan tidak semua cedera lutut maupun nyeri sendi lainnya bisa dibawa ke pengobatan alternatif, seperti tukang urut. Sebab, ada kondisi tertentu yang membuat pasien justru tidak boleh diberi pemijatan di titik-titik tertentu.

Pemijatan tersebut, kata Ferius, justru bisa mengakibatkan luka atau rasa sakit makin besar. Meskipun demikian, bukan berarti teknik pijat tidak bisa digunakan sama sekali.

Jika masalahnya hanya ada di bagian otot, pemijatan mungkin bisa dilakukan. Namun, ketika masalahnya ada bagian tertentu yang robek, pemijatan justru bisa membuat robekan tersebut makin melebar dan akhirnya membahayakan si pasien.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

FIFTY FIFTY Lampaui BLACKPINK, Catat Rekor Pendengar Bulanan Terbanyak di Spotify

BERIKUTNYA

Mengenal Pagerwesi, Hari Raya Umat Hindu yang Jadi Simbol Keteguhan Iman

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: