diskusi dan konferensi di HFN 2023 (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung)

Keselamatan Kerja & Asuransi Jiwa jadi Isu Penting Peringatan Hari Film Nasional 2023

07 March 2023   |   15:12 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Optimalisasi keselamatan kerja terhadap pelaku industri film menjadi isu penting yang terus digaungkan oleh sineas di Tanah Air. Belum adanya standar operasional prosedur (SOP) mengakibatkan hubungan kerja di ekosistem industri ini cenderung kurang sehat bagi para pekerjanya. 

Wacana inilah yang dibawa oleh sejumlah asosiasi profesi perfilman Indonesia dalam konferensi Hari Film Nasional (HFN). Dalam diskusi tersebut mereka menggodok mengenai keselamatan kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang didasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI nomor 50 tahun 2012.

Linda Gozali, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) mengatakan skema kerja di industri film nasional memang masih tumpang tindih. Salah satunya terkait jam kerja yang tidak bisa digeneralisasikan sesuai peraturan UU ketenagakerjaan, sebab dalam implementasinya pasti bisa berubah saat berada di lapangan.

Tak hanya itu, dari sisi keselamatan bahkan selalu ada konflik antar pekerja saat produksi film berlangsung. Namun, dari berbagai kasus tersebut, dia mengaku dapat terus belajar dalam menciptakan ekosistem kerja film yang lebih baik di masa mendatang.

"Oleh karena itu APROFI mengajak seluruh stakeholder untuk membicarakan mengenai permasalahan tersebut demi mencapai kesepakatan yang sama antar berbagai lini di industri film nasional mengenai keselamatan hingga jam kerja yang layak sesuai prosedur," Kata Linda, Selasa (7/2/2023). 

Baca juga: Rayakan Bulan Film Nasional, BPI Gelar Pameran & Workshop Film
 
 

Senada, Ketua Umum Indonesian Film Director Club (IFDC) Ifa Isfansyah, mengatakan industri film saat ini masih cenderung berpihak pada standar kerja kapital. Namun, insan film dan sineas mulai banyak yang sadar untuk melakukan produksi dengan standar kerja yang nyaman dan aman sesuai prosedur kerja.

Melalui forum diskusi dan penggodokan materi yang dihelat Badan Perfilman Indonesia (BPI), dia mengungkap hasil implementasinya mungkin tidak bisa dinikmati pada masa sekarang. Namun, pada masa depan setidaknya para sineas generasi berikutnya bisa masuk dan bekerja di industri film yang lebih sehat.

"Sekarang menang sudah ada kesadaran untuk melakukan kerja yang lebih terstruktur dan ada aturannya. Dari konferensi ini pun saya berharap nantinya seluruh asosiasi dapat saling bersinergi dan menghasilkan film yang lebih berkualitas," kata Ifa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Indonesian Cinematographers Society (ICS) Muhammad Firdaus, tidak menampik juga bahwa pekerja film banyak yang tidak mengetahui Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik. Pasalnya, pengetahuan yang mereka miliki berasal dari turun temurun atau pengalaman saat di lapangan.

Faktor kurangnya literasi tersebut yang menurutnya sering berimbas pada insiden kecelakaan kerja saat proses produksi film. Salah satunya saat film mengejar nilai estetika tapi tanpa memberi keselamatan yang tepat terhadap kameramen atau pekerja film yang lain.

"Ini juga membuat saya sering miris, alat untuk pembuatan film itu bahkan diasuransikan, tapi untuk manusia atau operatornya malah tidak memiliki asuransi jiwa saat produksi film berlangsung," kata Firdaus.

Sebagai informasi, Badan Perfilman Indonesia (BPI) menggelar rangkaian kegiatan pada Hari Film Nasional pada 2023 yang berlangsung dari 6-11 Maret 2023 di Gedung Film, Pancoran, Jakarta Selatan. Adapun, rangkaian kegiatan Hari Film Nasional diadakan dengan berbagai kegiatan. Termasuk konferensi, workshop dan forum rembug yang didedikasikan untuk asosiasi profesi, komunitas film, dan pegiat festival mengenai isu perkembangan film nasional.

Seluruh kegiatan HFN 2023 ini nantinya akan ditutup dengan sarasehan film pada 30 Maret 2023, sebuah agenda yang merepresentasikan hasil penggodokan materi konferensi. Puncak acara HFN diharap dapat menjadi forum sumbang saran dari berbagai latar bidang keilmuan untuk kemajuan film nasional. 

Baca juga: Perkembangan Teknologi & Penguatan Ekosistem Jadi Tantangan Baru Industri Film Nasional

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Psikolog Sebut Suka Flexing Tanda Kurang Percaya Diri

BERIKUTNYA

Desainer Temma Prasetio Siap Perkenalkan Tenun NTT di Dubai Fashion Week 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: