Skema pendanaan matching fund Dana Indonesiana diharap dapat mendorong film Indonesia mendapatkan rekognisi di festival internasional. (Sumber gambar Unsplash/ Sam Macghee)

Matching Fund Dana Indonesiana Dorong Kolaborasi Film Lokal di Tingkat Internasional

20 May 2023   |   22:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Geliat industri film Indonesia memang semakin moncer di mancanegara. Buktinya, tahun ini Tanah Air berhasil mengirimkan tiga film terbaiknya di ajang Festival Film Cannes 2023 untuk diputar di salah satu festival film bergengsi di dunia tersebut.

Adapun, tiga film tersebut adalah Tiger Stripes, Basri and Salma in a Never-Ending Comedy, dan A Distant Call. Ketiga film tersebut mewakili Indonesia untuk mengikuti segmen penayangan hingga kompetisi di Cannes ke-76 di Prancis.

Tiger Stripes merupakan film hasil ko-produksi internasional sineas Indonesia dengan sineas berbagai negara yang masuk kompetisi Semaine de la Critique. Sementara, Basri and Salma in a Never-Ending Comedy merupakan satu-satunya film Asia yang masuk kategori film pendek sekaligus film Indonesia pertama yang berpeluang mendapatkan penghargaan tertinggi Palme d’Or. Terakhir, yakni A Distant Call akan dipresentasikan di Cannes Docs.

Baca juga: 6 Pemenang Festival Film Bulanan Kemenparekraf Tampil di Cannes

Kehadiran tiga film tersebut didukung oleh Kemendikbusristek, termasuk dengan kehadiran langsung Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Cannes. Hal ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi Indonesia di festival film terbesar di dunia itu serta merealisasikan dukungan pemerintah bagi kemajuan perfilman Indonesia.
 
“Tiga film Indonesia berhasil tayang di Cannes Film Festival adalah sebuah capaian yang luar biasa dan patut kita banggakan bersama. Film adalah jendela bagi dunia untuk melihat betapa kayanya Indonesia dalam hal seni budaya dan talenta,” papar Nadiem dalam siaran tertulis, Sabtu (20/5/23).
 

Menteri Nadiem Makarim saat menghadiri Cannes  (Sumber gambar Kemendikbudristek)

Menteri Nadiem Makarim saat menghadiri Cannes (Sumber gambar Kemendikbudristek)

Kehadiran Nadiem di Cannes juga bertujuan untuk menjajaki berbagai peluang kerjasama bidang perfilman di tingkat internasional. Tiga tahun terakhir dia mengungkap Kemendikbudristek berupaya memperkuat fondasi, yakni melalui pendidikan perfilman khususnya di pendidikan nonformal.

"Misalnya, memberikan beasiswa kebudayaan non gelar, magang, lokakarya, dan laboratorium produksi film yang melibatkan pakar internasional,” imbuh Nadiem. 
 
Kini, pemantapan fondasi tersebut juga terus dilakukan secara paralel. Salah satunya Kemendikbudristek terus melakukan langkah terobosan lain dengan mendorong kolaborasi di tingkat dunia melalui transformasi pendanaan, Matching Fund Indonesiana. 

Di hadapan pelaku industri perfilman berbagai negara, Mendikbudristek pun mengumumkan komitmen pendanaan pemerintah Indonesia untuk film ko-produksi internasional dari pemerintah Indonesia. 
 
“Harapannya, skema pendanaan matching fund Dana Indonesiana ini dapat lebih mendorong semakin banyaknya film Indonesia mendapatkan rekognisi di festival internasional atau kesuksesan komersial di tingkat dunia,” jelasnya. 
 

Kerja Sama Industri Film Lintas Negara 

Selain mengumumkan skema matching fund bidang perfilman, Mendikbudristek turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) Korea Selatan dengan Jakarta Film Week (JFW), Indonesia. 
 
Diketahui, sejak 2022 penyelenggaraan JFW didukung sebagian pembiayaannya oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media. Adapun kini BIFAN dan JFW pun  sepakat untuk  mendukung keikutsertaan pembuat film Indonesia dalam program Asian Talent Exchange mulai dari pembiayaan sampai dengan pelaksanaan. 
 
Selanjutnya,  penandatanganan kerja sama antara Far East Film Festival Udine, Italia dengan Asosiasi Produser Indonesia (APROFI) yang merupakan mitra strategis Kemendikbudristek. Kedua pihak bersepakat untuk mendukung keikutsertaan sejumlah proyek film Indonesia terpilih dalam project market “Focus Asia”, dan lab produksi “Ties That Bind”. 
 
Tak hanya itu, Mendikbudristek juga bertemu dengan Busan Film Festival Korea Selatan untuk meyakinkan posisi strategis karya-karya film Indonesia. Di sini dia pun turut mendorong kerjasama antara pelaku film industri di Indonesia dan Korea selatan.
 
“Korea Selatan sangat menikmati pasar Indonesia. Kami pikir sudah saatnya masyarakat Korea Selatan juga menikmati karya film Indonesia secara lebih masif,” jelas Nadiem. 

Baca juga: 6 Rekomendasi Film Indonesia Hasil Adaptasi Novel Populer

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Aksen Leonardo DiCaprio di Trailer Killers of the Flower Moon Tuai Perdebatan, Cek Sinopsis Filmnya

BERIKUTNYA

Kopi Kenangan Siap Ekspansi ke 5 Negara Asean

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: