Diperingati Setiap 17 Maret, Intip Sejarah Hari Perawat Nasional 2023
17 March 2023 |
08:33 WIB
1
Like
Like
Like
Perawat memiliki peran penting dalam layanan kesehatan masayarakat. Posisinya sangat strategis di rumah sakit yakni membantu dokter menangani pasien secara langsung, mulai dari memantau, merawat, menjaga, hingga memberi edukasi tentang manajemen penyakit kepada pasien dan keluarganya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menilai posisi perawat setara dengan dokter. Tidak ada perbedaan kasta di antara kedua profesi ini, justru mereka harus menjadi tim dalam menangani pasien.
Dalam rangka menghormati posisi perawat, maka setiap 17 Maret diperingati sebagai Hari Perawat Nasional. Sejarah peringatan ini tidak lepas dari pendirian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada 17 Maret 1974 silam.
Baca juga: Begini Cara Menggunakan BPJS Kesehatan
Melansir dari laman website PPNI, kala itu, para perintis menilai tenaga keperawatan harus berada pada wadah atau organisasi profesi perawat Indonesia. Sejatinya, sebelum 1974, organisasi perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya.
Bisa dikatakan pada zaman penjajahan perawat Indonesia sudah ada seiring dengan munculnya Rumah Sakit. Adapun rumah sakit pertama yang didirikan yakni Residen Vpabst (1819) di Batavia yang berubah menjadi Stadsverband (1919), kemudian berubah nama menjadi Central Burgerlijke Zieken Inrichting (CBZ) di daerah Salemba yang saat ini dikenal sebagai RSCM.
Saat itu, perawat sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Organisasi tersebut diantaranya, Perkumpulan Kaum Verpleger fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI).
Organisasi-organisasi perawat pada masa tersebut lantas mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh IPI, PPI dan PDKI. Tokoh yang hadir diantaranya Ojo Radiat, HB. Barnas, dan Drs. Maskoed Soerjasumantri.
Maskoed sebagai pimpinan sidang menuntun kesepakatan untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional. Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung, Jawa Barat.
Tepat 17 Maret 1974, disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saat itu juga dibentuk kepanitian untuk mempersiapkan Kongres Pertama yang dilangsungkan pada 1976.
Pada tahun ini, peringatan Hari Perawat Nasional 2023 memasuki tahun ke-49. Tema yang diangkat yakni Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme. Harapannya yakni peningkatan kesejahteraan di kalangan perawat yang diimbangi profesionalisme saat bekerja.
Sejak terbentuk, PPNI memang mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas. PPNI juga mengaawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan International.
Baca juga: Grace, Robot Perawat Lansia Pertama di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menilai posisi perawat setara dengan dokter. Tidak ada perbedaan kasta di antara kedua profesi ini, justru mereka harus menjadi tim dalam menangani pasien.
Dalam rangka menghormati posisi perawat, maka setiap 17 Maret diperingati sebagai Hari Perawat Nasional. Sejarah peringatan ini tidak lepas dari pendirian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada 17 Maret 1974 silam.
Baca juga: Begini Cara Menggunakan BPJS Kesehatan
Melansir dari laman website PPNI, kala itu, para perintis menilai tenaga keperawatan harus berada pada wadah atau organisasi profesi perawat Indonesia. Sejatinya, sebelum 1974, organisasi perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya.
Bisa dikatakan pada zaman penjajahan perawat Indonesia sudah ada seiring dengan munculnya Rumah Sakit. Adapun rumah sakit pertama yang didirikan yakni Residen Vpabst (1819) di Batavia yang berubah menjadi Stadsverband (1919), kemudian berubah nama menjadi Central Burgerlijke Zieken Inrichting (CBZ) di daerah Salemba yang saat ini dikenal sebagai RSCM.
Saat itu, perawat sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Organisasi tersebut diantaranya, Perkumpulan Kaum Verpleger fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI).
Organisasi-organisasi perawat pada masa tersebut lantas mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh IPI, PPI dan PDKI. Tokoh yang hadir diantaranya Ojo Radiat, HB. Barnas, dan Drs. Maskoed Soerjasumantri.
Maskoed sebagai pimpinan sidang menuntun kesepakatan untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional. Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung, Jawa Barat.
Tepat 17 Maret 1974, disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saat itu juga dibentuk kepanitian untuk mempersiapkan Kongres Pertama yang dilangsungkan pada 1976.
Pada tahun ini, peringatan Hari Perawat Nasional 2023 memasuki tahun ke-49. Tema yang diangkat yakni Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme. Harapannya yakni peningkatan kesejahteraan di kalangan perawat yang diimbangi profesionalisme saat bekerja.
Sejak terbentuk, PPNI memang mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas. PPNI juga mengaawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan International.
Baca juga: Grace, Robot Perawat Lansia Pertama di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.