Jangan Mager Ya, 1 dari 3 Orang Dewasa Berpotensi Terkena Osteoporosis saat Lansia
15 March 2023 |
17:00 WIB
Menjadi tua itu pasti, tetapi bisa menua dengan kondisi tubuh sehat adalah sebuah pilihan yang harus ditempuh dengan perjuangan. Tidak mudah menjaga kesehatan hingga usia lanjut. Namun, bukan berarti hal itu mustahil untuk dilakukan.
Salah satu penyakit yang kerap dialami kelompok lansia adalah osteoporosis. Seiring bertambahnya usia, kualitas kesehatan dan kepadatan tulang turun hingga 20 persen. Kemudian, kelenturan sendi dan kekuatan otot juga menurun hingga 29 persen.
Kondisi ini membuat osteoporosis menjadi penyakit yang bisa menimpa siapa saja saat usia mulai menua. Dokter dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) Tirza Tamin mengatakan bahwa satu dari tiga orang di Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Baca juga: Cegah Osteoporosis Yuk! Simak Cara-Cara Sederhana yang Bisa Diterapkan
Prevalensi yang cukup besar ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran mengenai tanda-tanda osteoporosis, seperti sakit punggung, postur tubuh yang membungkuk, hingga tinggi tubuh yang lambat laun makin pendek. Meski tanda-tanda itu cukup jelas, banyak orang dewasa mengabaikannya.
Mereka beranggapan tanda-tanda itu muncul karena kelelahan biasa. Lantaran hal tersebut tidak dicermati, serta tidak disertai perubahan gaya hidup, osteoporosis pun jadi sangat mudah mengenai orang-orang Indonesia.
“Adanya osteoporosis atau keropos tulang membuat lansia jadi mudah mengalami patah tulang,” ujar Tiza dalam acara konferensi pers Anlene bertajuk Usia Bukan Halangan di Jakarta, Rabu (15/3).
Menurut Tiza, penurunan kondisi tubuh tersebut dapat berakibat pada masalah kesehatan yang lebih jauh. Keterbatasan fisik akibat efek dari osteoporosis kemudian akan berimbas pada penurunan produktivitas hingga rasa percaya diri.
Sementara itu, Psikolog Tara de Thouars mengatakan bahwa produktivitas yang menurun, bertambahnya usia, dan kesehatan yang tidak lagi baik juga akan memengaruhi psikologi seseorang. Menurutnya, kesehatan fisik dan kesehatan mental memang saling terkait dan saling memengaruhi.
Jika tidak dikelola dengan baik, perubahan fisik seseorang saat beranjak lansia bisa berpotensi menimbulkan rasa khawatir berlebih dan perasaan tidak berdaya. Pada titik ini, orang akan jadi lebih sering merasa frustasi karena tidak lagi melakukan hal-hal tertentu seperti saat usianya masih muda.
“Oleh karena itu, penting banget buat seseorang yang beranjak lansia tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Ini juga bisa menjadi kunci tetap bahagia saat usia mulai senja,” ucap Tara.
Tara menyarankan orang untuk tetap melakukan hobi atau hal-hal lain yang disenangi. Jika hobi membutuhkan aktivitas fisik yang kuat, tidak ada salahnya juga mencoba hal baru untuk merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental. Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia bukan lagi halangan untuk tetap produktif dan berkarya pada usia tua.
Mengonsumsi kalsium dengan takaran yang cukup, sekitar 1.000 miligram hingga 1.200 miligram setiap hari bisa membantu seseorang terhindar atau memperlambat gejala osteoporosis. Tidak hanya dari makanan, seseorang juga mesti mendapatkan asupan vitamin D dari matahari atau sumber lain.
Pasalnya, vitamin D punya peran penting untuk membantu penyerapan dan memasukkan kalsium ke tulang. Beberapa nutrisi lain, seperti kalium, protein, dan mineral juga mesti lebih diperhatikan. Di sisi lain, melakukan olahraga yang rutin juga jadi cara ampuh menyehatkan tulang. Olahraga setidaknya dilakukan 15 menit hingga 20 menit setiap hari.
“Kombinasi antara asupan gizi seimbang dan gaya hidup aktif membantu menjaga kondisi tubuh tetap bugar, memiliki endurance yang baik, dan jadi lebih awet muda,” ungkap Tiza.
Baca juga: Begini Cara Enak Mencegah Osteoporosis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu penyakit yang kerap dialami kelompok lansia adalah osteoporosis. Seiring bertambahnya usia, kualitas kesehatan dan kepadatan tulang turun hingga 20 persen. Kemudian, kelenturan sendi dan kekuatan otot juga menurun hingga 29 persen.
Kondisi ini membuat osteoporosis menjadi penyakit yang bisa menimpa siapa saja saat usia mulai menua. Dokter dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) Tirza Tamin mengatakan bahwa satu dari tiga orang di Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Baca juga: Cegah Osteoporosis Yuk! Simak Cara-Cara Sederhana yang Bisa Diterapkan
Prevalensi yang cukup besar ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran mengenai tanda-tanda osteoporosis, seperti sakit punggung, postur tubuh yang membungkuk, hingga tinggi tubuh yang lambat laun makin pendek. Meski tanda-tanda itu cukup jelas, banyak orang dewasa mengabaikannya.
Mereka beranggapan tanda-tanda itu muncul karena kelelahan biasa. Lantaran hal tersebut tidak dicermati, serta tidak disertai perubahan gaya hidup, osteoporosis pun jadi sangat mudah mengenai orang-orang Indonesia.
“Adanya osteoporosis atau keropos tulang membuat lansia jadi mudah mengalami patah tulang,” ujar Tiza dalam acara konferensi pers Anlene bertajuk Usia Bukan Halangan di Jakarta, Rabu (15/3).
Diskusi Usia Bukan Halangan (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Sementara itu, Psikolog Tara de Thouars mengatakan bahwa produktivitas yang menurun, bertambahnya usia, dan kesehatan yang tidak lagi baik juga akan memengaruhi psikologi seseorang. Menurutnya, kesehatan fisik dan kesehatan mental memang saling terkait dan saling memengaruhi.
Jika tidak dikelola dengan baik, perubahan fisik seseorang saat beranjak lansia bisa berpotensi menimbulkan rasa khawatir berlebih dan perasaan tidak berdaya. Pada titik ini, orang akan jadi lebih sering merasa frustasi karena tidak lagi melakukan hal-hal tertentu seperti saat usianya masih muda.
“Oleh karena itu, penting banget buat seseorang yang beranjak lansia tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Ini juga bisa menjadi kunci tetap bahagia saat usia mulai senja,” ucap Tara.
Tara menyarankan orang untuk tetap melakukan hobi atau hal-hal lain yang disenangi. Jika hobi membutuhkan aktivitas fisik yang kuat, tidak ada salahnya juga mencoba hal baru untuk merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental. Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia bukan lagi halangan untuk tetap produktif dan berkarya pada usia tua.
Pencegahan Osteoporosis
Osteoporosis bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup yang sehat. Aasupan nutrisi di dalam tubuh juga harus tetap terjaga dengan baik. Menurut Tiza, salah satu nutrisi penting dalam mencegah osteoporosis adalah kalsium.Mengonsumsi kalsium dengan takaran yang cukup, sekitar 1.000 miligram hingga 1.200 miligram setiap hari bisa membantu seseorang terhindar atau memperlambat gejala osteoporosis. Tidak hanya dari makanan, seseorang juga mesti mendapatkan asupan vitamin D dari matahari atau sumber lain.
Pasalnya, vitamin D punya peran penting untuk membantu penyerapan dan memasukkan kalsium ke tulang. Beberapa nutrisi lain, seperti kalium, protein, dan mineral juga mesti lebih diperhatikan. Di sisi lain, melakukan olahraga yang rutin juga jadi cara ampuh menyehatkan tulang. Olahraga setidaknya dilakukan 15 menit hingga 20 menit setiap hari.
“Kombinasi antara asupan gizi seimbang dan gaya hidup aktif membantu menjaga kondisi tubuh tetap bugar, memiliki endurance yang baik, dan jadi lebih awet muda,” ungkap Tiza.
Baca juga: Begini Cara Enak Mencegah Osteoporosis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.