Seseorang sedang trekking di kawasan Sentul, Bogor. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

"Capek Tapi Seru", Trekking Jadi Olahraga yang Digemari Masyarakat

13 May 2023   |   12:07 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Indah Khaerunnisa (26) sebetulnya tidak begitu akrab dengan trekking. Namun, berkat ajakan temannya dia pun mengikuti olahraga tersebut di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Berbekal tongkat dari penyedia jasa pendamping trekking, dia tempuh perjalanan sekitar 4 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 3 jam.

Dia menyusuri perjalanan berliku, menanjak, dan sesekali bertemu arus sungai untuk mencapai pada beberapa titik trekking yang berupa curug mulai dari Leuwi Hejo, Leuwi Lieuk, dan Leuwi Benjol. Perjalanan trekking yang melelahkan dan menguras keringat, seakan langsung sirna ketika tubuh bertemu dengan derasnya air curug dari gunung yang segar.

Baca juga: Pendaki Pemula Wajib Tahu 4 Hal Ini sebelum Mendaki Gunung

Bagi Indah, perjalanan trekking ini sangat berkesan. Selain melihat pemandangan alam yang indah di sepanjang perjalanan, aktivitas trekking menurutnya bisa menjadi pilihan olahraga sekaligus berwisata pada akhir pekan yang menyenangkan. "Meskipun capek, tapi ada kesenangan tersendiri waktu trekking. Kayaknya aku ketagihan untuk coba lagi," kata perempuan yang bekerja sebagai desainer grafis itu.

Ya, trekking merupakan salah satu aktivitas luar ruangan (outdoor) yang kini tengah digandrungi masyarakat. Sebab, olahraga ini menawarkan sensasi wisata dan olahraga sekaligus. Selain bisa menikmati pemandangan alam yang indah dan udara segar, trekking adalah olahraga yang bisa meningkatkan kesehatan fisik dan kekuatan otot kaki.

Baca juga: Referensi Hiking, Ini Dia 7 Puncak Gunung Tertinggi di Indonesia

Berbeda dengan hiking, trekking ialah suatu perjalanan yang ditempuh dengan melewati berbagai medan mulai dari jalur lintas alam, jalan tanah, jalur gunung, atau area tanpa jalan di hutan belantara. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh seseorang, selain sebagai olahraga, juga untuk mencari makna spiritual dan moral.
 

Seseorang sedang trekking di kawasan Sentul, Bogor. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Seseorang sedang trekking di kawasan Sentul, Bogor. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Iwan Kurniawan, Pemandu Sentul Hill Trekking, mengatakan sejak pandemi tren minat trekking masih cukup besar di kalangan masyarakat. Menurutnya, saat ini masyarakat memiliki minat yang besar terhadap aktivitas fisik di luar ruangan seperti yang dekat dengan alam.

Secara rata-rata, jumlah pengunjung yang melakukan trekking di Sentul Hill Trekking saat ini bisa mencapai 200-300 orang per minggu. "Waktu pandemi itu ramai banget, malah bisa mencapai 1.000 orang selama seminggu," jelasnya.

Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari aktivitas trekking mulai dari melatih otot jantung, membangun kepadatan tulang, menurunkan berat badan, meningkatkan suasana hati, hingga meningkatkan kualitas tidur. Meski demikian, tak dipungkiri, sehari setelah trekking biasanya badan akan terasa sakit.

"Tapi rasakan dua atau tiga hari setelah trekking, badan itu pasti akan terasa enteng," imbuhnya.

Iwan menjelaskan tidak ada batasan umur dalam melakukan trekking. Aktivitas fisik satu ini bisa dijalani mulai dari anak-anak berusia 5 tahun hingga lanjut usia, selama memiliki kondisi kesehatan dan stamina yang fit untuk trekking.

Baca juga: Punya Berbagai Kelebihan, Kalian Patut Mencoba Olahraga Jalan Nordik

Di sisi lain, bagi seseorang yang mempunyai penyakit tertentu juga diperbolehkan untuk melakukan trekking, selama mendapatkan pantauan dari dokter atau pihak tenaga medis. Nantinya, pemandu akan menyesuaikan jarak tempuh trekking sesuai dengan kondisi pengunjung.

Hal inilah yang membuat kehadiran pemandu sangat penting ketika trekking. Pasalnya, setiap pemandu umumnya sudah memahami medan yang ingin ditempuh begitupun dengan berbagai tingkat kesulitannya. Selain itu, pemandu juga bisa menjadi pihak yang akan menolong jika sewaktu-waktu terjadi masalah selama perjalanan trekking.


Jarak Tempuh

Di sisi lain, jarak tempuh trekking bervariasi mulai dari yang terdekat yakni sekitar 3 kilometer hingga yang paling terjauh mencapai 16 kilometer. Jarak tersebut sudah termasuk perjalanan pulang-pergi (PP). Adapun, untuk waktu tempuh trekking biasanya tidak bisa ditentukan, tergantung dari proses perjalanan tiap-tiap orang.

Untuk waktu terbaik trekking, Iwan merekomendasikan pada pagi hari mulai dari pukul 06.00 WIB. Sebab, saat pagi hari, udara masih segar sehingga perjalanan trekking pun akan lebih terasa menyenangkan. Sebelum trekking, seseorang juga diharuskan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu khususnya pada bagian kaki sekitar 5 menit.

Selain itu, sejumlah peralatan juga harus disiapkan untuk keperluan trekking seperti menggunakan pakaian olahraga yang nyaman dan tidak panas, sepatu, topi, dan trekking pole atau tongkat mendaki. Satu hal juga yang harus diperhatikan saat trekking adalah untuk tetap menjaga lingkungan alam sekitar selama menempuh perjalanan, seperti membuang sampah pada tempatnya.

Baca juga: Healing di Alam Terbuka Yuk! Begini Caranya

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Bartender Merapat, Asia's 50 Best Bars Akan Diselenggarakan di Hong Kong

BERIKUTNYA

Perbandingan Harga Tiket Coldplay di Jakarta & Kuala Lumpur, Mana Paling Murah?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: