Upacara biasanya menjadi salah satu kegiatan saat memeringati Hardiknas (sumber gambar: Unsplash/ Syahrul Alamsyah)

Simak Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Tiap 2 Mei

02 May 2023   |   08:16 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas diperingati masyarakat Indonesia pada 2 Mei setiap tahunnya. Tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Oleh karena itu pada Hardiknas seluruh masyarakat Indonesia akan memberikan apresiasi untuk para insan pendidikan, termasuk pengajar maupun pelajar. Salah satunya, dengan  mengingat kembali jasa Ki Hajar Dewantara dalam menegakkan pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Diperingati Setiap 1 Mei, Cek Sejarah dan Tema Hari Buruh Internasional 2023

Adapun peringatan Hardiknas tersebut ditetapkan setelah adanya Surat Keputusan Presiden RI (Sukarno) No. 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Pemilihan tersebut diambil dari waktu kelahiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional pada 2 Mei 1889.
 
 


Mengutip dari laman resmi Kemdikbud, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar. Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023.

Tak hanya itu, dalam rangka peringatan Hardiknas 2023, juga akan dilaksanakan beragam aktivitas lain bertema pendidikan di Tanah Air. Salah satunya yang jamak dilakukan yakni  pengibaran bendera yang dilanjutkan pidato untuk mengenang sosok ki Hajar Dewantara serta pemikirannya.

Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Hardiknas memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Ki Hajar Dewantara yang cukup vokal mengkritik pemerintah kolonial Hindia Belanda pada waktu itu. Salah satunya mengenai kebijakan mereka yang hanya memperbolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kamu priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Akibatnya, Ki Hajar Dewantara pun diasingkan ke Belanda dalam kurun waktu lama, yakni dari 1913 hingga 1919. Dia dibuang ke Negeri Kincir Angin bersama dua rekannya, yakni Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Kelak, ketiga tokoh ini kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Sepulang dari pengasingan, dikutip dari bpmriau, Ki Hajar Dewantara  lalu mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari peran sang istri, yakni Sutartinah yang mengusulkan perlawanan terhadap Belanda lewat pemikiran dan pendidikan.

Dari sinilah Ki Hajar Dewantara kelak juga mengajarkan filosofi yang terkenal di dunia pendidikan. Yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani, yang berarti; Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan.

Setelah Indonesia merdeka, beliau lalu diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada 2 September 1945. Semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani, kelak juga menjadi slogan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia.

Baca juga: Sejarah & Makna Hari Tanpa Riasan Wajah yang Dirayakan Setiap 26 April

Ki Hajar Dewantara wafat umur 70 tahun pada 2 April 1959 di Yogyakarta. Atas segala pencapaian serta jasanya dia pun ditetapkan sebagai pahlawan nasional ke-2 sekaligus Bapak Pendidikan Indonesia. Hal ini dapat disimak melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

6 Fakta Grup K-Pop FIFTY FIFTY, Pelantun Single Cupid yang Viral

BERIKUTNYA

Cek Fakta Menarik The Super Mario Bros Movie yang Cetak Rekor Pendapatan Film 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: