Gelombang Panas Melanda Asia, Ciputat Tangsel Terpanas di Indonesia Versi BMKG
23 April 2023 |
12:38 WIB
1
Like
Like
Like
Musim hujan sudah hampir usai dan akan segera berganti menjadi kemarau. Namun, kalian merasa tidak, suhu udara terasa ekstrem sangat panas? Suhu AC yang biasanya cukup dipasang di angka 20 derajat Celcius, kini tak berasa sejuk.
Belum lagi jika ada keperluan ke luar ruang, wah, panas dan terik langsung menyengat menusuk tubuh dan kening otomatis mengernyit. Padahal, outfit yang dikenakan sudah disesuaikan dengan yang berbahan sejuk dan longgar. Ada apa ini?
Bagi sejumlah wilayah di belahan bumi, kondisi panas yang luar biasa tersebut terjadi sebagai efek fenomena heatwave, atau yang lebih kita kenal sebagai gelombang panas. Apakah sebenarnya heatwave?
Baca juga: Begini Kiat Tetap Fit saat Cuaca Panas
Menurut Wold Meteorological Organization (WMO), gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.
Mengingat bukan kejadian biasa, heatwave selalu menjadi trending topic perbincangan dunia, seperti halnya heatwave yang sedang dialami oleh beberapa kota di negara-negara kawasan Asia belakangan ini.
Yakni di Kumarkhali, kota distrik di Kusthia (Bangladesh), Chauk (Myanmar), Bundi (India), Nyaung U (Myanmar), Prayagraj/Ghoopur (India), dan Tak (Thailand). Tercatat, di antara kota-kota itu, Kumarkhali menjadi kota yang mengalami suhu tertinggi hingga 51,2 derajat Celcius pada 17 April 2023.
Posisi kedua dan ketiga dipegang oleh kota Chauk yang mengalami suhu panas hingga 45,5 derajat Celcius pada 20 April 2023 dan 45,3 derajat Celcius pada 18 April 2023. Bukan main mengerikan!
Bagaimana dengan Indonesia? Untungnya, suhu panas terik yang sedang dirasakan Indonesia bukan termasuk fenomena gelombang panas, tapi memang tetap kebagian suhu maksimum permukaan yang tergolong panas, seperti diinformasikan iklim.bmkg.go.id. Artinya, fenomena tersebut merupakan kondisi panas atau terik dalam skala variabilitas harian.
Ciputat, Tangerang Selatan, tercatat mengalami suhu maksimum harian tertinggi hingga 37,2 derajat Celcius pada 17 April 2023. “Ciputat, Tangerang Selatan mencatat suhu maksimum harian tertinggi pada dasarian II April, tepatnya pada 17 April 2023,” tulis BMKG dalam akun Instagram resminya @infombkg, dikutip Minggu (23/4/2023).
Bahkan, secara flashback, BMKG sebenarnya pernah memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai kondisi suhu panas atau terik di siang hari ini akan terus berlangsung sampai pertengahan Mei 2022. Akankah ini terulang?
Sebagai catatan penting, selama 4-5 tahun terakhir, pada bulan April 2019 Indonesia juga pernah mengalami suhu panas atau terik sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang, sedangkan pada bulan Mei 2018 terukur sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung, Samarinda.
Ingin tahu apa saja penyebab suhu panas di Indonesia? Ini dia. Pertama, dinamika atmosfer yang tidak biasa. Kedua, suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, dan lonjakan panas pada tahun 2023 merupakan yang terparah.
Baca juga: Resep Mango Sago, Dessert Manis Cocok untuk Cuaca Panas
Ketiga, tren pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga menciptakan risiko heatwave berpeluang terjadi 30 kali lebih sering. Keempat, adanya dominasi Monsun Australia yang bermakna Indonesia akan memasuki musim kemarau. Kelima, intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
Kalau sudah terjadi, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menghadapi fenomena suhu panas atau terik ini? Mengutip dari Live Science, berikut ini sejumlah kiat dalam menghadapi kondisi tersebut. Pertama, untuk menghindari dehidrasi, minumlah minimal sekitar dua liter air jika berkegiatan di dalam ruang.
Jika berkegiatan di luar ruang, sebaiknya minum lebih sering, yakni sekitar satu sampai dua liter air per jam. Untuk sementara waktu, hindari minuman beralkohol dan kafein.
Kedua, gunakan pakaian yang longgar, berbahan ringan, dan menyerap keringat. Pakaian yang longgar dan berbahan ringan bisa membantu sirkulasi udara. Ketika beraktivitas di luar ruang, sebaiknya kenakan topi atau payung dan tabir surya agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan kulit terlindung.
Ketiga, sebisa mungkin hindari kegiatan di luar ruang pada siang hari bila tidak ada hal yang urgen. Suhu udara di siang hari biasanya lebih tinggi ketimbang di malam hari, sehingga menghindari kegiatan di luar ruang pada siang hari dapat membantu mencegah terjadinya heat stroke dan dehidrasi. Jika pun ada keperluan mendesak yang mengharuskan keluar ruang yang agak jauh, biasakan untuk selalu membawa air minum.
Jadi, tetap waspada ya Genhype. Namun, selama mengikuti saran dan kiat yang tepat, kalian tak perlu terlalu khawatir.
Baca juga: Dari Panas Tiba-tiba Hujan, Begini Cara Mudah Agar Tetap Bugar di Cuaca Ekstrem
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Belum lagi jika ada keperluan ke luar ruang, wah, panas dan terik langsung menyengat menusuk tubuh dan kening otomatis mengernyit. Padahal, outfit yang dikenakan sudah disesuaikan dengan yang berbahan sejuk dan longgar. Ada apa ini?
Bagi sejumlah wilayah di belahan bumi, kondisi panas yang luar biasa tersebut terjadi sebagai efek fenomena heatwave, atau yang lebih kita kenal sebagai gelombang panas. Apakah sebenarnya heatwave?
Baca juga: Begini Kiat Tetap Fit saat Cuaca Panas
Menurut Wold Meteorological Organization (WMO), gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.
Mengingat bukan kejadian biasa, heatwave selalu menjadi trending topic perbincangan dunia, seperti halnya heatwave yang sedang dialami oleh beberapa kota di negara-negara kawasan Asia belakangan ini.
Yakni di Kumarkhali, kota distrik di Kusthia (Bangladesh), Chauk (Myanmar), Bundi (India), Nyaung U (Myanmar), Prayagraj/Ghoopur (India), dan Tak (Thailand). Tercatat, di antara kota-kota itu, Kumarkhali menjadi kota yang mengalami suhu tertinggi hingga 51,2 derajat Celcius pada 17 April 2023.
Posisi kedua dan ketiga dipegang oleh kota Chauk yang mengalami suhu panas hingga 45,5 derajat Celcius pada 20 April 2023 dan 45,3 derajat Celcius pada 18 April 2023. Bukan main mengerikan!
Bagaimana dengan Indonesia? Untungnya, suhu panas terik yang sedang dirasakan Indonesia bukan termasuk fenomena gelombang panas, tapi memang tetap kebagian suhu maksimum permukaan yang tergolong panas, seperti diinformasikan iklim.bmkg.go.id. Artinya, fenomena tersebut merupakan kondisi panas atau terik dalam skala variabilitas harian.
Ciputat, Tangerang Selatan, tercatat mengalami suhu maksimum harian tertinggi hingga 37,2 derajat Celcius pada 17 April 2023. “Ciputat, Tangerang Selatan mencatat suhu maksimum harian tertinggi pada dasarian II April, tepatnya pada 17 April 2023,” tulis BMKG dalam akun Instagram resminya @infombkg, dikutip Minggu (23/4/2023).
Bahkan, secara flashback, BMKG sebenarnya pernah memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai kondisi suhu panas atau terik di siang hari ini akan terus berlangsung sampai pertengahan Mei 2022. Akankah ini terulang?
Sebagai catatan penting, selama 4-5 tahun terakhir, pada bulan April 2019 Indonesia juga pernah mengalami suhu panas atau terik sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang, sedangkan pada bulan Mei 2018 terukur sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung, Samarinda.
Baca juga: Resep Mango Sago, Dessert Manis Cocok untuk Cuaca Panas
Ketiga, tren pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga menciptakan risiko heatwave berpeluang terjadi 30 kali lebih sering. Keempat, adanya dominasi Monsun Australia yang bermakna Indonesia akan memasuki musim kemarau. Kelima, intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
Kalau sudah terjadi, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menghadapi fenomena suhu panas atau terik ini? Mengutip dari Live Science, berikut ini sejumlah kiat dalam menghadapi kondisi tersebut. Pertama, untuk menghindari dehidrasi, minumlah minimal sekitar dua liter air jika berkegiatan di dalam ruang.
Jika berkegiatan di luar ruang, sebaiknya minum lebih sering, yakni sekitar satu sampai dua liter air per jam. Untuk sementara waktu, hindari minuman beralkohol dan kafein.
Kedua, gunakan pakaian yang longgar, berbahan ringan, dan menyerap keringat. Pakaian yang longgar dan berbahan ringan bisa membantu sirkulasi udara. Ketika beraktivitas di luar ruang, sebaiknya kenakan topi atau payung dan tabir surya agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan kulit terlindung.
Ketiga, sebisa mungkin hindari kegiatan di luar ruang pada siang hari bila tidak ada hal yang urgen. Suhu udara di siang hari biasanya lebih tinggi ketimbang di malam hari, sehingga menghindari kegiatan di luar ruang pada siang hari dapat membantu mencegah terjadinya heat stroke dan dehidrasi. Jika pun ada keperluan mendesak yang mengharuskan keluar ruang yang agak jauh, biasakan untuk selalu membawa air minum.
Jadi, tetap waspada ya Genhype. Namun, selama mengikuti saran dan kiat yang tepat, kalian tak perlu terlalu khawatir.
Baca juga: Dari Panas Tiba-tiba Hujan, Begini Cara Mudah Agar Tetap Bugar di Cuaca Ekstrem
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.