Risiko Cedera Lutut Saat Berlari, Begini Cara Mencegahnya
15 August 2023 |
11:30 WIB
Berlari menjadi salah satu olahraga favorit bagi mereka yang ingin hidup sehat. Kegiatan ini dapat melatih kekuatan tulang dan otot kaki, menyehatkan jantung dan pernapasan agar bisa menghasilkan oksigen pada tubuh lebih banyak.
Kendati demikian, tidak sedikit pula yang khawatir aktivitas ini dapat merusak lutut apabila terlalu sering dilakukan. Asumsi ini muncul lantaran saat berlari pergerakan paling banyak ada pada bagian kaki.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga untuk Mengatasi Nyeri Lutut pada Lansia
Konsultan Panggul dan Lutut Eka Hospital BSD Ricky Edwin P. Hutapea, menerangkan berlari merupakan kegiatan yang menggunakan hampir seluruh tubuh. Risiko untuk bisa mengalami masalah seperti cedera pasti akan selalu ada.
Meski begitu, kegiatan berlari sendiri sebenarnya tidak merusak lutut apabila dilakukan dengan teknik dan porsi yang sesuai untuk masing-masing individu. Kurangnya pemanasan, pemilihan sepatu tidak sesuai, gerakan berlari yang kurang tepat, serta intensitas yang melebihi porsi ideal dapat meningkatkan risiko untuk mengalami cedera lutut pada saat berlari.
"Kurangnya istirahat dan jadwal berlari yang terlalu ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera, terutama jika otot dan sendi lutut Anda belum terbiasa dengan intensitas gerakan yang terlalu berat," tutur Ricky dalam keterangannya, Senin (14/8/2023)
Dia menyampaikan ada banyak cedera lutut yang bisa saja menyerang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, tetapi yang dikaitkan dengan lari yakni Runner’s knee.
Runner’s knee merupakan cedera yang terjadi akibat patella (tempurung lutut) keluar dan menjadi tidak sejajar setelah berlari. Kondisi iji menyebabkan tulang rawan di bawahnya menjadi teriritasi. Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang-ulang atau bisa karena posisi berlari yang kurang tepat.
Cedera ini biasanya dapat ditangani dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), yaitu mengistirahatkan kaki selama beberapa waktu dan melakukan perawatan rumah yaitu mengompres lutut dengan benda dingin dan meminum obat pereda nyeri. Namun jika gejala yang timbul sudah terlalu parah atau tak kunjung hilang setelah ditangani, Ricky menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Ricky menyebut agar tidak terjadi cedera saat berlari, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pelari atau kamu yang memutuskan olahraga lari sebaiknya melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Gunakan sepatu khusus untuk berlari. Hindari memakai sepatu kets atau bahkan pantofel. Pilih jalur berlari yang aman seperti rata dan dilengkapi pencerahan yang cukup. Mulailah dengan perlahan, hindari langsung berlari kencang. "Jangan terlalu memaksakan diri, segera istirahat jika merasa lelah," tegasnya.
Membiasakan diri untuk bisa berlari dengan benar akan membutuhkan waktu. Oleh karena itu, Ricky menyarankan untuk bersabar pada progres yang telah dijalankan dan percayakan pada latihan yang sudah dilakukan.
"Berlari secara rutin memiliki banyak manfaat untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat dan bugar, jangan biarkan itu semua terbuang sia-sia," tukasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kendati demikian, tidak sedikit pula yang khawatir aktivitas ini dapat merusak lutut apabila terlalu sering dilakukan. Asumsi ini muncul lantaran saat berlari pergerakan paling banyak ada pada bagian kaki.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga untuk Mengatasi Nyeri Lutut pada Lansia
Konsultan Panggul dan Lutut Eka Hospital BSD Ricky Edwin P. Hutapea, menerangkan berlari merupakan kegiatan yang menggunakan hampir seluruh tubuh. Risiko untuk bisa mengalami masalah seperti cedera pasti akan selalu ada.
Meski begitu, kegiatan berlari sendiri sebenarnya tidak merusak lutut apabila dilakukan dengan teknik dan porsi yang sesuai untuk masing-masing individu. Kurangnya pemanasan, pemilihan sepatu tidak sesuai, gerakan berlari yang kurang tepat, serta intensitas yang melebihi porsi ideal dapat meningkatkan risiko untuk mengalami cedera lutut pada saat berlari.
"Kurangnya istirahat dan jadwal berlari yang terlalu ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera, terutama jika otot dan sendi lutut Anda belum terbiasa dengan intensitas gerakan yang terlalu berat," tutur Ricky dalam keterangannya, Senin (14/8/2023)
Ilustrasi terapi cedera lutut. (Sumber foto: Freepik)
Runner’s knee merupakan cedera yang terjadi akibat patella (tempurung lutut) keluar dan menjadi tidak sejajar setelah berlari. Kondisi iji menyebabkan tulang rawan di bawahnya menjadi teriritasi. Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang-ulang atau bisa karena posisi berlari yang kurang tepat.
Cedera ini biasanya dapat ditangani dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), yaitu mengistirahatkan kaki selama beberapa waktu dan melakukan perawatan rumah yaitu mengompres lutut dengan benda dingin dan meminum obat pereda nyeri. Namun jika gejala yang timbul sudah terlalu parah atau tak kunjung hilang setelah ditangani, Ricky menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Ricky menyebut agar tidak terjadi cedera saat berlari, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pelari atau kamu yang memutuskan olahraga lari sebaiknya melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Gunakan sepatu khusus untuk berlari. Hindari memakai sepatu kets atau bahkan pantofel. Pilih jalur berlari yang aman seperti rata dan dilengkapi pencerahan yang cukup. Mulailah dengan perlahan, hindari langsung berlari kencang. "Jangan terlalu memaksakan diri, segera istirahat jika merasa lelah," tegasnya.
Membiasakan diri untuk bisa berlari dengan benar akan membutuhkan waktu. Oleh karena itu, Ricky menyarankan untuk bersabar pada progres yang telah dijalankan dan percayakan pada latihan yang sudah dilakukan.
"Berlari secara rutin memiliki banyak manfaat untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat dan bugar, jangan biarkan itu semua terbuang sia-sia," tukasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.