Ramadan Mendorong Belanja Online, Logistik Siap Antisipasi Lonjakan
13 March 2024 |
18:30 WIB
Bisnis logistik selalu meraih momentum pada Ramadan. Semakin potensial di tengah kemudahan masyarakat berbelanja melalui platform daring untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun mengirimkan hadiah untuk orang terkasih.
Para penyedia jasa logistik optimis terjadinya pertumbuhan khususnya pada momen high season termasuk Ramadan dan Idulfitri.
"Jumlah kiriman diharapkan dapat meningkat hingga lebih dari 30 persen secara nasional seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Media Communication Head Dept JNE Kurnia Nugraha kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sambut Ramadan, Tren Belanja Konsumen Indonesia Bakal Capai Puncaknya
Meningkatnya kebutuhan pengiriman masyarakat membuat JNE menjalankan pengembangan dan pembangunan dalam jaringan maupun infrastruktur agar dapat terus menangani kapasitas pengiriman yang bertambah.
JNE optimis industri logistik akan terus bertumbuh. Apalagi saat ini binis logistik telah didukung faktor penunjang seperti perkembangan e-commerce yang begitu cepat dan pertumbuhan UMKM yang memanfaatkan channel penjualan secara online.
Menyambut minat belanjang yang tinggi, JNE memberikan stimulus dengan menggelar program-program yang menarik untuk menarik masyarakat menggunakan jasa mereka pada Ramadan tahun ini. Beberapa di antaranya, promo khusus untuk member JNE Loyalty Card (JLC) yaitu penukaran poin bersama link miles dengan destinasi daerah tujuan mudik.
Selain itu, JLC juga menyelenggarakan program Berbuka Dengan Yang Manis yakni penukaran poin dengan voucher menu berbuka puasa di merchant-merchant ternama yang tertera pada katalog penukaran poin. JNE juga memberikan diskon khusus pengiriman motor dengan layanan JNE Trucking (JTR).
Dalam mengantisipasi lonjakan permintaan pengiriman barang atau logistik, Kurnia menyampaikan JNE telah melakukan persiapan lebih dini dari sisi operasional, bahkan sebelum Ramadan. Mereka menjalankan strategi distribusi dengan memaksimalkan penggunaan moda transportasi udara, darat, maupun laut.
Para penyedia jasa logistik optimis terjadinya pertumbuhan khususnya pada momen high season termasuk Ramadan dan Idulfitri.
"Jumlah kiriman diharapkan dapat meningkat hingga lebih dari 30 persen secara nasional seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Media Communication Head Dept JNE Kurnia Nugraha kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sambut Ramadan, Tren Belanja Konsumen Indonesia Bakal Capai Puncaknya
Meningkatnya kebutuhan pengiriman masyarakat membuat JNE menjalankan pengembangan dan pembangunan dalam jaringan maupun infrastruktur agar dapat terus menangani kapasitas pengiriman yang bertambah.
JNE optimis industri logistik akan terus bertumbuh. Apalagi saat ini binis logistik telah didukung faktor penunjang seperti perkembangan e-commerce yang begitu cepat dan pertumbuhan UMKM yang memanfaatkan channel penjualan secara online.
Menyambut minat belanjang yang tinggi, JNE memberikan stimulus dengan menggelar program-program yang menarik untuk menarik masyarakat menggunakan jasa mereka pada Ramadan tahun ini. Beberapa di antaranya, promo khusus untuk member JNE Loyalty Card (JLC) yaitu penukaran poin bersama link miles dengan destinasi daerah tujuan mudik.
Selain itu, JLC juga menyelenggarakan program Berbuka Dengan Yang Manis yakni penukaran poin dengan voucher menu berbuka puasa di merchant-merchant ternama yang tertera pada katalog penukaran poin. JNE juga memberikan diskon khusus pengiriman motor dengan layanan JNE Trucking (JTR).
Dalam mengantisipasi lonjakan permintaan pengiriman barang atau logistik, Kurnia menyampaikan JNE telah melakukan persiapan lebih dini dari sisi operasional, bahkan sebelum Ramadan. Mereka menjalankan strategi distribusi dengan memaksimalkan penggunaan moda transportasi udara, darat, maupun laut.
“Kesiapan ini didukung jumlah karyawan lebih dari 50.000 orang dan 11.000 unit armada yang terbagi dari sepeda motor sampai dengan truk berukuran besar,” tutur Kurnia.
Selain itu, JNE juga memiliki mega hub di kawasan strategis dekat dengan bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang, Banten seluas 4 hektar yang dilengkapi dengan Automatic Sorting Center alias mesin sortir otomatis. Ditambah jaringan lebih dari 8.000 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami mengoptimalkan kerja sama, kolaborasi, serta sinergi dengan pihak-pihak lain sebagai penyedia moda transportasi untuk memaksimalkan operasional dalam momen Ramadan dan Idulfitri,” tambah Kurnia.
Pengiriman Harus Efisien
Ekonom Bhima Yudhistira menyebut pengiriman paket yang efisien mampu memberikan dampak setidaknya pada empat hal. Pertama, perputaran uang yang lebih cepat terutama di daerah pada akhirnya mampu menciptakan omzet pelaku usaha yang lebih besar.
Kedua, pengiriman paket yang berkaitan dengan momentum Ramadan dan Lebaran sehingga pelaku usaha dapat memanfaatkan pembelian bahan baku secara tepat waktu dengan biaya pengiriman terjangkau.
Kedua, pengiriman paket yang berkaitan dengan momentum Ramadan dan Lebaran sehingga pelaku usaha dapat memanfaatkan pembelian bahan baku secara tepat waktu dengan biaya pengiriman terjangkau.
Ketiga, meningkatkan minat masyarakat atau konsumen dalam berbelanja secara daring. Alasan pengiriman murah dan tepat waktu masih menjadi top of mind calon konsumen e-commerce saat Ramadan. Keempat, menghindari bahan makanan lebih cepat busuk di perjalanan.
Menurutnya, saat Ramadan banyak paket yang berkaitan dengan makanan-minuman yang sifatnya perishable goods (barang mudah rusak) sehingga membutuhkan pengiriman cepat. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan pengiriman guna memberi dampak positif, para penyedia jasa ekspedisi harus menjalankan strategi.
Bhima menyarankan perusahaan sebaiknya merekrutmen karyawan untuk menunjang operasional terutama saat puncak pengiriman jelang Lebaran. Lalu, memberikan kompensasi bagi karyawan lebih besar sebagai insentif mempercepat waktu pengiriman last mile.
Menurutnya, saat Ramadan banyak paket yang berkaitan dengan makanan-minuman yang sifatnya perishable goods (barang mudah rusak) sehingga membutuhkan pengiriman cepat. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan pengiriman guna memberi dampak positif, para penyedia jasa ekspedisi harus menjalankan strategi.
Bhima menyarankan perusahaan sebaiknya merekrutmen karyawan untuk menunjang operasional terutama saat puncak pengiriman jelang Lebaran. Lalu, memberikan kompensasi bagi karyawan lebih besar sebagai insentif mempercepat waktu pengiriman last mile.
Penting juga meningkatkan jumlah armada sewa mengantisipasi momen musiman sehingga perusahaan tidak perlu membeli unit kendaraan logistik baru hanya untuk memenuhi permintaan ramadhan-lebaran. “Tingkatkan kualitas tracking barang dan pelayanan konsumen di tiap unit,” tambahnya.
Bhima yakin jika strategi tersebut dijalankan, bisnis logistik ini akan meraih pertumbuhan yang signifikan pada Ramadan 2024. Diketahui jasa logistik dan pergudangan sendiri memiliki andil sebesar 1,24 persen terhadap PDB pada momen Ramadan tahun lalu dengan nilai sesuai harga berlaku Rp63,5 triliun.
“Tahun ini estimasinya bisa tembus Rp80-85 triliun atau tumbuh 33,8 persen year on year,” sebutnya memprediksi.
“Tahun ini estimasinya bisa tembus Rp80-85 triliun atau tumbuh 33,8 persen year on year,” sebutnya memprediksi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.