THR Sudah Cair, Begini Cara Kelolanya Supaya Tidak Langsung Habis
12 April 2023 |
15:30 WIB
Lebaran sudah di depan mata, tunjangan hari raya (THR) sebentar lagi cair. Beberapa perusahaan bahkan sudah membagikan THR bagi para karyawannya. Nah, Saat THR cair biasanya kita akan berpikir untuk belanja kebutuhan lebaran, barang diskon, atau yang sudah lama kita inginkan.
Hal ini boleh saja dilakukan karena THR adalah bonus di luar pendapatan tetap yang sudah dialokasikan untuk membiayai kebutuhan rutin. Namun, jangan karena bonus lalu terlena, tetaplah berhati-hati mengalokasikan penggunaan THR agar tidak merugi.
Baca juga: Para Perencana Keuangan Sarankan 4 Hal Ini dalam Mengelola THR Anak
Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC mengatakan THR dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran termasuk untuk biaya mudik tetapi jangan langsung dihabiskan dalam sekejap ya Genhype.
“Jangan sampai THR dihabis-habiskan dan kita jadi kekurangan uang untuk membiayai pengeluaran lalu akhirnya menggunakan kartu kredit. Alangkah baiknya THR dikelola agar bermanfaat dan tidak habis begitu saja,” ujarnya.
Samuji memberikan tips mengelola THR dengan prinsip sederhana, yakni berbasis persentase dalam setiap alokasi anggaran. Persentase alokasi dapat berbeda pada setiap orang tergantung pendapatan dan kebutuhannya.
Namun, dengan membuat perhitungan sedemikian rupa maka THR dapat digunakan dengan optimal dan lebih bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan terutama di masa depan.
Menurutnya, THR dapat dimulai dengan menganggarkan pos untuk kewajiban dengan alokasi sekitar 5 persen sedangkan untuk kebutuhan lebaran dapat dialokasikan hingga 50 persen. Lalu 20 persen untuk melunasi utang konsumtif, jangan lupa sisihkan sekitar 15 persen untuk pos dana darurat mengingat saat lebaran pun bisa saja terjadi risiko.
“Tersisa 10 persen dari dana THR, ini bisa Anda alokasikan untuk pos masa depan,” ucapnya.
Alokasi kewajiban dalam THR digunakan untuk membayar zakat penghasilan, berbagi berkah kepada asisten rumah tangga, pengasuh anak, dan sopir. Jangan lupa juga sisihkan dana kewajiban untuk diberikan kepada orang tua agar mereka juga dapat menggunakannya untuk merayakan momen Idulfitri.
Sementara itu, 50 persen untuk belanja lebaran tidak harus semua dihabiskan. Belanjalah dengan prinsip cerdas, yakni utamakan dulu kebutuhan baru keinginan, manfaatkan promo, dan dapat juga belanja di marketplace karena harga lebih murah dan tidak perlu biaya tambahan, seperti transport, parkir, atau makan di restoran.
“Jika semua kebutuhan sudah terpenuhi maka dapat memenuhi keinginan yang tertunda,” ungkapnya.
Alokasi THR untuk melunasi utang dimaksudkan untuk utang yang sifatnya tidak tetap tapi jika tidak dibayar akan membebankan bunga yang tinggi, seperti tagihan kartu kredit dan tagihan lainnya. Dengan melunasi utang-utang tersebut maka pendapatan pada bulan selanjutnya dapat bersisa sehingga dana bulan mendatang yang tadinya untuk membayar utang bisa dialokasikan untuk keperluan masa depan.
Jika dana THR sudah dialokasikan dengan baik untuk kewajiban, melunasi utang, dan membiayai kebutuhan lebaran maka saatnya menambah dana cadangan untuk kebutuhan masa depan, setidaknya 10 persen dari THR.
“Jika Anda merasa dari pendapatan setiap bulan sudah cukup untuk membiayai kebutuhan saat ini dan sudah disisihkan untuk tabungan maka penerimaan THR bisa digunakan untuk investasi dan juga top up asuransi unit link,” ujarnya.
Bagi mereka yang memiliki asuransi unit link dapat melakukan top up premi agar dana tunai cukup hingga jangka waktu tertentu, sedangkan jika pendapatan sangat terbatas maka alokasi THR untuk belanja haruslah selektif.
Malah lebih baik persentase pos masa depan diperbesar sehingga THR dapat benar-benar bermanfaat untuk jangka panjang, seperti dana darurat, asuransi pendidikan untuk sekolah anak, dan menambah dana hari tua melalui investasi atau asuransi pensiun.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Hal ini boleh saja dilakukan karena THR adalah bonus di luar pendapatan tetap yang sudah dialokasikan untuk membiayai kebutuhan rutin. Namun, jangan karena bonus lalu terlena, tetaplah berhati-hati mengalokasikan penggunaan THR agar tidak merugi.
Baca juga: Para Perencana Keuangan Sarankan 4 Hal Ini dalam Mengelola THR Anak
Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC mengatakan THR dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran termasuk untuk biaya mudik tetapi jangan langsung dihabiskan dalam sekejap ya Genhype.
“Jangan sampai THR dihabis-habiskan dan kita jadi kekurangan uang untuk membiayai pengeluaran lalu akhirnya menggunakan kartu kredit. Alangkah baiknya THR dikelola agar bermanfaat dan tidak habis begitu saja,” ujarnya.
Samuji memberikan tips mengelola THR dengan prinsip sederhana, yakni berbasis persentase dalam setiap alokasi anggaran. Persentase alokasi dapat berbeda pada setiap orang tergantung pendapatan dan kebutuhannya.
Namun, dengan membuat perhitungan sedemikian rupa maka THR dapat digunakan dengan optimal dan lebih bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan terutama di masa depan.
Menurutnya, THR dapat dimulai dengan menganggarkan pos untuk kewajiban dengan alokasi sekitar 5 persen sedangkan untuk kebutuhan lebaran dapat dialokasikan hingga 50 persen. Lalu 20 persen untuk melunasi utang konsumtif, jangan lupa sisihkan sekitar 15 persen untuk pos dana darurat mengingat saat lebaran pun bisa saja terjadi risiko.
“Tersisa 10 persen dari dana THR, ini bisa Anda alokasikan untuk pos masa depan,” ucapnya.
Alokasi kewajiban dalam THR digunakan untuk membayar zakat penghasilan, berbagi berkah kepada asisten rumah tangga, pengasuh anak, dan sopir. Jangan lupa juga sisihkan dana kewajiban untuk diberikan kepada orang tua agar mereka juga dapat menggunakannya untuk merayakan momen Idulfitri.
Sementara itu, 50 persen untuk belanja lebaran tidak harus semua dihabiskan. Belanjalah dengan prinsip cerdas, yakni utamakan dulu kebutuhan baru keinginan, manfaatkan promo, dan dapat juga belanja di marketplace karena harga lebih murah dan tidak perlu biaya tambahan, seperti transport, parkir, atau makan di restoran.
“Jika semua kebutuhan sudah terpenuhi maka dapat memenuhi keinginan yang tertunda,” ungkapnya.
Alokasi THR untuk melunasi utang dimaksudkan untuk utang yang sifatnya tidak tetap tapi jika tidak dibayar akan membebankan bunga yang tinggi, seperti tagihan kartu kredit dan tagihan lainnya. Dengan melunasi utang-utang tersebut maka pendapatan pada bulan selanjutnya dapat bersisa sehingga dana bulan mendatang yang tadinya untuk membayar utang bisa dialokasikan untuk keperluan masa depan.
Jika dana THR sudah dialokasikan dengan baik untuk kewajiban, melunasi utang, dan membiayai kebutuhan lebaran maka saatnya menambah dana cadangan untuk kebutuhan masa depan, setidaknya 10 persen dari THR.
“Jika Anda merasa dari pendapatan setiap bulan sudah cukup untuk membiayai kebutuhan saat ini dan sudah disisihkan untuk tabungan maka penerimaan THR bisa digunakan untuk investasi dan juga top up asuransi unit link,” ujarnya.
Bagi mereka yang memiliki asuransi unit link dapat melakukan top up premi agar dana tunai cukup hingga jangka waktu tertentu, sedangkan jika pendapatan sangat terbatas maka alokasi THR untuk belanja haruslah selektif.
Malah lebih baik persentase pos masa depan diperbesar sehingga THR dapat benar-benar bermanfaat untuk jangka panjang, seperti dana darurat, asuransi pendidikan untuk sekolah anak, dan menambah dana hari tua melalui investasi atau asuransi pensiun.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.