Begini Tanggapan Kurator Soal Desain Istana Garuda di IKN
25 April 2023 |
16:16 WIB
Pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan terus digeber. Mengambil simbol burung Garuda, hasil desain dari seniman Nyoman Nuarta itu terus dikebut pengerjaannya karena ditargetkan rampung pada Agustus 2024 untuk upacara peringatan HUT RI.
Seniman Nyoman Nuarta menyebut, desain istana IKN merupakan bentuk penggabungan dari pola arsitektur yang mempertimbangkan aspek estetik. Pematung asal Bali itu juga mengatakan desain Istana Garuda tetap mengedepankan nilai guna serta manfaat bagi lingkungan sehingga akan rendah emisi.
"Selain itu, di dalam istana IKN juga akan terdapat semacam hutan mini. Saya berharap dengan berbagai macam tumbuhan hijau ini nantinya bisa mengurangi hawa panas, sehingga tidak lagi memerlukan AC," papar Nyoman saat dihubungi Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Sesuai namanya, Istana negara di IKN juga didesain lewat simbol burung Garuda sebagai representasi masyarakat Indonesia yang multikultur. Burung Garuda, menurut Nyoman, mengasosiasikan kebhinekaan masyarakat Tanah Air yang berjumlah lebih dari 1.340 suku.
Sementara itu, kurator Mikke Susanto, mengatakan bahwa tema sosial politik memang erat kaitannya dengan karya-karya Nyoman Nuarta. Hal tersebut dapat terlihat dari sejumlah portofolionya yang mengeksplorasi topik mitologi, seperti GWK dan penari tradisi di Indonesia.
Tak hanya itu, karya-karya seniman asal Pulau Dewata itu juga secara umum bergaya fantasi. Tema- tema tersebut menurutnya dapat dilihat melalui basis dasar ornamen Nusantara yang diterapkan oleh sang seniman, terutama lewat khasanah budaya Bali.
"Ide-ide yang disentuh [Nyoman Nuarta] pun sering mengandung imajinasi visual yang menggabungkan aspek material dengan konstruktif yang masif," kata Mikke kepada Hypeabis.id.
Adapun, mengenai pola khas tersebut yang saat ini diterapkan untuk desain Istana Garuda, menurut Mikke merupakan sebuah kejutan dan eksperimental yang menarik. Dia pun mengapresiasi hasil desain Nyoman yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.
"Jika dilihat, Istana Presiden di IKN bukan hanya sekedar menjadi karya arsitektur semata. Kita yang masuk ke dalamnya nanti seakan memasuki karya seni patung gigantik. Dalam bahasa filosofis, kita adalah anak-anak Garuda," papar Mikke.
Namun, terlepas dari itu semua Mikke menyarankan hal yang jauh lebih penting dari desain adalah menyiapkan mental budaya di lahan tempat didirikanya IKN.
Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu berharap agar nantinya semua penghuni di IKN mau belajar budaya setempat agar identitas dan perubahannya tidak sampai membuat chaos. "Jadi jangan sampai masyarakat penggunanya menjadi urban baru yang merusak tradisi di Kalimantan atau sekitarnya," tandasnya.
Sekedar informasi, IKN akan dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan total lahan seluas 100 hektar. Adapun, untuk Istana Garuda, rencananya akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian 4 lantai.
Nyoman Nuarta bersama timnya yang terdiri dari 70 orang ahli, sejauh ini pun telah melakukan berbagai penelitian di IKN. Beberapa di antaranya termasuk pengeboran untuk melihat kontur tanah, hingga pengecekan termal gedung dengan menggunakan smart geometry.
Istana Garuda menurut Nyoman akan dibangun menggunakan material perforated corten (panel baja berlubang) cangkang tembaga, kuningan, galvalum dan kaca. Adapun, keunikan lain dari desain Istana Garuda adalah penggunaan ribuan bilah modul kuningan.
"Material yang terdiri dari berbagai bentuk itu nantinya akan disusun menggunakan teknologi barcode. Saat ini, tim kami masih terus bekerja membuat bilah-bilah tersebut," papar Nyoman.
Baca juga: Ditargetkan Selesai Tahun Depan, Begini Proses Pembangunan Istana di IKN
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Seniman Nyoman Nuarta menyebut, desain istana IKN merupakan bentuk penggabungan dari pola arsitektur yang mempertimbangkan aspek estetik. Pematung asal Bali itu juga mengatakan desain Istana Garuda tetap mengedepankan nilai guna serta manfaat bagi lingkungan sehingga akan rendah emisi.
"Selain itu, di dalam istana IKN juga akan terdapat semacam hutan mini. Saya berharap dengan berbagai macam tumbuhan hijau ini nantinya bisa mengurangi hawa panas, sehingga tidak lagi memerlukan AC," papar Nyoman saat dihubungi Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Sesuai namanya, Istana negara di IKN juga didesain lewat simbol burung Garuda sebagai representasi masyarakat Indonesia yang multikultur. Burung Garuda, menurut Nyoman, mengasosiasikan kebhinekaan masyarakat Tanah Air yang berjumlah lebih dari 1.340 suku.
Sementara itu, kurator Mikke Susanto, mengatakan bahwa tema sosial politik memang erat kaitannya dengan karya-karya Nyoman Nuarta. Hal tersebut dapat terlihat dari sejumlah portofolionya yang mengeksplorasi topik mitologi, seperti GWK dan penari tradisi di Indonesia.
Tak hanya itu, karya-karya seniman asal Pulau Dewata itu juga secara umum bergaya fantasi. Tema- tema tersebut menurutnya dapat dilihat melalui basis dasar ornamen Nusantara yang diterapkan oleh sang seniman, terutama lewat khasanah budaya Bali.
"Ide-ide yang disentuh [Nyoman Nuarta] pun sering mengandung imajinasi visual yang menggabungkan aspek material dengan konstruktif yang masif," kata Mikke kepada Hypeabis.id.
Adapun, mengenai pola khas tersebut yang saat ini diterapkan untuk desain Istana Garuda, menurut Mikke merupakan sebuah kejutan dan eksperimental yang menarik. Dia pun mengapresiasi hasil desain Nyoman yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.
"Jika dilihat, Istana Presiden di IKN bukan hanya sekedar menjadi karya arsitektur semata. Kita yang masuk ke dalamnya nanti seakan memasuki karya seni patung gigantik. Dalam bahasa filosofis, kita adalah anak-anak Garuda," papar Mikke.
Namun, terlepas dari itu semua Mikke menyarankan hal yang jauh lebih penting dari desain adalah menyiapkan mental budaya di lahan tempat didirikanya IKN.
Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu berharap agar nantinya semua penghuni di IKN mau belajar budaya setempat agar identitas dan perubahannya tidak sampai membuat chaos. "Jadi jangan sampai masyarakat penggunanya menjadi urban baru yang merusak tradisi di Kalimantan atau sekitarnya," tandasnya.
Sekedar informasi, IKN akan dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan total lahan seluas 100 hektar. Adapun, untuk Istana Garuda, rencananya akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian 4 lantai.
Nyoman Nuarta bersama timnya yang terdiri dari 70 orang ahli, sejauh ini pun telah melakukan berbagai penelitian di IKN. Beberapa di antaranya termasuk pengeboran untuk melihat kontur tanah, hingga pengecekan termal gedung dengan menggunakan smart geometry.
Istana Garuda menurut Nyoman akan dibangun menggunakan material perforated corten (panel baja berlubang) cangkang tembaga, kuningan, galvalum dan kaca. Adapun, keunikan lain dari desain Istana Garuda adalah penggunaan ribuan bilah modul kuningan.
"Material yang terdiri dari berbagai bentuk itu nantinya akan disusun menggunakan teknologi barcode. Saat ini, tim kami masih terus bekerja membuat bilah-bilah tersebut," papar Nyoman.
Baca juga: Ditargetkan Selesai Tahun Depan, Begini Proses Pembangunan Istana di IKN
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.