Para Perencana Keuangan Sarankan 4 Hal Ini dalam Mengelola THR Anak
08 May 2022 |
18:30 WIB
Saat Hari Raya Idulfitri, setiap orang akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dari berbagai sumber. Jika masyarakat yang sudah bekerja mendapatkan THR sebagai bagian dari perusahaan tempatnya bekerja, maka anak-anak umumnya mendapatkan THR dari pemberian sanak saudara yang sudah bekerja.
Akan tetapi, fenomena THR yang diterima anak dan kemudian dititipkan kepada orang tua dengan pengalokasian uang yang kurang rinci dan transparan bisa menjadi masalah, di antaranya hilangnya kepercayaan dari anak. Hal inilah yang menjadikannya penting untuk mengetahui tiga hal utama dalam mengelola THR milik si kecil.
Akan tetapi, fenomena THR yang diterima anak dan kemudian dititipkan kepada orang tua dengan pengalokasian uang yang kurang rinci dan transparan bisa menjadi masalah, di antaranya hilangnya kepercayaan dari anak. Hal inilah yang menjadikannya penting untuk mengetahui tiga hal utama dalam mengelola THR milik si kecil.
1. Komunikasi dan transparansi yang rinci
Menurut Andy Nugroho, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, hal ini didasarkan pada sebagian anak yang belum memahami bahwa uang yang diterima anak bisa juga menjadi milik orang tuanya, sehingga orang tua perlu memberikan pemahaman tentang bantuan orang tua dalam mengelola uang yang diterima anak.
Namun, dia juga mencatat bahwa perlu adanya introspeksi diri agar orang tua bisa mendapatkan kepercayaan dari si kecil saat dia menitipkan uang THR untuk keperluan yang dibutuhkan dan pilihan alokasi dana yang ingin dia salurkan.
"Orang tua bisa menjelaskan uang THR untuk apa, misalnya tabungan, pembelian kebutuhan sekolah atau barang keinginan anak, atau justru kebutuhan sehari-hari," ujar Andy kepada Hypeabis.id.
Komunikasi ini juga meliputi tujuan pendanaan atau keperluan tertentu yang membuat orang tua harus meminjam sementara dengan pengembalian setelah keperluan tersebut terpenuhi. Harapannya, penyampaian yang rinci dan transparan bisa membuat anak tidak bertanya-tanya ke mana uang yang selama ini didapatkan atau bahkan meragukan kemampuan orang tua dalam menjaga titipan uang yang didapatnya.
Namun, dia juga mencatat bahwa perlu adanya introspeksi diri agar orang tua bisa mendapatkan kepercayaan dari si kecil saat dia menitipkan uang THR untuk keperluan yang dibutuhkan dan pilihan alokasi dana yang ingin dia salurkan.
"Orang tua bisa menjelaskan uang THR untuk apa, misalnya tabungan, pembelian kebutuhan sekolah atau barang keinginan anak, atau justru kebutuhan sehari-hari," ujar Andy kepada Hypeabis.id.
Komunikasi ini juga meliputi tujuan pendanaan atau keperluan tertentu yang membuat orang tua harus meminjam sementara dengan pengembalian setelah keperluan tersebut terpenuhi. Harapannya, penyampaian yang rinci dan transparan bisa membuat anak tidak bertanya-tanya ke mana uang yang selama ini didapatkan atau bahkan meragukan kemampuan orang tua dalam menjaga titipan uang yang didapatnya.
2. Penjelasan produk keuangan
Selain komunikasi dan transparansi, hal lain yang juga menjadi perhatian adalah perlunya mengenal konsep-konsep mudah dalam keuangan. Hal ini meliputi produk dan konsep yang banyak diterapkan dengan keuangan yang dijelaskan secara lebih mudah kepada anak.
Konsep awal yang wajib dikenalkan adalah konsep menabung yang menjadi salah satu pembelajaran jangka panjang yang bisa diajarkan sejak dini. Andy menyebut cara ini bisa dilakukan dengan mengajarkan anak pentingnya menabung, tujuan menabung untuk jangka panjang, dan cara-cara mudah untuk menabung.
Beberapa contohnya adalah menabung di celengan, bank dengan rekening anak dengan nama orang tua, atau mengalihkannya ke produk fisik seperti logam mulia dan produk investasi seperti reksa dana. Dia menyarankan alokasi dana bisa dilakukan sebanyak 10—20 persen dari THR yang diterima anak.
Lebih rinci, platform apapun sebenarnya sah-sah saja digunakan sebagai alokasi pendanaan selama orang tua bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak dan si kecil bisa memahami dengan mudah konsep dari produk keuangan yang akan digunakan.
Andy menjelaskan bahwa platform untuk mengalokasikan sebagian THR sebagai tabungan bisa dilakukan di mana saja, baik itu bank, celengan, maupun investasi seperti logam mulia dan reksa dana. Tapi dia mencatat bahwa tujuan dari alokasi dana ini adalah untuk edukasi finansial dalam menambah uang simpanan selain untuk dibelanjakan.
Konsep awal yang wajib dikenalkan adalah konsep menabung yang menjadi salah satu pembelajaran jangka panjang yang bisa diajarkan sejak dini. Andy menyebut cara ini bisa dilakukan dengan mengajarkan anak pentingnya menabung, tujuan menabung untuk jangka panjang, dan cara-cara mudah untuk menabung.
Beberapa contohnya adalah menabung di celengan, bank dengan rekening anak dengan nama orang tua, atau mengalihkannya ke produk fisik seperti logam mulia dan produk investasi seperti reksa dana. Dia menyarankan alokasi dana bisa dilakukan sebanyak 10—20 persen dari THR yang diterima anak.
Lebih rinci, platform apapun sebenarnya sah-sah saja digunakan sebagai alokasi pendanaan selama orang tua bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak dan si kecil bisa memahami dengan mudah konsep dari produk keuangan yang akan digunakan.
Andy menjelaskan bahwa platform untuk mengalokasikan sebagian THR sebagai tabungan bisa dilakukan di mana saja, baik itu bank, celengan, maupun investasi seperti logam mulia dan reksa dana. Tapi dia mencatat bahwa tujuan dari alokasi dana ini adalah untuk edukasi finansial dalam menambah uang simpanan selain untuk dibelanjakan.
3. Penjelasan konsep keuangan yang mudah dipahami
Tidak hanya itu, orang tua juga perlu memberikan pengenalan tentang konsep dalam keuangan dengan pendekatan yang mudah dipahami si kecil. Melvin Mumpuni, perencana keuangan dari Finansialku.com, menjelaskan bahwa ada beberapa konsep yang bisa dikenalkan kepada si kecil.
Pengenalan konsep bertujuan untuk membuat si kecil terbiasa dan secara tidak langsung membuat anak terpengaruh dengan konsep yang dipahaminya saat beranjak remaja dan dewasa, sehingga hal ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan pada masa depan.
Pertama, delay gratification atau konsep bahwa keuangan tidak bisa dihabiskan dalam satu waktu. Kedua, ada konsep compound interest atau adanya bunga yang didapat dari pengumpulan uang di tabungan. Ketiga, konsep financial planning sederhana yang diterapkan dengan merencanakan pengeluaran dan menabung dalam membeli sesuatu (misal. menabung untuk membeli sebuah barang dan tidak melakukan utang).
Pengenalan konsep bertujuan untuk membuat si kecil terbiasa dan secara tidak langsung membuat anak terpengaruh dengan konsep yang dipahaminya saat beranjak remaja dan dewasa, sehingga hal ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan pada masa depan.
Pertama, delay gratification atau konsep bahwa keuangan tidak bisa dihabiskan dalam satu waktu. Kedua, ada konsep compound interest atau adanya bunga yang didapat dari pengumpulan uang di tabungan. Ketiga, konsep financial planning sederhana yang diterapkan dengan merencanakan pengeluaran dan menabung dalam membeli sesuatu (misal. menabung untuk membeli sebuah barang dan tidak melakukan utang).
4. Diskusikan dengan anak tentang uang yang dimilikinya
Melvin mengamati bahwa tren orang tua saat ini cenderung mengajak anak untuk berdiskusi dan memberikan pilihan terkait dengan apa yang dimilikinya. Dengan ini, mereka bisa belajar dari risiko atau dampak dari keputusan yang telah diambil.
Eko Endarto, perencana keuangan dari FinansiaConsulting, juga mengimbau bahwa diskusi lain yang bisa dilakukan adalah diskusi tentang pembelajaan yang baik atau smart spending. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada anak tentang tanggung jawab dan prioritas saat membelanjakan barang-barang yang lebih penting dan akan digunakan oleh anak.
Eko Endarto, perencana keuangan dari FinansiaConsulting, juga mengimbau bahwa diskusi lain yang bisa dilakukan adalah diskusi tentang pembelajaan yang baik atau smart spending. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada anak tentang tanggung jawab dan prioritas saat membelanjakan barang-barang yang lebih penting dan akan digunakan oleh anak.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.