Cuaca Panas di Indonesia, Yuk Jaga Minum dan Lakukan Cara Ini Agar Tak Dehidrasi
25 April 2023 |
13:44 WIB
1
Like
Like
Like
Cuaca panas sedang melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam sepekan terakhir. Tidak hanya Indonesia saja, beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, India, hingga Bangladesh juga mengalami cuaca terik yang tidak biasa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan suhu panas ekstrem memang sedang menerpa negara-negara di Asia. Bangladesh menjadi negara yang terparah karena mengalami rekor panas hingga 51 derajat celcius.
Indonesia sendiri disebut tidak mengalami gelombang panas serupa yang cukup ekstrem. Namun, tetap saja suhu maksimum udara permukaan di dalam negeri juga mengalami kenaikan dan sudah tergolong panas.
Baca juga: Indeks Sinar Ultraviolet Capai Level Ekstrem, Cek Cara Melindungi Kulit
Ahli Gizi Tan Shot Yen mengatakan dalam keadaan seperti ini, setiap orang perlu menjaga asupan makanan dan minumannya dengan lebih baik lagi. Pengaturan makanan dan minuman yang tepat akan membuat orang terhindar dari risiko penyakit akibat cuaca ekstrem.
Salah satu yang kerap terjadi saat cuaca ekstrem adalah dehidrasi. Suhu yang panas membuat air di dalam tubuh cepat sekali berkurang. Tanpa strategi minum yang tepat, seseorang bisa kehilangan cairan dan mengalami dehidrasi.
Menurut Tan, setiap orang setidaknya minum delapan gelas air mineral dalam satu hari. Kebutuhan minum dalam satu hari itu, mestinya dibagi secara merata sepanjang hari. Artinya, meminum sedikit demi sedikit justru lebih disarankan dibanding langsung meminum dalam jumlah banyak satu kali waktu.
Misalnya, seseorang bisa meminum segelas saat bangun pagi. Lalu kembali meminum air sebelum dan sesudah sarapan. Setelah itu, pada saat sela-sela beraktivitas, makan siang, menjelang sore, hingga makan malam, juga asupan minum air mineral harus tetap terjaga.
Sebagai variasi, boleh-boleh saja meminum jus atau minuman lain. Namun, pastikan hal itu tidak mengubah takaran dan kebutuhan air putih yang wajib. “Cukup air mineral biasa,” ungkap Tan kepada Hypeabis.id.
Setelah kebutuhan air tercukupi, masyarakat juga perlu melakukan pencegahan dengan melakukan tindakan preventif. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya hindari berkegiatan fisik di luar rumah.
Melakukan aktivitas fisik yang padat di luar rumah, terutama saat siang hari, akan membuat tubuh lebih mudah terkena dehidrasi. Selain itu, kontak dengan sinar matahari langsung saat cuaca panas juga dapat menyebabkan kita terkena sengatan matahari. Belum lagi risiko lain yang timbul karena sinar ultraviolet matahari juga biasanya akan meningkat dalam kondisi seperti ini
Oleh karena itu, sebaiknya hindari beraktivitas di luar rumah saat matahari sedang terik-teriknya, sekitar pukul 10.00 pagi hingga 14.00 siang. Jika tidak memungkinkan, cobalah mensiasatinya dengan sering berteduh di tempat sejuk, baik di bawah pohon rindang maupun ke dalam ruangan yang ber-AC.
Selain itu, gunakanlah tabir surya secara berkala. Setidaknya oleskan lagi setiap 2 jam atau lebih agar efek dari tabir surya tetap dalam keadaan maksimal. Rata-rata di Indonesia hanya membutuhkan tabir surya dengan tingkat SPF 20-30 saja. Namun, silakan disesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada di daerah masing-masing.
Kemudian, tetaplah menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk memberikan perlindungan ekstra. Namun, pastikan warna pakaian bukan gelap, karena justru akan menyerap panas lebih cepat.
Cobalah gunakan pakaian berwarna cerah dan longgar. Bahan yang digunakan juga sebaiknya lembut di kulit dan dapat menyerap keringat secara baik. Jika perlu, gunakanlah topi dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar rumah. hal ini guna melindungi kulit dan wajahmu dari paparan sinar matahari.
Baca juga: Gelombang Panas Melanda Asia, Ciputat Tangsel Terpanas di Indonesia Versi BMKG
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan suhu panas ekstrem memang sedang menerpa negara-negara di Asia. Bangladesh menjadi negara yang terparah karena mengalami rekor panas hingga 51 derajat celcius.
Indonesia sendiri disebut tidak mengalami gelombang panas serupa yang cukup ekstrem. Namun, tetap saja suhu maksimum udara permukaan di dalam negeri juga mengalami kenaikan dan sudah tergolong panas.
Baca juga: Indeks Sinar Ultraviolet Capai Level Ekstrem, Cek Cara Melindungi Kulit
Ahli Gizi Tan Shot Yen mengatakan dalam keadaan seperti ini, setiap orang perlu menjaga asupan makanan dan minumannya dengan lebih baik lagi. Pengaturan makanan dan minuman yang tepat akan membuat orang terhindar dari risiko penyakit akibat cuaca ekstrem.
Salah satu yang kerap terjadi saat cuaca ekstrem adalah dehidrasi. Suhu yang panas membuat air di dalam tubuh cepat sekali berkurang. Tanpa strategi minum yang tepat, seseorang bisa kehilangan cairan dan mengalami dehidrasi.
Menurut Tan, setiap orang setidaknya minum delapan gelas air mineral dalam satu hari. Kebutuhan minum dalam satu hari itu, mestinya dibagi secara merata sepanjang hari. Artinya, meminum sedikit demi sedikit justru lebih disarankan dibanding langsung meminum dalam jumlah banyak satu kali waktu.
Misalnya, seseorang bisa meminum segelas saat bangun pagi. Lalu kembali meminum air sebelum dan sesudah sarapan. Setelah itu, pada saat sela-sela beraktivitas, makan siang, menjelang sore, hingga makan malam, juga asupan minum air mineral harus tetap terjaga.
Sebagai variasi, boleh-boleh saja meminum jus atau minuman lain. Namun, pastikan hal itu tidak mengubah takaran dan kebutuhan air putih yang wajib. “Cukup air mineral biasa,” ungkap Tan kepada Hypeabis.id.
Setelah kebutuhan air tercukupi, masyarakat juga perlu melakukan pencegahan dengan melakukan tindakan preventif. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya hindari berkegiatan fisik di luar rumah.
Melakukan aktivitas fisik yang padat di luar rumah, terutama saat siang hari, akan membuat tubuh lebih mudah terkena dehidrasi. Selain itu, kontak dengan sinar matahari langsung saat cuaca panas juga dapat menyebabkan kita terkena sengatan matahari. Belum lagi risiko lain yang timbul karena sinar ultraviolet matahari juga biasanya akan meningkat dalam kondisi seperti ini
Oleh karena itu, sebaiknya hindari beraktivitas di luar rumah saat matahari sedang terik-teriknya, sekitar pukul 10.00 pagi hingga 14.00 siang. Jika tidak memungkinkan, cobalah mensiasatinya dengan sering berteduh di tempat sejuk, baik di bawah pohon rindang maupun ke dalam ruangan yang ber-AC.
Selain itu, gunakanlah tabir surya secara berkala. Setidaknya oleskan lagi setiap 2 jam atau lebih agar efek dari tabir surya tetap dalam keadaan maksimal. Rata-rata di Indonesia hanya membutuhkan tabir surya dengan tingkat SPF 20-30 saja. Namun, silakan disesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada di daerah masing-masing.
Kemudian, tetaplah menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk memberikan perlindungan ekstra. Namun, pastikan warna pakaian bukan gelap, karena justru akan menyerap panas lebih cepat.
Cobalah gunakan pakaian berwarna cerah dan longgar. Bahan yang digunakan juga sebaiknya lembut di kulit dan dapat menyerap keringat secara baik. Jika perlu, gunakanlah topi dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar rumah. hal ini guna melindungi kulit dan wajahmu dari paparan sinar matahari.
Baca juga: Gelombang Panas Melanda Asia, Ciputat Tangsel Terpanas di Indonesia Versi BMKG
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.