Ilustrasi artificial intelligence atau AI. (sumber gambar: Unsplash/Igor Omilaev)

Gempuran AI di Dunia Penulisan Kreatif, Ancaman atau Berkah? 

14 January 2025   |   22:51 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Teknologi artificial intelligence (AI) menyasar semua sektor, tidak terkecuali dunia kepenulisan. Hadirnya kecerdasan buatan di dunia kreatif ibarat pisau bermata pisau. Di satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain juga dikhawatirkan mengancam pekerjaan manusia. 

Penulis skenario Alim Sudio mengatakan, kemunculan AI adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari oleh manusia. Hadirnya teknologi ini menurutnya harus disikapi dengan cara yang tepat, karena AI hanyalah alat bantu, termasuk dalam penulisan proses kreatif.

Sebagai penulis, Alim bahkan kerap menggunakan AI untuk mencari pemantik ide atau pun menemaninya berdiskusi. Sebab, dari sana dia akan mengetahui pandangan umum terkait hal-hal yang dipikirkan oleh manusia kebanyakan. Dari sinilah dia kemudian mencari keunikan dari ide-ide general tersebut. 

Baca juga: Eksklusif Alim Sudio: Proses Kreatif & Simpang Jalan Penulisan Skenario pada Era AI

Munculnya teknologi AI yang belakangan semakin meruyak ke berbagai lini juga harus dirayakan oleh para pekerja kreatif, alih-alih antipati terhadap teknologi tersebut. Sebab, pada dasarnya AI hanyalah alat dari hasil kerja dan ciptaan manusia yang dapat membantu mereka untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Dalam proses penulisan misalnya, mereka yang menggunakkan AI lalu memadukannya dengan gagasan ide personal, menurut Alim kemungkinan besar akan lebih unggul dibanding mereka yang antipati terhadap AI. Sebab, selain dapat memadukan kecanggihan teknologi, mereka akan dapat melihat kecenderungan gagasan-gagasan umum.

"Saya menggunakan AI selama itu membantu pengayaan ide. Sebab di luar sana mungkin juga 10 orang penulis skenario yang sedang mempertanyakan hal yang sama. Namun, dengan cara tersebut, saya jadi tahu polanya seperti apa. Dari sinilah saya mencoba mencari keunikan lain dari ide-ide yang umum," katanya.

Penulis Eka Kurniawan mengatakan, seperti teknolog lain, para pekerja kreatif harus sadar bahwa AI hanyalah sebuah alat. Dalam dunia kreatif munculnya AI menurut novelis yang juga menulis skenario film itu, memang dapat menjadi peluang dalam memaksimalkan kerja-kerja penulisan.

Jika menilik AI sebagai sebuah ancaman bagi sektor kreatif, menurut Eka, hal tersebut hal yang wajar. Sebab jika menilik pada kasus munculnya kamera fotografi, misalnya, ketika itu mungkin masyarakat menganggapnya sebagai sebuah ancaman. Akan tetapi lambat laun mereka bisa menjadikannya sebagai bagian kehidupan sehari-hari.

"Buatku AI itu sesuatu yang tidak mungkin kita hadang. Walaupun kita berusaha, tetap akan ada orang lain yang mengembangkannya terus. Jadi lebih bagaimana cara kita memandang teknologi tersebut untuk dimanfaatkan, tapi di sisi lain kita juga tidak diperbudak," katanya.

Menurut Eka, ke depannya AI kemungkinan besar diprediksi juga akan dapat menulis novel dan naskah skenario. Sebab dalam hal ini AI dapat belajar lebih baik dibandingkan manusia, berdasarkan data yang mereka himpun dari big data, aplikasi, dan platform-platform digital di internet.

Namun, apa yang dihasilkan oleh AI menurutnya tidak memiliki value (nilai) atau karakter yang khas. Signature atau kekhasan yang hanya dapat diolah oleh manusia inilah, menurut Eka yang hingga saat ini belum bisa diolah oleh AI, di mana ada emosi yang diolah dengan cara yang lebih manusiawi, yang tidak artifisial. 

"Ketika kita baca karyanya Mochtar Lubis, Pramoedya Ananta Toer, atau penulis yang lain, itu kan bukan hanya cerita yang bisa dipelajari oleh AI. Namun di dalamnya ada emosi penulis, pandangan dunia, dan kemarahannya mungkin bisa berbeda-beda. Setiap karya akan otentik, dan itu tidak akan bisa tergantikan," imbuhnya. 

Baca juga: Cerita di Balik Layar Penulisan Naskah Film 2nd Miracle in Cell No.7

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Mendekatkan Seni & Sejarah pada Anak Lewat Pameran Pola-pola Bejana di KiN Space

BERIKUTNYA

Asus Zenbook 14 OLED Jadi Laptop Pertama Pakai Arrow Lake

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: