Hunian Selaras Alam Bakal jadi Tren Arsitektur 2023
09 April 2023 |
20:00 WIB
Pandemi yang berlangsung selama tiga tahun terakhir tidak dapat dimungkiri telah mengubah cara hidup masyarakat. Pembatasan sosial yang sempat berlaku kala itu membuat banyak orang kini bisa bekerja dari mana saja atau yang dikenal dengan istilah remote working.
Kondisi ini secara tidak langsung turut mengubah preferensi masyarakat dalam membangun hunian. Rumah kini tak lagi hanya berfungsi sebagai tempat istirahat, tetapi juga menjadi ruang yang multifungsi tak terkecuali untuk bekerja. Tak ayal, jika saat ini banyak orang mulai menaruh perhatian lebih untuk menciptakan rumah yang nyaman dan berkualitas.
Lamanya durasi berada di rumah pun membuat banyak orang kini mulai memilih gaya desain arsitektur biofilik (biophilic design) dalam hunian mereka. Desain satu ini identik dengan menghadirkan ruang hijau untuk meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan kesejahteraan fisiologis maupun psikologis penghuninya.
Baca juga: Wild Wonder Jadi Tren Warna 2023, Bikin Hunian Kental Nuansa Alam
Gaya arsitektur satu ini memang bukan hal yang baru dalam dunia rancang bangun. Namun, desain biofilik diprediksi akan menjadi tren arsitektur hunian pada tahun ini, di mana banyak orang akan lebih menyeleraskan ruangan dalam dan luar di rumah mereka, sehingga tercipta keseimbangan antara hunian dan alam.
Arsitek Deddy Wahjudi mengatakan pandemi memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada preferensi pilihan desain arsitektur di kalangan masyarakat. Meski saat ini lahan rumah yang dimiliki cenderung terbatas, masyarakat tetap memberikan porsi lahan terbuka yang dimanfaatkan menjadi taman kecil hingga bercocok tanam (urban farming).
"Kalau dulu orang semaksimal mungkin memanfaatkan lahan yang ada, sekarang mereka justru mempunyai banyak referensi eksplorasi dalam dan luar ruangan rumah," katanya kepada Hypeabis.id.
Gaya hidup masyarakat khususnya di perkotaan yang berubah semenjak pandemi pun menimbulkan penggunaan atau pemanfaatan ruang-ruang di dalam hunian menjadi lebih fleksibel. Jika sebelumnya satu ruangan dibuat untuk satu aktivitas spesifik tertentu, kini tidak lagi demikian. Dengan sejumlah aktivitas yang dilakukan di rumah, setiap ruangan bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan.
Hal inilah yang menimbulkan banyak orang kini mulai memilih desain interior yang lebih efektif. Deddy menuturkan banyak orang kini juga mulai bijak dalam memilah furniture untuk hunian mereka. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menciptakan ruangan yang lebih, luas, efektif, sekaligus fleksibel untuk berbagai aktivitas para penghuninya.
"Fenomena ini sebenarnya justru kembali ke akar budaya kita dimana mingle activity [aktivitas yang membaur] dalam satu ruangan itu memang sudah dilakukan seperti misalnya rumah-rumah di Jawa," jelasnya.
Preferensi dalam memilih desain arsitektur yang selaras dengan alam juga turut mempengaruhi masyarakat dalam memilih material furniture. Menurut Deddy, saat ini furniture berbahan dari alam cukup banyak dipilih oleh masyarakat, termasuk menghadirkan elemen dekorasi tanaman hijau di dalam rumah.
Konsep open space tanpa sekat menjadi ciri khas pada hunian bergaya tropical house. Dengan adanya konsep in, unsur kebebasan, keakraban yang tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pemisah terasa semakin menonjol. Sementara pada bagian dalam interior rumah, pencahayaan alami dimaksimalkan dengan penggunaan jendela besar dan void di atas ruang keluarga dan tangga utama.
Dengan adanya pencahayaan alami disaat siang hari, penggunaan pencahayaan artifisial dapat diminimalkan sehingga lebih hemat dari sisi penggunaan daya energi listrik. Selain pencahayaan alami, rumah bergaya tropis juga biasanya mengedepankan konsep ventilasi silang dengan adanya bukaan jendela yang lebar sehingga bisa turut meminimalkan penggunaan pendingin buatan.
Selain itu, pemilihan furniture pada rumah tropis umumnya mengedepankan konsep natural dan modern kombinasi warna terang dan material kayu pada panel dinding, sehingga memberikan nuansa yang homy. "Pemilihan cat juga yang putih atau yang simpel supaya ruangan terlihat lebih luas," kata Desy.
Dia juga mengatakan tren smart home atau rumah pintar juga akan makin populer pada tahun ini seiring dengan makin berkembang pesatnya teknologi. Smart home system atau sistem rumah pintar secara sederhana dapat diartikan sebagai bangunan rumah yang dilengkapi teknologi canggih, sehingga seluruh perangkat dan sistem tersebut dapat saling terhubung.
Artinya, penghuni rumah pintar ini dapat mengendalikan perangkat (perlengkapan maupun peralatan) di dalam rumah secara remote atau jarak jauh. Meski sudah diperkenalkan sejak awal tahun 2000-an, sistem smart home Indonesia belakangan ini baru mendapat perhatian dari publik.
Aspek hunian yang dapat diatur melalui smart home technology pun bervariasi. Mulai dari pengaturan cahaya, pengaturan fasilitas kesehatan, pengaturan kamar mandi, pengaturan suhu ruangan, pengaturan fasilitas hiburan dan pengaturan berbagai perabot rumah lainnya termasuk mencakup pengelolaan aspek keamanan seperti sistem pengaturan alarm.
Baca juga: 5 Ide Taman Samping Rumah yang Bikin Hunian Kalian Terasa Asri & Nyaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kondisi ini secara tidak langsung turut mengubah preferensi masyarakat dalam membangun hunian. Rumah kini tak lagi hanya berfungsi sebagai tempat istirahat, tetapi juga menjadi ruang yang multifungsi tak terkecuali untuk bekerja. Tak ayal, jika saat ini banyak orang mulai menaruh perhatian lebih untuk menciptakan rumah yang nyaman dan berkualitas.
Lamanya durasi berada di rumah pun membuat banyak orang kini mulai memilih gaya desain arsitektur biofilik (biophilic design) dalam hunian mereka. Desain satu ini identik dengan menghadirkan ruang hijau untuk meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan kesejahteraan fisiologis maupun psikologis penghuninya.
Baca juga: Wild Wonder Jadi Tren Warna 2023, Bikin Hunian Kental Nuansa Alam
Gaya arsitektur satu ini memang bukan hal yang baru dalam dunia rancang bangun. Namun, desain biofilik diprediksi akan menjadi tren arsitektur hunian pada tahun ini, di mana banyak orang akan lebih menyeleraskan ruangan dalam dan luar di rumah mereka, sehingga tercipta keseimbangan antara hunian dan alam.
Arsitek Deddy Wahjudi mengatakan pandemi memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada preferensi pilihan desain arsitektur di kalangan masyarakat. Meski saat ini lahan rumah yang dimiliki cenderung terbatas, masyarakat tetap memberikan porsi lahan terbuka yang dimanfaatkan menjadi taman kecil hingga bercocok tanam (urban farming).
"Kalau dulu orang semaksimal mungkin memanfaatkan lahan yang ada, sekarang mereka justru mempunyai banyak referensi eksplorasi dalam dan luar ruangan rumah," katanya kepada Hypeabis.id.
Ilustrasi hunian yang selaras dengan alam (Sumber gambar: Evgenia Basyrova/Pexels)
Hal inilah yang menimbulkan banyak orang kini mulai memilih desain interior yang lebih efektif. Deddy menuturkan banyak orang kini juga mulai bijak dalam memilah furniture untuk hunian mereka. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menciptakan ruangan yang lebih, luas, efektif, sekaligus fleksibel untuk berbagai aktivitas para penghuninya.
"Fenomena ini sebenarnya justru kembali ke akar budaya kita dimana mingle activity [aktivitas yang membaur] dalam satu ruangan itu memang sudah dilakukan seperti misalnya rumah-rumah di Jawa," jelasnya.
Preferensi dalam memilih desain arsitektur yang selaras dengan alam juga turut mempengaruhi masyarakat dalam memilih material furniture. Menurut Deddy, saat ini furniture berbahan dari alam cukup banyak dipilih oleh masyarakat, termasuk menghadirkan elemen dekorasi tanaman hijau di dalam rumah.
Ilustrasi hunian yang selaras dengan alam (Sumber gambar: Kenrick Baksh/Pexels)
Tropis
Pada kesempatan terpisah, Arsitek sekaligus Founder Build Home, Desy Natalia, mengatakan gaya arsitektur tropical house atau rumah tropis akan menjadi tren pada tahun ini. Hal itu menurutnya tidak terlepas dari bentuk penyesuaian masyarakat dengan iklim di Indonesia.Konsep open space tanpa sekat menjadi ciri khas pada hunian bergaya tropical house. Dengan adanya konsep in, unsur kebebasan, keakraban yang tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pemisah terasa semakin menonjol. Sementara pada bagian dalam interior rumah, pencahayaan alami dimaksimalkan dengan penggunaan jendela besar dan void di atas ruang keluarga dan tangga utama.
Dengan adanya pencahayaan alami disaat siang hari, penggunaan pencahayaan artifisial dapat diminimalkan sehingga lebih hemat dari sisi penggunaan daya energi listrik. Selain pencahayaan alami, rumah bergaya tropis juga biasanya mengedepankan konsep ventilasi silang dengan adanya bukaan jendela yang lebar sehingga bisa turut meminimalkan penggunaan pendingin buatan.
Selain itu, pemilihan furniture pada rumah tropis umumnya mengedepankan konsep natural dan modern kombinasi warna terang dan material kayu pada panel dinding, sehingga memberikan nuansa yang homy. "Pemilihan cat juga yang putih atau yang simpel supaya ruangan terlihat lebih luas," kata Desy.
Dia juga mengatakan tren smart home atau rumah pintar juga akan makin populer pada tahun ini seiring dengan makin berkembang pesatnya teknologi. Smart home system atau sistem rumah pintar secara sederhana dapat diartikan sebagai bangunan rumah yang dilengkapi teknologi canggih, sehingga seluruh perangkat dan sistem tersebut dapat saling terhubung.
Artinya, penghuni rumah pintar ini dapat mengendalikan perangkat (perlengkapan maupun peralatan) di dalam rumah secara remote atau jarak jauh. Meski sudah diperkenalkan sejak awal tahun 2000-an, sistem smart home Indonesia belakangan ini baru mendapat perhatian dari publik.
Aspek hunian yang dapat diatur melalui smart home technology pun bervariasi. Mulai dari pengaturan cahaya, pengaturan fasilitas kesehatan, pengaturan kamar mandi, pengaturan suhu ruangan, pengaturan fasilitas hiburan dan pengaturan berbagai perabot rumah lainnya termasuk mencakup pengelolaan aspek keamanan seperti sistem pengaturan alarm.
Baca juga: 5 Ide Taman Samping Rumah yang Bikin Hunian Kalian Terasa Asri & Nyaman
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.