Riset Populix: Masyarakat Mulai Melirik Asuransi Jenis Ini
16 May 2023 |
14:30 WIB
Pandemi covid-19 yang melanda dunia membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan. Beragam cara pun dilakukan untuk memastikan kesehatan tubuh tetap terjaga mulai dari mengubah pola hidup yang lebih sehat hingga melindungi diri dengan jaminan kesehatan.
Ya, pandemi juga rupanya mendorong kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi baik kesehatan maupun jiwa. Hasil survei bertajuk Indonesia’s Perceptions and Attitude Towards Health & Life Insurance Products yang dirilis Populix menyebutkan bahwa 73 persen masyarakat Indonesia mengaku memiliki asuransi merupakan hal penting terutama untuk jaminan kesehatan.
Baca juga: Keselamatan Kerja & Asuransi Jiwa jadi Isu Penting Peringatan Hari Film Nasional 2023
Laporan itu juga menemukan bahwa 3 dari 10 masyarakat Indonesia mulai memiliki asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini, serta hampir 7 dari 10 masyarakat sudah memiliki asuransi baik itu BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi.
Di antara para responden yang telah memiliki asuransi, sebanyak 72 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi pribadi dengan mayoritas memilih asuransi kesehatan sebagaimana dipilih oleh 80 persen responden, disusul dengan asuransi jiwa (55 persen), asuransi pensiun (35 persen), asuransi pendidikan (33 persen), dan asuransi kendaraan bermotor (31 persen).
Untuk membeli produk-produk asuransi tersebut, 57 persen masyarakat rela menyisihkan anggaran di bawah Rp750.000 setiap bulannya, dengan mayoritas metode pembayaran premi yang dipilih adalah membayar setiap bulan.
Survei yang melibatkan 1.041 responden itu juga menunjukkan lebih dari setengah responden telah memiliki asuransi selama lebih dari 2 tahun. Namun, 35 persen responden mengatakan bahwa mereka membeli asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini.
Ada beberapa alasan yang mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi pribadi yakni perlindungan untuk diri sendiri dan aset yang dimiliki sebagaimana dipilih 67 persen responden, dapat menanggung biaya rumah sakit hingga biaya operasi (63 persen), warisan/perlindungan bagi anggota keluarga apabila terjadi sesuatu (39 persen), investasi (33 persen), melihat pengalaman buruk keluarga atau teman yang tidak memiliki asuransi (24 persen), dan tidak mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor (21 persen)
Adapun, agen asuransi (67 persen), media sosial (57 persen), teman/keluarga (55 persen), media massa (46 persen), dan influencer (21 persen) merupakan sumber informasi bagi masyarakat seputar hal-hal terkait asuransi pribadi. Secara khusus dalam hal media sosial, Instagram (88 persen) dan YouTube (75 persen) menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mencari informasi seputar asuransi pribadi, diikuti dengan Facebook, WhatsApp dan Twitter.
Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama mereka dalam memilih perusahaan penyedia layanan asuransi pribadi, di antaranya penawaran polis sesuai dengan kebutuhan (83 persen), biaya premi yang terjangkau dan berkualitas (68 persen), klaim yang cepat dan tepat (68 persen), perusahaan memiliki reputasi yang baik (66 persen), serta ketersediaan rekanan pusat kesehatan yang berkualitas (54 persen).
Untuk asuransi kesehatan pribadi, manfaat-manfaat yang paling dicari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah manfaat penuh rawat inap dan rawat jalan (89 persen), santunan harian rawat inap (70 persen), manfaat penyakit kritis (65 persen), dan asuransi kesehatan untuk keluarga (53 persen).
Adapun, merek asuransi kesehatan pribadi yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat saat ini adalah Prudential (52 persen), Manulife (21 persen), Allianz (20 persen), AIA (20 persen), AXA Mandiri (18 persen), dan Sinarmas (13 persen).
Sementara untuk asuransi jiwa, sebesar 56 persen masyarakat Indonesia memilih tipe asuransi jiwa berjangka, 34 persen memilih asuransi jiwa seumur hidup, dan 10 persen memilih asuransi dwiguna. Adapun, perusahaan asuransi jiwa pilihan masyarakat Indonesia saat ini yaitu Prudential (37 persen), AIA (36 persen), Allianz (32 persen), Manulife (25 persen), AXA Mandiri (12 persen), Zurich (11 persen), dan Astra Life (10 persen).
Di samping itu, sebanyak 12 persen responden juga kini memiliki asuransi jiwa unit link dengan sejumlah alasan mulai dari investasi (90 persen), banyaknya manfaat tambahan (82 persen), hingga sebagai biaya pendidikan anak di masa depan (77 persen). Prudential (65 persen), Allianz (32 persen), AIA (21 persen), AXA Mandiri (19 persen), dan Manulife (15 persen) merupakan perusahaan asuransi jiwa unit link yang paling banyak dipilih masyarakat.
Selain asuransi pribadi, 44 persen responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki asuransi swasta yang didapatkan dari fasilitas kantor. Beberapa nama perusahaan penyedia asuransi yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia meliputi Prudential (25 persen), AXA Mandiri (12 persen), Lippo Insurance (9 persen), Generali (9 persen), dan Allianz (9 persen).
Sementara itu, di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi, masih terdapat 33 persen masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi. Alasan-alasan utama masyarakat belum memiliki asuransi yaitu belum memiliki anggaran untuk membayar premi (57 persen), biaya premi yang mahal (29 persen), kurang memahami manfaat asuransi (25 persen), dan belum membutuhkan jasa asuransi (22 persen).
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Asuransi Jiwa yang Tepat
Editor: Dika Irawa
Ya, pandemi juga rupanya mendorong kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi baik kesehatan maupun jiwa. Hasil survei bertajuk Indonesia’s Perceptions and Attitude Towards Health & Life Insurance Products yang dirilis Populix menyebutkan bahwa 73 persen masyarakat Indonesia mengaku memiliki asuransi merupakan hal penting terutama untuk jaminan kesehatan.
Baca juga: Keselamatan Kerja & Asuransi Jiwa jadi Isu Penting Peringatan Hari Film Nasional 2023
Laporan itu juga menemukan bahwa 3 dari 10 masyarakat Indonesia mulai memiliki asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini, serta hampir 7 dari 10 masyarakat sudah memiliki asuransi baik itu BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi.
Jenis Asuransi yang Diminati
Di antara para responden yang telah memiliki asuransi, sebanyak 72 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi pribadi dengan mayoritas memilih asuransi kesehatan sebagaimana dipilih oleh 80 persen responden, disusul dengan asuransi jiwa (55 persen), asuransi pensiun (35 persen), asuransi pendidikan (33 persen), dan asuransi kendaraan bermotor (31 persen).Untuk membeli produk-produk asuransi tersebut, 57 persen masyarakat rela menyisihkan anggaran di bawah Rp750.000 setiap bulannya, dengan mayoritas metode pembayaran premi yang dipilih adalah membayar setiap bulan.
Survei yang melibatkan 1.041 responden itu juga menunjukkan lebih dari setengah responden telah memiliki asuransi selama lebih dari 2 tahun. Namun, 35 persen responden mengatakan bahwa mereka membeli asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini.
Ada beberapa alasan yang mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi pribadi yakni perlindungan untuk diri sendiri dan aset yang dimiliki sebagaimana dipilih 67 persen responden, dapat menanggung biaya rumah sakit hingga biaya operasi (63 persen), warisan/perlindungan bagi anggota keluarga apabila terjadi sesuatu (39 persen), investasi (33 persen), melihat pengalaman buruk keluarga atau teman yang tidak memiliki asuransi (24 persen), dan tidak mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor (21 persen)
Adapun, agen asuransi (67 persen), media sosial (57 persen), teman/keluarga (55 persen), media massa (46 persen), dan influencer (21 persen) merupakan sumber informasi bagi masyarakat seputar hal-hal terkait asuransi pribadi. Secara khusus dalam hal media sosial, Instagram (88 persen) dan YouTube (75 persen) menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mencari informasi seputar asuransi pribadi, diikuti dengan Facebook, WhatsApp dan Twitter.
7 dari 10 masyarakat sudah memiliki asuransi baik itu BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi (Sumber gambar: Freepik)
Pertimbangan Memilih Asuransi
Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama mereka dalam memilih perusahaan penyedia layanan asuransi pribadi, di antaranya penawaran polis sesuai dengan kebutuhan (83 persen), biaya premi yang terjangkau dan berkualitas (68 persen), klaim yang cepat dan tepat (68 persen), perusahaan memiliki reputasi yang baik (66 persen), serta ketersediaan rekanan pusat kesehatan yang berkualitas (54 persen). Untuk asuransi kesehatan pribadi, manfaat-manfaat yang paling dicari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah manfaat penuh rawat inap dan rawat jalan (89 persen), santunan harian rawat inap (70 persen), manfaat penyakit kritis (65 persen), dan asuransi kesehatan untuk keluarga (53 persen).
Adapun, merek asuransi kesehatan pribadi yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat saat ini adalah Prudential (52 persen), Manulife (21 persen), Allianz (20 persen), AIA (20 persen), AXA Mandiri (18 persen), dan Sinarmas (13 persen).
Sementara untuk asuransi jiwa, sebesar 56 persen masyarakat Indonesia memilih tipe asuransi jiwa berjangka, 34 persen memilih asuransi jiwa seumur hidup, dan 10 persen memilih asuransi dwiguna. Adapun, perusahaan asuransi jiwa pilihan masyarakat Indonesia saat ini yaitu Prudential (37 persen), AIA (36 persen), Allianz (32 persen), Manulife (25 persen), AXA Mandiri (12 persen), Zurich (11 persen), dan Astra Life (10 persen).
Di samping itu, sebanyak 12 persen responden juga kini memiliki asuransi jiwa unit link dengan sejumlah alasan mulai dari investasi (90 persen), banyaknya manfaat tambahan (82 persen), hingga sebagai biaya pendidikan anak di masa depan (77 persen). Prudential (65 persen), Allianz (32 persen), AIA (21 persen), AXA Mandiri (19 persen), dan Manulife (15 persen) merupakan perusahaan asuransi jiwa unit link yang paling banyak dipilih masyarakat.
Selain asuransi pribadi, 44 persen responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki asuransi swasta yang didapatkan dari fasilitas kantor. Beberapa nama perusahaan penyedia asuransi yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia meliputi Prudential (25 persen), AXA Mandiri (12 persen), Lippo Insurance (9 persen), Generali (9 persen), dan Allianz (9 persen).
Sementara itu, di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi, masih terdapat 33 persen masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi. Alasan-alasan utama masyarakat belum memiliki asuransi yaitu belum memiliki anggaran untuk membayar premi (57 persen), biaya premi yang mahal (29 persen), kurang memahami manfaat asuransi (25 persen), dan belum membutuhkan jasa asuransi (22 persen).
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Asuransi Jiwa yang Tepat
Editor: Dika Irawa
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.