Serba-Serbi Ramadan, Ini Asal Usul Istilah Ngabuburit
17 March 2023 |
09:56 WIB
1
Like
Like
Like
Ramadan tinggal menghitung hari. Selain berpuasa selama 30 hari, salah satu yang dirindukan umat muslim terutama di Indonesia yakni tradisi ngabuburit. Aktivitas yang identik dilakukan pada sore hari saat menunggu waktu berbuka puasa ini cukup beragam.
Ngabuburit bisa dilakukan dengan mencari takjil, berberkumpul bersama orang-orang terdekat, hingga melakukan kegiatan sosial seraya menunggu waktu berbuka puasa. Begitu populer dan sering dilakukan, tetapi kamu tahu tidak Genhype istilah dan sejarah dari ngabuburit?
Istilah ngabuburit muncul dalam kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBBS). Ngabuburit berasal dari kata ‘ngalantung ngadagoan burit’, yang berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Waktu ini biasanya antara usai salat asar hingga sebelum matahari terbenam.
Baca juga: 5 Kegiatan Bermanfaat untuk Ngabuburit
Dalam bahasa Sunda, terdapat dua komponen kata dalam istilah ngabuburit. Mengutip website resmi pemerintah Kota Serang, ‘nga’ merupakan sebuah imbuhan karena adanya pengulangan awal kata, sementara ‘burit’ artinya waktu menjelang adzan maghrib, waktu sore, atau waktu senja.
“Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari,” ujar Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan Hawe Setiawan dikutip Hypeabis dari laman Universitas Pasundan, Jumat (17/3/2023).
Beberapa contoh kata dari bahasa Sunda lainnya yang memiliki unsur morfologis serupa yakni ngabeubeurang yang berarti menunggu siang hari, ngabebetah (nyaman) dan ngadeudeket (dekat). Namun seiring waktu, ngabuburit dikenal masyarakat sebagai istilah kegiatn yang dilakukan pada sore hari, seraya menunggu waktu berbuka puasa.
Istilah ngabuburit sudah ada sejak lama. Menurut Hawe, istilah itu muncul ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.
Kendati demikian, kegiatan ngabuburit menurutnya kian berkembang dan beragam dibanding awal kemunculannnya. Zaman dulu, anak-anak mengisi kegiatan ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu
Hawe menyebut saat ini, kegiatan ngabuburit disesuaikan dengan kebudayaan masing-masing yang lebih kreatif fan berharga. “Bukan bukan untuk mengisi waktu, tapi juga menghayati Ramadan,” tuturnya.
Sementara itu, mengutip Pemerintah Serang Kota, istilah ngabuburit muncul pada era 80an. Kata ini sering digunakan oleh para pemuda di Tanah Pasundan, khususnya kota Bandung.
Kala itu, di Bandung sering mengadakan acara musik dengan berjudul ngabuburit. Acara tersebutkental akan unsur islami, mulai dari pengisi acara atau penonton yang sama-sama menanti waktu berbuka.
Oleh karena kegiatan ini digelar cukup sering, istilah ngabuburit pun menyebar secara luas. Bahkan pada 2012, istilah ini dipakai sebagai nama program acara di salah satu saluran televisi swasta Tanah Air.
Tidak hanya program TV, sejumlah konser atau kegiatan lainnya yang digelar pada Ramadan kerap mencantumkan istilah Ngabuburit. Pada 2016, istilah ini pun dipakai sebagai judul film pendek yang tayang pada gelaran Jogja-Netpac Asian Film Festival ke-14. Film berjudul Ngabuburit (Waiting for Iftar) itu bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berdiskusi tentang mudik Lebaran saat menjelang buka puasa.
Baca juga: Begini 5 Gaya Asyik Ngabuburit Menjelang Waktu Berbuka
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ngabuburit bisa dilakukan dengan mencari takjil, berberkumpul bersama orang-orang terdekat, hingga melakukan kegiatan sosial seraya menunggu waktu berbuka puasa. Begitu populer dan sering dilakukan, tetapi kamu tahu tidak Genhype istilah dan sejarah dari ngabuburit?
Istilah ngabuburit muncul dalam kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBBS). Ngabuburit berasal dari kata ‘ngalantung ngadagoan burit’, yang berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Waktu ini biasanya antara usai salat asar hingga sebelum matahari terbenam.
Baca juga: 5 Kegiatan Bermanfaat untuk Ngabuburit
Dalam bahasa Sunda, terdapat dua komponen kata dalam istilah ngabuburit. Mengutip website resmi pemerintah Kota Serang, ‘nga’ merupakan sebuah imbuhan karena adanya pengulangan awal kata, sementara ‘burit’ artinya waktu menjelang adzan maghrib, waktu sore, atau waktu senja.
“Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari,” ujar Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan Hawe Setiawan dikutip Hypeabis dari laman Universitas Pasundan, Jumat (17/3/2023).
Beberapa contoh kata dari bahasa Sunda lainnya yang memiliki unsur morfologis serupa yakni ngabeubeurang yang berarti menunggu siang hari, ngabebetah (nyaman) dan ngadeudeket (dekat). Namun seiring waktu, ngabuburit dikenal masyarakat sebagai istilah kegiatn yang dilakukan pada sore hari, seraya menunggu waktu berbuka puasa.
Sejarah Istilah Ngabuburit
Istilah ngabuburit sudah ada sejak lama. Menurut Hawe, istilah itu muncul ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.Kendati demikian, kegiatan ngabuburit menurutnya kian berkembang dan beragam dibanding awal kemunculannnya. Zaman dulu, anak-anak mengisi kegiatan ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu
Hawe menyebut saat ini, kegiatan ngabuburit disesuaikan dengan kebudayaan masing-masing yang lebih kreatif fan berharga. “Bukan bukan untuk mengisi waktu, tapi juga menghayati Ramadan,” tuturnya.
Sementara itu, mengutip Pemerintah Serang Kota, istilah ngabuburit muncul pada era 80an. Kata ini sering digunakan oleh para pemuda di Tanah Pasundan, khususnya kota Bandung.
Kala itu, di Bandung sering mengadakan acara musik dengan berjudul ngabuburit. Acara tersebutkental akan unsur islami, mulai dari pengisi acara atau penonton yang sama-sama menanti waktu berbuka.
Oleh karena kegiatan ini digelar cukup sering, istilah ngabuburit pun menyebar secara luas. Bahkan pada 2012, istilah ini dipakai sebagai nama program acara di salah satu saluran televisi swasta Tanah Air.
Tidak hanya program TV, sejumlah konser atau kegiatan lainnya yang digelar pada Ramadan kerap mencantumkan istilah Ngabuburit. Pada 2016, istilah ini pun dipakai sebagai judul film pendek yang tayang pada gelaran Jogja-Netpac Asian Film Festival ke-14. Film berjudul Ngabuburit (Waiting for Iftar) itu bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berdiskusi tentang mudik Lebaran saat menjelang buka puasa.
Baca juga: Begini 5 Gaya Asyik Ngabuburit Menjelang Waktu Berbuka
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.