Waduh, Dunia Terancam Kekurangan Tenaga Kerja Kesehatan
12 May 2022 |
17:21 WIB
Dewan Perawat Internasional (The International Council of Nurses/ICN) menilai ancaman terbesar bagi kesehatan global adalah kekurangan tenaga kerja kesehatan. Dewan menuntut tindakan adanya investasi dalam perlindungan dan keselamatan tenaga perawat pada Hari Perawat Internasional.
Presiden ICN Pamela Cipriano mengatakan perawat telah memberikan segalanya dalam perang melawan Covid-19, ebola, dan di daerah-daerah bencana dan zona perang. Namun, mereka terus menghadapi kekurangan staf, perlindungan, beban kerja yang berat, dan upah rendah.
"Saatnya sekarang untuk mengambil tindakan nyata guna mengatasi keselamatan kerja, melindungi perawat, dan menjaga kesehatan fisik dan mental mereka," katanya.
Tenaga kerja kesehatan global wanita mencapai 70 persen dari total tenaga yang ada. Namun, hanya 25 persen tenaga kerja wanita di bidang kesehatan yang jadi pemimpin. Mereka menanggung beban pekerjaan bergaji rendah, pekerjaan yang tidak dihargai, dan merawat tanpa bayaran serta pekerjaan rumah tangga.
Laporan terbaru, lanjutnya, menunjukkan bahwa investasi dalam keperawatan diperlukan sekarang jika ingin memenuhi tantangan perawatan kesehatan pada masa depan. "Kita tidak bisa lagi terus meremehkan dan kurang berinvestasi dalam keperawatan," katanya.
Chief Executive Officer ICN Howard Catton mengatakan kekurangan perawat di seluruh dunia adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan secara global. Sayangnya, pemerintah dirasa tidak memberikan perhatian yang layak terhadap perawat.
Akses terhadap perawatan kesehatan adalah inti dari masyarakat yang aman, terjamin, sukses secara ekonomi dan adil. Namun, itu semua tidak dapat tercapai kecuali jika ada perawat yang memberikan perawatan yang dibutuhkan.
"Pemerintah harus segera memprioritaskan investasi dalam keperawatan dan tenaga kesehatan atas dasar itu, dan proporsional dengan kepentingannya untuk masa depan masyarakat di mana-mana," katanya.
ICN memperkirakan kebutuhan tenaga kerja perawat mencapi 13 juta orang untuk mengisi kekurangan perawat secara global pada masa yang akan datang, karena kekurangan jumlah tenaga kerja perawat, masauknya usia tua sejumlah tenaga kerja keperawatan, dan dampak dari pandemi Covid-19.
Editor: M R Purboyo
Presiden ICN Pamela Cipriano mengatakan perawat telah memberikan segalanya dalam perang melawan Covid-19, ebola, dan di daerah-daerah bencana dan zona perang. Namun, mereka terus menghadapi kekurangan staf, perlindungan, beban kerja yang berat, dan upah rendah.
"Saatnya sekarang untuk mengambil tindakan nyata guna mengatasi keselamatan kerja, melindungi perawat, dan menjaga kesehatan fisik dan mental mereka," katanya.
Ilustrasi tenaga kesehatan/Freepik
Tenaga kerja kesehatan global wanita mencapai 70 persen dari total tenaga yang ada. Namun, hanya 25 persen tenaga kerja wanita di bidang kesehatan yang jadi pemimpin. Mereka menanggung beban pekerjaan bergaji rendah, pekerjaan yang tidak dihargai, dan merawat tanpa bayaran serta pekerjaan rumah tangga.
Laporan terbaru, lanjutnya, menunjukkan bahwa investasi dalam keperawatan diperlukan sekarang jika ingin memenuhi tantangan perawatan kesehatan pada masa depan. "Kita tidak bisa lagi terus meremehkan dan kurang berinvestasi dalam keperawatan," katanya.
Chief Executive Officer ICN Howard Catton mengatakan kekurangan perawat di seluruh dunia adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan secara global. Sayangnya, pemerintah dirasa tidak memberikan perhatian yang layak terhadap perawat.
Akses terhadap perawatan kesehatan adalah inti dari masyarakat yang aman, terjamin, sukses secara ekonomi dan adil. Namun, itu semua tidak dapat tercapai kecuali jika ada perawat yang memberikan perawatan yang dibutuhkan.
"Pemerintah harus segera memprioritaskan investasi dalam keperawatan dan tenaga kesehatan atas dasar itu, dan proporsional dengan kepentingannya untuk masa depan masyarakat di mana-mana," katanya.
ICN memperkirakan kebutuhan tenaga kerja perawat mencapi 13 juta orang untuk mengisi kekurangan perawat secara global pada masa yang akan datang, karena kekurangan jumlah tenaga kerja perawat, masauknya usia tua sejumlah tenaga kerja keperawatan, dan dampak dari pandemi Covid-19.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.