Ditargetkan Selesai Tahun Depan, Begini Proses Pembangunan Istana di IKN
17 April 2023 |
22:13 WIB
Proses pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan terus dikebut. Mengambil simbol burung garuda, hasil desain dari seniman Nyoman Nuarta itu pun terus digeber pengerjaannya karena ditargetkan rampung pada Agustus 2024.
Tidak hanya menjadi sebuah landmark, berbagai tata ruang dan bangun utama di IKN nantinya juga akan menjadi bangunan yang menggabungkan antara seni, sains, dan teknologi. Sehingga bangunan arsitektur di sana disebut akan rendah jejak karbon (carbon footprint) alias lebih ramah lingkungan.
Seniman Nyoman Nuarta mengatakan bahwa simbol garuda merepresentasikan Indonesia yang multikultur. Selain sudah dikenal masyarakat, burung garuda mengasosiasikan kebhinekaan masyarakat yang berjumlah lebih dari 1.340 suku di seluruh penjuru Tanah Air.
"Kalau saya hanya ambil simbol dari suku tertentu nanti [suku] yang lain bisa saja cemburu," kata Nuarta saat dihubungi Hypeabis.id belum lama ini.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Istana Garuda akan dibangun menggunakan material perforated corten (panel baja berlubang), cangkang tembaga, kuningan, galvalum, dan kaca. Meski sempat dikritik beberapa arsitek, tapi Nyoman mengeklaim desainnya tetap mengedepankan kenyamanan pengguna dan ramah lingkungan.
Salah satunya adalah gedung Istana Garuda yang nantinya tidak akan menggunakan air conditioner (AC). Sebab, saat angin di luar gedung bergerak, akan langsung masuk ke area gedung melalui lubang-lubang di panel baja, sehingga orang di dalamnya dapat menikmati sepoi angin dari secara alami.
Selain itu, di dalam istana IKN juga akan terdapat semacam hutan mini. Nyoman berharap dengan berbagai macam tumbuhan hijau ini nantinya bisa mengurangi hawa panas. "Pembuatan hutan ini juga membuat nyaman [pengunjung] dan kita usahakan tidak pakai AC," kata Nyoman.
Bersama timnya yang terdiri dari 70 orang ahli, sejauh ini mereka pun telah melakukan berbagai penelitian di IKN. Beberapa di antaranya termasuk pengeboran untuk melihat kontur tanah, hingga pengecekan termal gedung dengan menggunakan smart geometry.
"Jadi, saat tembaganya diterpa sinar matahari, dampak panasnya itu cuma masuk sedalam 20 cm. Padahal, penggunaan materialnya sendiri ada yang tebalnya 2 meter ada yang 1 meter jadi panas itu hilang tertiup angin," papar Nyoman.
Keunikan lain dari desain Istana Garuda adalah penggunaan ribuan bilah modul kuningan. Material yang terdiri dari berbagai bentuk itu nantinya akan disusun menggunakan teknologi barcode. Saat ini, timnya masih terus bekerja membuat bilah-bilah tersebut.
"Di tekstur [pembuatan bilah] sekarang sudah ada sebanyak 1.100 lembar. Langkah selanjutnya adalah mulai pemasangan bingkai dengan siku kuningan 3x4 cm, dan 1,8 mm. Semuanya dilas dengan las laser supaya tidak terjadi deformasi bentuk," kata Nyoman.
Dengan dua tempat workshop yang dimiliki, yaitu di Bandung, Jawa Barat dan Kalimantan, dalam waktu sehari sebanyak 150 tukang las (welder) bisa membuat tujuh puluh bilah kuningan untuk IKN. Dengan kuantitas itu dia optimis tahun depan semua modul tersebut bisa selesai dibuat.
"Mengingat bilah-bilah Kantor garuda sebanyak 4650 buah, kami targetkan selesai selama 70 hari di Bandung untuk proses pengelasan. Setelahnya, akan dirakit di Sepaku, atau sekitar 7 kilometer dari IKN," katanya.
Selain itu, nantinya bilah tersebut akan mengalami oksidasi yang semakin menambah nilai estetika istana IKN. Jika mengandalkan alam, prosesnya membutuhkan waktu belasan tahun, tapi dengan teknologi patina khusus, hanya membutuhkan beberapa jam saja.
"Semua patina itu ada rahasianya, ada bahan khususnya sendiri. Ini untuk bisa mengeluarkan warna kebiru-biruan, atau kehijau-hijauan dari material tersebut," papar Nyoman.
Sebagai tambahan informasi IKN dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan total lahan seluas 100 hektar. Adapun, untuk Istana Garuda, rencananya akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian 4 lantai.
Baca juga: Ini Proses Pemilihan Logo IKN, Proses Voting Dibuka hingga Mei 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Tidak hanya menjadi sebuah landmark, berbagai tata ruang dan bangun utama di IKN nantinya juga akan menjadi bangunan yang menggabungkan antara seni, sains, dan teknologi. Sehingga bangunan arsitektur di sana disebut akan rendah jejak karbon (carbon footprint) alias lebih ramah lingkungan.
Seniman Nyoman Nuarta mengatakan bahwa simbol garuda merepresentasikan Indonesia yang multikultur. Selain sudah dikenal masyarakat, burung garuda mengasosiasikan kebhinekaan masyarakat yang berjumlah lebih dari 1.340 suku di seluruh penjuru Tanah Air.
"Kalau saya hanya ambil simbol dari suku tertentu nanti [suku] yang lain bisa saja cemburu," kata Nuarta saat dihubungi Hypeabis.id belum lama ini.
Baca juga: Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Istana Garuda akan dibangun menggunakan material perforated corten (panel baja berlubang), cangkang tembaga, kuningan, galvalum, dan kaca. Meski sempat dikritik beberapa arsitek, tapi Nyoman mengeklaim desainnya tetap mengedepankan kenyamanan pengguna dan ramah lingkungan.
Salah satunya adalah gedung Istana Garuda yang nantinya tidak akan menggunakan air conditioner (AC). Sebab, saat angin di luar gedung bergerak, akan langsung masuk ke area gedung melalui lubang-lubang di panel baja, sehingga orang di dalamnya dapat menikmati sepoi angin dari secara alami.
Selain itu, di dalam istana IKN juga akan terdapat semacam hutan mini. Nyoman berharap dengan berbagai macam tumbuhan hijau ini nantinya bisa mengurangi hawa panas. "Pembuatan hutan ini juga membuat nyaman [pengunjung] dan kita usahakan tidak pakai AC," kata Nyoman.
Desain Istana Garuda di IKN (Sumber gambar: Nyoman Nuarta)
"Jadi, saat tembaganya diterpa sinar matahari, dampak panasnya itu cuma masuk sedalam 20 cm. Padahal, penggunaan materialnya sendiri ada yang tebalnya 2 meter ada yang 1 meter jadi panas itu hilang tertiup angin," papar Nyoman.
Keunikan lain dari desain Istana Garuda adalah penggunaan ribuan bilah modul kuningan. Material yang terdiri dari berbagai bentuk itu nantinya akan disusun menggunakan teknologi barcode. Saat ini, timnya masih terus bekerja membuat bilah-bilah tersebut.
"Di tekstur [pembuatan bilah] sekarang sudah ada sebanyak 1.100 lembar. Langkah selanjutnya adalah mulai pemasangan bingkai dengan siku kuningan 3x4 cm, dan 1,8 mm. Semuanya dilas dengan las laser supaya tidak terjadi deformasi bentuk," kata Nyoman.
Dengan dua tempat workshop yang dimiliki, yaitu di Bandung, Jawa Barat dan Kalimantan, dalam waktu sehari sebanyak 150 tukang las (welder) bisa membuat tujuh puluh bilah kuningan untuk IKN. Dengan kuantitas itu dia optimis tahun depan semua modul tersebut bisa selesai dibuat.
"Mengingat bilah-bilah Kantor garuda sebanyak 4650 buah, kami targetkan selesai selama 70 hari di Bandung untuk proses pengelasan. Setelahnya, akan dirakit di Sepaku, atau sekitar 7 kilometer dari IKN," katanya.
Selain itu, nantinya bilah tersebut akan mengalami oksidasi yang semakin menambah nilai estetika istana IKN. Jika mengandalkan alam, prosesnya membutuhkan waktu belasan tahun, tapi dengan teknologi patina khusus, hanya membutuhkan beberapa jam saja.
"Semua patina itu ada rahasianya, ada bahan khususnya sendiri. Ini untuk bisa mengeluarkan warna kebiru-biruan, atau kehijau-hijauan dari material tersebut," papar Nyoman.
Sebagai tambahan informasi IKN dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan total lahan seluas 100 hektar. Adapun, untuk Istana Garuda, rencananya akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian 4 lantai.
Baca juga: Ini Proses Pemilihan Logo IKN, Proses Voting Dibuka hingga Mei 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.