Ilustrasi seni bertutur dalam kegiatan mendongeng (Sumber gambar: Cottonbro/Pexels)

Seni Bertutur Jadi Cara Efektif Sampaikan Bahan Ajar & Kebhinekaan 

17 April 2023   |   11:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Media komunikasi memiliki ragam metode untuk menyampaikan pesan. Salah satu yang dinilai efektif untuk membantu siswa belajar adalah seni bertutur melalui cerita agar pembelajaran jadi lebih interaktif, sehingga mereka dapat menyerap ilmu  lebih maksimal dari pendidik.

Indonesia yang multikultur juga memiliki banyak tradisi tutur yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa di antaranya termasuk Mayong (Sumatera Utara), Jemblung (Banyumas), Troubador (Aceh), Cakepung (Lombok),  Tembang atau Macapatan (Jawa) dan masih banyak lagi.

Baca juga: Nadiem Makarim Dorong Pendidikan Vokasi Terlibat di Ajang Entrepreneur Semacam LBF

Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami mengatakan, seni bertutur memang dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa. Terlebih dengan memanfaatkan teknologi yang saat ini terus berkembang.

“Dengan memadukan bertutur melalui cerita dalam pendidikan, siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih tentang konsep dan nilai yang diajarkan,” papar Rusprita dalam siaran tertulis, dikutip Senin (17/4/23).

Adapun, salah satu konsep dan nilai yang perlu diajarkan melalui seni bertutur adalah tentang kebhinekaan atau keragaman. Sebab, menurut Rusprita Indonesia merupakan negara yang majemuk, sehingga nilai-nilai setiap kedaerahan harus dipahami setiap individu di Tanah Air.
 
 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Pusat Penguatan Karakter (@cerdasberkarakter.kemdikbudri)



Selain itu, melalui seni bertutur, Puspeka juga mendorong pencegahan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, yakni kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi, juga untuk membangun iklim inklusivitas dan kebhinekaan pada ekosistem pendidikan.

“Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi kita untuk membangun iklim kebhinekaan di satuan pendidikan. Oleh karena itu perlu kolaborasi serta metode yang tepat agar peserta didik mudah memahami dan mempelajari  kebhinekaan dengan cara yang menyenangkan,” tutur Rusprita.

Sementara itu, Chiki Fawzi insan kreator sekaligus pegiat pendidikan mengungkapkan bahwa bertutur melalui cerita bukan hanya efektif untuk anak-anak. Para guru dan tenaga pendidik juga dapat menerapkan metode bercerita untuk dapat saling memberikan inspirasi satu sama lain.

Adapun, untuk saat ini Seni bertutur melalui cerita juga harus memanfaatkan media dan cerita yang relevan. Misalnya, para guru dapat bercerita kepada siswa menggunakan media gambar atau sambil berdendang untuk menyebarluaskan pesan kebhinekaan.

Selain itu, dijelaskan Chiki bahwa bertutur melalui cerita atau story telling bukan hanya untuk anak-anak saja, tetapi juga berbagai umur. Menurutnya, yang perlu diperhatikan adalah media dan relevansi cerita.

“Kalau audiensnya anak-anak, kita bisa pakai  boneka sambil mendongeng, yang penting pesannya tersampaikan,” ujar Chiki yang juga seorang relawan dan aktivis pendidikan di Kelas Inspirasi.

Hal senada juga disampaikan Siti Nurjanah, Guru SMP Negeri 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah. Dia menjelaskan bahwa salah satu metode mengenalkan kebhinekaan pada muridnya adalah dengan unjuk performa nusantara yang dikemas dalam film pendek.

Melalui cara tersebut dia mengajak muridnya untuk bertutur mengenai kebhinekaan nusantara. Hal itu bertujuan agar mereka mampu melestarikan keragaman budaya  nusantara serta mengimplementasikannya lewat ragam bahasa. 

“Untuk film pendek, harapannya mereka mampu mencintai dan melestarikan bahasa kelahiran mereka guna melestarikan kearifan lokal dan meningkatkan keterampilan abad 21 yaitu kreatif, berpikir kritis, kolaboratif, dan komunikatif,” paparnya.

Baca juga: Sejarah, Tema  & Tujuan Hari Pendidikan Internasional yang Diperingati Tiap 24 Januari


Editor: Dika Irawan 

SEBELUMNYA

Prevalensi Anak Perokok Meningkat, Pakar Kesehatan Desak Penghentian Total Promosi Tembakau

BERIKUTNYA

Gen-Z, Kita Bahas Yuk Genre Musik Apa Saja yang Populer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: