Regulator Inggris Blokir Akuisisi Activision Blizzard Oleh Microsoft, Ini Alasannya
27 April 2023 |
08:28 WIB
Microsoft terancam kesulitan mengembangkan rencana akuisisinya untuk Activision Blizzard setelah regulator di Inggris memblokir kerja sama ini. Activision Blizzard, raksasa di balik game-game populer itu sudah berencana diakuisisi Microsoft sejak Januari 2022 lalu.
Namun, secara mendadak regulator Inggris membuat pernyataan mengejutkan. Pasalnya, kesepakatan Microsoft yang mencapai US$68,7 miliar itu diblokir oleh Otoritas Persaingan dan Pasar (CMA) di Inggris.
CMA sendiri bertanggungjawab melihat kesehatan persaingan pasar untuk berbagai bidang di Inggris. Sebelum memutuskan untuk memblokir rencana ini, mereka telah melakukan analisa pada 3 juta dokumen Microsoft dan Activison Blizzard selama berbulan-bulan. Hasilnya, kesepakatan dua raksasa ini digadang bisa merubah pasar cloud game yang berkembang terlalu pesat.
Regulator mengkhawatirkan jika gabungan dua raksasa teknologi ini bisa menyebabkan inovasi berkurang hingga sedikitnya pilihan bagi para gaers di Inggris. Atas keputusan ini, Microsoft cukup terpukul dan tak terima dengan keadaan. Rencana untuk melakukan banding putusan akan segera dilakukan.
Baca juga: Rilis Hari Ini, Cek 5 Fakta Menarik Game Honkai: Star Rail Besutan HoYoverse
Vice Chair dan Presiden Microsoft, Brad Smith menyebut, tertolaknya merger ini demi alasan kesehatan persaingan justru bisa mengambat inovasi teknologi di Inggris. “Kami sangat kecewa karena pertimbangan panjang, keputusan ini tampaknya mencerminkan pemaaman yang salah tentang pasar dan cara kerja teknologi cloud yang relevan,” jelas Brad Smit dikutip dari akun Twitter-nya @bradsmi pada Kamis (27/4/2023).
Sebagaimana diketahui, Microsoft sudah menandatangi kontrak untuk memuat game populer Activision Blizzard bisa diakses lebih dari 150 juta perangkat di seluruh dunia. Komitmen ini akan terus berlanjut, sehingga Microsoft siap mengajukan banding melalui perbaikan regulasi yang sudah mulai digerakan per Rabu (26/4/2023, kemarin.
CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick juga memberikan pernyataan resmi terkait dengan regulasi ini. Dilansir dari situs Activision Blizzard, Bobby menyebut ketidaksetujuan teradap merger ini masih jauh dari kata akhir. “Bersama Microsoft, kami dapat dan akan menggugat keputusan ini, dan kami telah memulai upaya untuk mengajukan banding ke Pengadilan Banding Persaingan Inggris,” jelas Bobby.
Petinggi dari dua perusahaan ini menentang pernyataan CMA yang menyebut akuisisi ini akan mengendalikan sebagian besar pasar cloud game. Justru, bergabungnya dua perusahaan besar ini disebut Bobby akan melahrkan kompetisi yang baik. “Kami yakin dengan kasus kami karena fakta ada di pihak kami, kesepakatan ini bagus untuk persaingan,” lanjutnya.
Activision Blizzard beranggapan jika gabungan dua perusahaan ini akan menubuhkan posisi kepemimpinan Inggris dalam dunia teknologi. Kekhawatiran CMA disebut justru bisa menghambat investasi dan penciptaan lapangan kerja untuk industri game di Inggris.
Keyakinan Microsoft dan Activision Blizzard tersebut bertentangan dengan perkiraan CMA bahwa Microsoft bisa mendominasi pasar cloud game mencapai 70 persen. Itu belum termasuk layanan cloud game secara global dalam game-game tenar Activision Blizzard seperti Call of Duty dan Overwatch.
Baca juga: Rekomendasi Game Simulator untuk PC, Sensasi Jadi Supir Truk sampai Pilot
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Namun, secara mendadak regulator Inggris membuat pernyataan mengejutkan. Pasalnya, kesepakatan Microsoft yang mencapai US$68,7 miliar itu diblokir oleh Otoritas Persaingan dan Pasar (CMA) di Inggris.
CMA sendiri bertanggungjawab melihat kesehatan persaingan pasar untuk berbagai bidang di Inggris. Sebelum memutuskan untuk memblokir rencana ini, mereka telah melakukan analisa pada 3 juta dokumen Microsoft dan Activison Blizzard selama berbulan-bulan. Hasilnya, kesepakatan dua raksasa ini digadang bisa merubah pasar cloud game yang berkembang terlalu pesat.
Regulator mengkhawatirkan jika gabungan dua raksasa teknologi ini bisa menyebabkan inovasi berkurang hingga sedikitnya pilihan bagi para gaers di Inggris. Atas keputusan ini, Microsoft cukup terpukul dan tak terima dengan keadaan. Rencana untuk melakukan banding putusan akan segera dilakukan.
Baca juga: Rilis Hari Ini, Cek 5 Fakta Menarik Game Honkai: Star Rail Besutan HoYoverse
Vice Chair dan Presiden Microsoft, Brad Smith menyebut, tertolaknya merger ini demi alasan kesehatan persaingan justru bisa mengambat inovasi teknologi di Inggris. “Kami sangat kecewa karena pertimbangan panjang, keputusan ini tampaknya mencerminkan pemaaman yang salah tentang pasar dan cara kerja teknologi cloud yang relevan,” jelas Brad Smit dikutip dari akun Twitter-nya @bradsmi pada Kamis (27/4/2023).
Sebagaimana diketahui, Microsoft sudah menandatangi kontrak untuk memuat game populer Activision Blizzard bisa diakses lebih dari 150 juta perangkat di seluruh dunia. Komitmen ini akan terus berlanjut, sehingga Microsoft siap mengajukan banding melalui perbaikan regulasi yang sudah mulai digerakan per Rabu (26/4/2023, kemarin.
We remain fully committed to our acquisition with @ATVI_AB and will appeal today's determination by the CMA. Here's our statement. pic.twitter.com/ylvDP5RUqQ
— Brad Smith (@BradSmi) April 26, 2023
CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick juga memberikan pernyataan resmi terkait dengan regulasi ini. Dilansir dari situs Activision Blizzard, Bobby menyebut ketidaksetujuan teradap merger ini masih jauh dari kata akhir. “Bersama Microsoft, kami dapat dan akan menggugat keputusan ini, dan kami telah memulai upaya untuk mengajukan banding ke Pengadilan Banding Persaingan Inggris,” jelas Bobby.
Petinggi dari dua perusahaan ini menentang pernyataan CMA yang menyebut akuisisi ini akan mengendalikan sebagian besar pasar cloud game. Justru, bergabungnya dua perusahaan besar ini disebut Bobby akan melahrkan kompetisi yang baik. “Kami yakin dengan kasus kami karena fakta ada di pihak kami, kesepakatan ini bagus untuk persaingan,” lanjutnya.
Activision Blizzard beranggapan jika gabungan dua perusahaan ini akan menubuhkan posisi kepemimpinan Inggris dalam dunia teknologi. Kekhawatiran CMA disebut justru bisa menghambat investasi dan penciptaan lapangan kerja untuk industri game di Inggris.
Keyakinan Microsoft dan Activision Blizzard tersebut bertentangan dengan perkiraan CMA bahwa Microsoft bisa mendominasi pasar cloud game mencapai 70 persen. Itu belum termasuk layanan cloud game secara global dalam game-game tenar Activision Blizzard seperti Call of Duty dan Overwatch.
Baca juga: Rekomendasi Game Simulator untuk PC, Sensasi Jadi Supir Truk sampai Pilot
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.