Pipiltin Cocoa memiliki misi memperkenalkan cokelat lokal yang berkualitas (Sumber gambar: Pipiltin Cocoa)

Begini Strategi Bisnis Pipiltin Cocoa Angkat Derajat Produk Cokelat Lokal

18 May 2023   |   12:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia dikenal sebagai daerah penghasil cokelat spesifik dengan biji kakao yang bisa didapatkan di berbagai daerah. Meski begitu, masih sedikit dijumpai produk olahan cokelat lokal di Tanah Air. Kondisi inilah yang membuat Tissa Aunilla mulai membangun bisnis produk cokelat lokal dengan nama Pipiltin Cocoa.

Berdiri sejak tahun 2013, Tissa menjalankan bisnis Pipiltin Cocoa dengan misi untuk memperkenalkan potensi Indonesia sebagai negara penghasil cokelat yang beragam dan berkualitas. Bisnis yang dijalankan bersama sang adik, Irvan Helmi ini menjual berbagai produk cokelat yang merupakan hasil olahan kakao asli Indonesia.

Baca juga: Mendominasi Rasa Camilan, Bisnis Cokelat di Indonesia Kian Manis

Selama ini, biji kakao Indonesia banyak dijual untuk produsen cokelat di Eropa, yang biasanya mengimpor cokelat asli Bali, Jember, dan daerah lainnya di Indonesia. Merek-merek cokelat Eropa ini bahkan menjadikan cokelat Indonesia sebagai produk premium mereka.

Melihat peluang tersebut, Tissa dan Irvan pun bertekad untuk memperkenalkan cokelat asli Indonesia agar mendunia. Sesuai dengan tema 'diversity' dan tagline “Beda-beda itu enak” yang dikampanyekan Pipiltin Cocoa, keberagaman bisa dirayakan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menghadirkan beragam jenis cokelat dari daerah yang berbeda di Indonesia.
 

Saat ini, Pipiltin Cocoa menghadirkan cokelat dari beberapa provinsi, seperti Ransiki Papua Barat 100 persen, Aceh 84 persen, Kampung Merasa Kalimantan Timur 74 persen, Aceh 73 persen, Ransiki Papua Barat 72 persen, Bali 70 persen, East Java 65 persen, Flores 65 persen, dan Bali 60 persen.

Setelah mendapatkan biji kakao dari para petani, Pipiltin Cocoa menjalankan proses produksi hingga akhirnya hasil olahan cokelat bisa dinikmati oleh konsumen, antara lain proses pembakaran untuk mengeluarkan rasa pada biji kakao (roasting), memisahkan cangkang dengan inti biji cokelat (winnowing), dan menggiling biji dengan batu menjadi cairan coklat (grinding).

Selain itu, proses dilanjutkan dengan mencampur dengan bahan lain seperti gula dan susu (mixing), mengaduk cokelat dalam waktu lama untuk menguapkan sebagian rasa asam (conching), serta tempering melalui kaca-kaca transparan hingga diproses menjadi hidangan atau dessert yang cantik.


Berdayakan Petani Lokal

Tissa menjelaskan selama menjalankan bisnis Pipiltin Cocoa, dia bersama karyawannya berupaya mewujudkan misi untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia lewat beberapa langkah. Salah satunya membeli langsung dengan harga yang layak dan premium yakni 40-50 persen di atas harga pasar. 

Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan biji yang betul-betul berkualitas, dimana Pipiltin dapat mengambil biji fermentasi di petani. Selain itu, dengan membeli biji kakao lebih mahal diharapkan kehidupan para petani Indonesia bisa terbantu.

"Kami membeli biji cokelat langsung kepada petani, yang dimana tahap harvesting, sorting, fermentation, washing, dan drying dilakukan oleh petani lalu masuk ke tahap produksi oleh Pipiltin sendiri," jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa bisnis ini menjadi wadah dan cara bagi pihaknya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani biji kakao, dimana hingga saat ini bahan baku yang digunakan Pipiltin Cocoa berasal dari lebih dari 2.000 mitra petani lokal.

Seiring waktu, usaha yang dilakukan oleh Tissa dan tim pun berhasil membawa produk cokelat lokal dari Pipiltin Cocoa dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, bahkan hingga ke pasar internasional seperti di Jepang, Singapura, dan negara lainnya.
 


Strategi Bisnis

Namun sayangnya, pandemi yang melanda juga memberikan dampak dimana bisnisnya sempat tergerus karena fokus sepenuhnya masih pada penjualan fisik (offline). Karena penjualan berkurang hingga 60 persen, Tissa pun akhirnya memutuskan untuk memperbaharui strategi berjualan dengan fokus mengembangkan penjualan secara online

Memulai hal yang baru tentu tidak mudah dan cepat. Tissa bersama tim harus mempelajari secara perlahan mengenai berbagai hal tentang bisnis online secara otodidak, mulai dari operasional hingga pemasaran. Akhirnya, dia pun mulai fokus berjualan di sejumlah platform ecommerce termasuk mengikuti sejumlah kampanye promosi.

Tidak hanya itu, untuk semakin menjangkau lebih luas dan menciptakan komunikasi yang lebih interaktif dengan konsumen, Pipiltin juga menggunakan fitur Live di ecommerce. Tissa merasakan pengalaman yang sangat berbeda ketika menggunakan fitur tersebut untuk memperkenalkan dan mempromosikan produknya.

Selain bisa memberikan informasi produk dengan sangat terperinci, pengguna juga semakin dimudahkan karena bisa langsung membeli produknya melalui fitur 'Keranjang'. "Dan untuk lebih menarik perhatian konsumen, ada juga fitur yang dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan giveaway bagi pengguna beruntung," katanya.

Diakui oleh Tissa, berkat promosi secara online, kini penjualannya meningkat signifikan hingga 4 kali lipat dibandingkan tahun 2022. Dirinya pun terus melakukan inovasi produk coklat beserta layanannya melalui riset pasar yang intensif agar Pipiltin terus berkembang dan mengikuti kemajuan zaman.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda


 

SEBELUMNYA

Selain Coldplay, Ini 6 Musisi yang Menyuarakan Semangat Ramah Lingkungan & Berkelanjutan

BERIKUTNYA

Mau Nonton Seoul Fashion Week Bareng ENHYPEN, Yuk Ikuti Program Menarik Satu  Ini!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: