Ilustrasi jasa kurir (Sumber gambar: Pavel Danilyuk/Pexels)

Antisipasi Peak Season, Begini Strategi Jasa Pengiriman pada Momen Ramadan & Lebaran

27 March 2023   |   13:45 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Minat belanja daring (online) masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan saat Ramadan dan Lebaran diprediksi akan tinggi pada tahun ini. Menurut riset yang dirilis oleh Snapcart, sebanyak 98 persen responden tertarik untuk berbelanja online guna memenuhi kebutuhan selama Ramadan.

Laporan itu menyebutkan bahwa ada empat faktor utama yang membuat responden memilih belanja online untuk memenuhi kebutuhan yakni fitur gratis ongkos kirim yang dipilih sebesar 71 persen, menyediakan metode pembayaran cash on delivery/COD (37 persen), program Ramadan yang menarik (36 persen), dan keseruan livestream dengan penjual (16 persen).

Baca juga: Siap-Siap, Belanja Masyarakat pada Ramadan Bakal Meningkat Lagi

Namun, di sisi lain, minat belanja online yang tinggi juga akan berdampak pada tingginya penggunaan jasa pengiriman saat momen Ramadan hingga menjelang Lebaran. VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi, mengatakan pihaknya optimistis bahwa industri logistik akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan tren penjualan secara online.

"Volume kiriman pada momen Ramadan dan Idulfitri diharapkan dapat meningkat hingga lebih dari 20-30 persen secara nasional seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya kepada Hypeabis.id, baru-baru ini.

Dia menjelaskan dari tahun ke tahun, pada saat momen Ramadan dan Lebaran, tren pengiriman didominasi oleh kiriman barang berupa fesyen, gawai, perabotan rumah tangga, alat elektronik, hingga beragam kuliner.

Adapun, kiriman secara keseluruhan didominasi dari Pulau Jawa dan Sumatera ke berbagai daerah di Jabodetabek. "Terkait omzet tahun ini diharapkan dapat seperti tahun lalu di kisaran 30 persen," katanya.
 

Ik

Ilustrasi seseorang menerima paket kiriman (Sumber gambar: Polina Tankilevitch/Pexels)

Untuk mengakomodir lonjakan volume kiriman saat momen Ramadan dan Lebaran, Eri menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai antisipasi dan persiapan dari sisi operasional sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya adalah menyiapkan strategi distribusi yang efektif dengan SDM sebanyak 50.000 orang karyawan dan 11.000 unit armada mulai dari sepeda motor sampai truk berukuran besar.

"Kami juga mengoptimalkan kerja sama, kolaborasi, serta sinergi dengan pihak-pihak lain sebagai penyedia moda transportasi untuk memaksimalkan operasional dalam momen Ramadan dan Idulfitri," jelasnya.

Pada kesempatan lain, Wiwin Dewi Herawati, Chief Marketing & Corporate Communication Officer (CMCCO) SiCepat Ekspress memaparkan lonjakan paket paket di momen Lebaran merupakan pertaruhan sekaligus berkah bagi sektor logistik. Pendapatan meningkat setiap tahunnya jika dibandingkan dengan rata-rata volume paket bulanan.

“Industri jasa logistik harus terus memaksimalkan kolaborasi melalui kerja sama dengan platform-platform marketplace maupun aggregator logistik agar tercipta layanan yang mudah dijangkau dan efektif,” kata Wiwin.

Prediksi volume pengiriman paket pada momen Ramadan kali ini akan meningkat sebesar 20 persen  dibandingkan dengan hari biasa. Selain itu, pada peak season, yaitu 7 hari menjelang Idulfitri, volume pengiriman paket diprediksi bisa mencapai 40 persen lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
 

Ilustrasi penyortiran barang di gudang logistik. (Sumber foto: Pexels/Tiger Lily)

Ilustrasi penyortiran barang di gudang logistik. (Sumber foto: Pexels/Tiger Lily)


Karena itu, SiCepat Ekspress telah menerapkan tiga langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan volume pengiriman paket. Pertama dari segi penguatan operasional, misalnya dengan melakukan penambahan jumlah fleet dan mengoptimalkan mesin sortir otomatis di wilayah-wilayah yang mencatatkan volume pengiriman paket tertinggi.

Selanjutnya dilakukan penguatan SDM dengan mengatur ketersediaan manpower sesuai dengan potensi traffic paket pada setiap wilayah dan gerainya. Terakhir, tak ketinggalan persiapan teknologi digital untuk mempercepat proses operasional serta memaksimalkan aplikasi supaya mudah diakses.

“Kami juga menghadirkan mesin sortir otomatis untuk menyortir 24.000 paket per jam, sehingga pada peak season dapat menyortir hingga 380.000 paket per harinya,” kata Wiwin.

Kendati demikian, Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi Soeprapto, menyebutkan bahwa saat ini ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh perusahaan jasa kurir dan ekspedisi diantaranya jumlah angkutan udara pasca pandemi yang berkurang, yang dapat menghambat jalannya proses pengiriman barang.

Sementara dari sisi angkutan darat, pihaknya juga mengharapkan agar pembangunan jalanan tol di sejumlah daerah di Indonesia dapat segera selesai. "Karena sangat membantu kelancaran arus barang," ujarnya.

Adapun, untuk menekan biaya operasional yang diakibatkan dengan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM), Feriadi menuturkan pihaknya mulai menjajaki penggunaan kendaraan listrik khususnya pada kendaraan roda dua untuk proses pengiriman barang.

Di tengah kondisi bisnis jasa kurir dan ekspedisi yang cukup menantang pada tahun ini, sejumlah perusahaan pun tetap membuat sejumlah strategi untuk tetap menggaet konsumen diantaranya membuat layanan instant delivery, layanan pengiriman cepat dengan estimasi pengiriman/diterima konsumen maksimal 2 jam sejak paket diserahkan ke kurir.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Olahraga HIIT Cardio, Bakar Kalori dengan Latihan Intensitas Tinggi

BERIKUTNYA

Senyum Menawan Jisoo BLACKPINK di Lyric Poster Flower, Siap Sambut Album ME

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: