Pameran Ireland's Eye akan berlangsung sampai 7 April 2023. (Sumber foto: Kedutaan Besar Irlandia di Indonesia)

Rayakan St. Patrick’s Day, 5 Seniman Irlandia Pamerkan Karya di Ireland's Eye

19 March 2023   |   14:48 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

2. Mandy O’Neill

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Mandy O Neill (@photomando7)


Mandy O’Neill adalah seorang fotografer berkebangsaan Irlandia dan tinggal di Dublin. Karya-karyanya menempati ruang antara komentar sosial dan strategi representasional dengan penekanan pada hubungan antara manusia dan tempat.

Sebagian besar kemahirannya diasah melalui residensi seniman yang kemudian dikembangkan di lembaga pendidikan dan melalui keterlibatannya dengan kaum muda. Penelitiannya pada saat ini mempertimbangkan tema tempat, kepemilikan, dan dampak pembangunan pada lanskap melalui studi berbasis fotografi di distrik Cabra di pinggiran kota Dublin.

Mandy memiliki gelar MA di jurusan Public Culture Studies serta gelar BA di jurusan Fotografi. Karyanya telah dipamerkan baik secara nasional maupun internasional, di antaranya pameran di Museum Foto Irlandia, Galeri Nasional Irlandia, Draíocht, dan CCI Paris.

Dia juga mendapatkan pendanaan dari Dewan Seni Irlandia, Dewan Kota Dublin, Lembaga Kreatif dan Budaya Irlandia, serta merupakan pemenang Zurich Portrait Prize 2018 di Galeri Nasional Irlandia. Saat ini, sang seniman mengambil studi doktoral berbasis praktik di Dublin City University yang didanai oleh Dewan Riset Irlandia.


3. Michelle Malone

 

Michelle Malone adalah seniman lain yang menjadi bagian dalam pameran Ireland's Eye. Keahliannya dibentuk dari pengalaman pribadi yang tumbuh di sejumlah perumahan umum di pusat kota Dublin.

Instalasi multi-disiplinnya terdiri dari patung, pembuatan gambar, sejarah lisan, audio, dan teks. Karya seninya berupaya memberikan suara kepada sejarah kelas pekerja dari perspektif pengalaman hidup. Dia yakin bahwa industri seni perlu membiarkan orang-orang yang terpinggirkan menceritakan kisah mereka sendiri.

Tidak hanya itu, sang seniman juga percaya bahwa benda-benda memiliki nilai budaya yang dikenal secara kolektif dan bahwa semua bahan bias. Michelle memiliki niat untuk menginstrumentasi dan “mempersenjatai” makna bersama dari materi dan objek guna menceritakan sejarah kelas pekerja secara visual.

Kemudian, untuk menciptakan empati/identitas yang diwujudkan untuk isu tersebut. Tujuan akhir dari praktiknya adalah memasukkan simbolisme kelas pekerja yang autentik ke dalam wadah artistik.


4. Myfanwy Frost-Jones

Myfanwy Frost-Jones adalah seorang seniman yang juga berprofesi sebagai peternak kerang dan tinggal di West of Ireland. Karyanya mengeksplorasi hubungan antara lahan, lanskap, dan ekologi di dalam sebuah ruang rural.

Dia menggabungkan cerita sejarah kolonialisme dan invasi yang penuh konflik dengan masalah terkini di bidang peternakan kerang, biodiversity, dan erosi pantai melalui foto dan instalasi gambar bergerak yagn dapat memikat para penikmat seni.

Myfanwy adalah seniman peraih penghargaan yang menamatkan pendidikannya di Crawford College of Art and Design di Cork. Dia juga penerima Royal Dublin Society Mason Hayes & Curran LLP CC Irlandais Residency Award 2022, Sample Studios Associate Residency Award, National Sculpture Factory Residency Award, dan Backwater Artist Studios Moving Image Bursary 2022.

Karyanya telah dipamerkan di IndieCork, Living Canvas Dublin, dan Paris Photo. Tidak hanya itu, sang seniman juga pernah menggelar pameran tunggal di MTU Exhibition Centre dan Studio 12 BAG Cork.


5. Orla Comerford

 

Orla Cameford adalah seniman yang juga menjadi bagian dalam pameran ini. Dia adalah seorang seniman visual yang bekerja menggunakan medium video, audio, fotografi, dan kayu. Eksplorasinya mengenai glitch art dan pertanyaan tentang siapa yang dapat melihat dalam resolusi tinggi adalah tema-tema utama dalam koleksi karyanya.

Sebagai seorang seniman dengan gangguan penglihatan, glitch art dan distorsi gambar diceritakan dari bagaimana dia melihat dunia. Kecintaannya akan dunia pertukangan kayu dan kemampuan mengolah kayu yang didapatkan dari sesepuhnya telah menjadi pokok bahasan penting dalam karya-karyanya.

Dalam karya berjudul Institutions for the Blind, dia mengkritik bagaimana dahulu kala keterampilan sebagai pengrajin diajarkan kepada orang buta sebagai sarana pekerjaan di masyarakat karena tiddak memiliki akses ke pekerjaan lain.

Sementara salah satu video karyanya mengundang orang untuk mempertimbangkan cara melihat dan juga fokus kepada kesempatan dan aksesibilitas yang telah diberikan oleh teknologi bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan.

Pada 2022, Orla menyabet penghargaan tertinggi di Fine Art Media di National College of Art and Design. Dia juga pernah memamerkan karyanya di Royal Dublin Society Visual Arts Awards Exhibition dan menerima RDS Members Fund Award.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 
1
2


SEBELUMNYA

Pajak Royalti Penulis dan Pekerja Seni Dipotong, Apa Keuntungannya?

BERIKUTNYA

Jadwal Penampil Hari Kedua Hammersonic Festival 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: