Ilustrasi mudik (Sumber gambar: Freepik)

Yuk Atur Uang Mudik dengan Cara Ini, Biar Enggak Boros di Perjalanan

20 April 2023   |   12:22 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Dengan melihat animo masyarakat yang besar untuk mudik, maka melakukan persiapan yang matang adalah kunci agar budaya pulang ke kampung halaman ini bisa tetap aman dan lancar. Salah satu hal penting untuk dipersiapkan tersebut adalah soal biaya.

Mudik memang masih menjadi salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran. Survei dari Kementerian Perhubungan memperkirakan sebanyak 123,8 juta orang akan melakukan mudik pada tahun ini.

Direktur OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan biaya mudik harus dipersiapkan jauh sebelum momen Lebaran tiba. Dengan persiapan lebih dini, masyarakat bisa menghindari kemungkinan biaya mudik yang terlalu membengkak.

Sebab, mudik tidak sesederhana pulang ke rumah saja. Ada banyak kebutuhan mudik yang perlu dipikirkan dan kerap membuat seseorang harus mengeluarkan dana lebih besar dari biasanya.

Ada banyak faktor yang memengaruhi biaya mudik tersebut. Di antaranya adalah jauh dekatnya tujuan mudik dan transportasi yang digunakan. Komponen mudik lain, seperti konsumsi, penginapan, oleh-oleh, hingga biaya tak terduga juga harus dipikirkan.

Di sisi lain, mudik saat ini terbilang lebih bebas karena tidak ada pembatasan mobilitas yang terlalu ketat. Hal ini memungkinkan munculnya kebiasaan-kebiasaan baru saat mudik. Misalnya, mudik sembari wisata road trip ke tempat-tempat menarik yang sejalur dengan arah pulang ke rumah.

Jika ingin melakukan hal tersebut, mudik bisa terasa lebih menyenangkan karena bisa sekalian berlibur, terutama saat membawa anak-anak. Namun, perhatikan juga biaya yang timbul karena pasti akan lebih banyak dibanding mudik biasa.

“Sesuaikan semua elemen tersebut dengan kemampuan dan prioritas keuangan agar tidak terlalu besar daripada pendapatan yang dimiliki,” ujar Budi kepada Hypeabis.id.

Budi mengatakan dana mudik termasuk pengeluaran tahunan yang muncul sekali setahun. Oleh karena itu, dana mudik sebenarnya cukup diambil dari sebagian penghasilan tahunan, seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus.

Namun, jika ada kasus THR tidak cukup meng-cover biaya mudik, seseorang sebenarnya bisa mengambil dana tabungan yang disisihkan secara rutin. Namun, pastikan proses pengambilan dana dari tabungan ini tidak mengganggu perencanaan keuangan yang sedang dilakukan.

Agar dana mudik tidak membengkak, maka penting sekali untuk membuat suatu perencanaan pengeluaran. Anggaran mudik ini harus disusun dengan detail sehingga pos-pos pengeluaran uang bisa lebih jelas.

Budi mengatakan seseorang mesti membuat rincian biaya mudik dari pilihan moda transportasi apa yang digunakan. Jika menggunakan kendaraan pribadi, seseorang perlu memperhatikan biaya-biaya yang timbul. Misalnya, kebutuhan bensin, tol, konsumsi selama perjalanan, hingga penginapan jika diperlukan.

 

Suasana mudik Lebaran 2023 (Sumber foto: Jasa Marga)

Suasana mudik Lebaran 2023 (Sumber foto: Jasa Marga)


Selain itu, kendaraan pribadi juga perlu perawatan, apalagi akan dipaksa bepergian jauh. Oleh karena itu, biaya perawatan, seperti ganti oli, pengecekan ban, dan instrumen lain mesti dihitung dengan cermat.

Jika mudik menggunakan kendaraan umum, seseorang perlu memerinci biaya tiket perjalanan yang harus dibeli. Makin jauh pembelian tiket dari hari Lebaran, biasanya biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.

Sementara itu, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno juga sepakat bahwa menyusun anggaran mudik adalah mutlak dilakukan. Sebab, dengan cara ini, seseorang bisa memperkirakan lebih awal soal biaya yang kemungkinan akan dikeluarkan selama mudik berlangsung.

Mike juga mengatakan biaya mudik sebaiknya tidak melebihi dari dana THR yang diterima. Dengan demikian, seseorang tidak disarankan untuk mengambil pos pengeluaran dari pendapatan bulanan. Hal ini penting agar dua pendapatan tersebut tidak tercampur penggunaannya.

Namun, bukan berarti THR bisa digunakan sepenuhnya untuk keperluan mudik saja. Rini menyebut THR sebaiknya hanya digunakan maksimal sebanyak 90% saja. Adapun 10% sisanya dibiarkan menjadi dana likuid yang bisa diambil dalam kondisi darurat.

Rini mengatakan aktivitas mudik merupakan hal yang sulit diprediksi. Sebab, tradisi ini dilakukan oleh banyak orang dalam waktu lama. Oleh karena itu, kemunculan hal-hal tak terduga yang membuat seseorang harus mengeluarkan biaya di luar rencananya sangat mungkin terjadi.

Dirinya mengatakan sisa 10?ri uang THR tersebut bisa dijadikan sebagai dana darurat saat mudik. Dengan demikian, kalau pun biaya mudik seseorang membengkak, hal itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kondisi finansial karena sudah ter-cover dengan dana darurat tersebut.

“Misalnya, dari hal sederhana seperti tiket perjalanan. Jika tidak membelinya pada jauh-jauh hari, tentu kita akan mendapatkan harga tiket yang lebih mahal. Antisipasi terhadap biaya akomodasi ini perlu dilakukan,” ungkap Rini kepada Hypeabis.id.

Kemudian, biaya tak terduga dari hal-hal lain, seperti adanya perbaikan atau kehilangan barang tertentu saat mudik, hingga antisipasi keterlambatan moda transportasi yang membuat seseorang harus membeli tiket perjalanan lagi.

Menurut Rini, meski terdengar sepele, hal-hal seperti ini justru sangat penting untuk masuk ke dalam perencanaan. Sebab, dalam proses penyusunan anggaran, dana tidak terduga harus bisa diduga sejak awal.

Di sisi lain, mudik juga menjadi aktivitas yang cukup berisiko. Dengan tingginya risiko kecelakaan saat perjalanan mudik, seseorang perlu melindungi diri dan keluarganya dengan asuransi kecelakaan diri maupun asuransi jiwa.

Dengan risiko kecelakaan yang tinggi, penting bagi masyarakat untuk mempunyai asuransi kendaraan. Hal ini akan menghindari kemungkinan biaya perbaikan kendaraan yang membengkak akibat kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Selain itu, asuransi kendaraan juga berguna jika masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya di tempat perantauan.

Baca juga: Lakukan 10 Tip Ini Sebelum Meninggalkan Rumah Saat Mudik

Sementara itu, untuk melindungi tempat tinggal atau tempat usaha yang ditinggal saat mudik, masyarakat bisa memanfaatkan asuransi kebakaran atau asuransi harta benda.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Mengenal Lebih Jauh Fitur Google Discover

BERIKUTNYA

Bawa Barang Bawaan di Atap Mobil Saat Mudik, Aman Tidak?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: