Perempuan Lebih Berisiko Terkena Osteoporosis Ketimbang Pria
19 October 2021 |
13:59 WIB
Ladies, risiko perempuan terkena osteoporosis 4 kali lebih tinggi daripada laki-laki loh. Menurut Infodatin Kementerian Kesehatan 2020, sebanyak 40,6 persen perempuan Indonesia berusia 20 hingga 29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun mendatang saat mereka mencapai menopause.
Spesialis gizi klinik dr. Luciana B. Sutanto mengatakan osteoporosis adalah penyakit di mana tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh, sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang (fraktur)
"Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (19/10/2021).
Proses osteoporosis sendiri berlangsung dalam jangka panjang. Seringkali penderitanya tidak menyadarinya sampai kerusakan tulang benar-benar terjadi.
Osteoporosis juga kerap dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa menyerang siapa saja, bahkan di usia muda dan produktif seperti pada usia 30 tahun.
“Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, sering mengalami cedera atau keretakan tulang," tutur Luciana.
Tentu hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya perempuan yang memasuki usia 30 tahun. Sebab pada usia tersebut, perempuan cenderung mengalami penurunan massa tulang sampai periode menopause dan seterusnya.
"Jika mereka menikah pada usia 30-an, banyak dari mereka yang mungkin hamil atau menyusui, mereka adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis," sebut Luciana.
Sayangnya, tidak banyak perempuan usia 30 yang sadar bahwa menjaga kesehatan tulang sangatlah penting.
(Baca juga: Ikuti 3 Langkah Ini Agar Terhindar dari Osteoporosis)
Oleh karena itu, sesuai dengan kampanye “I am Smarter, Stronger, Happier”, Luciana mengajak perempuan Indonesia yang memasuki usia 30 untuk lebih memperhatikan kesehatan tulangnya. Mereka harus lebih pintar (smarter) atau membekali diri dengan pengetahuan yang cukup tentang fakta kesehatan tulang.
Perempuan Indonesia juga harus tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat (strong) secara fisik ketika mampu menjaga kualitas tulang. Pada akhirnya, menjadi lebih pintar dan lebih kuat akan mengarah pada diri yang lebih bahagia (happier) sehat secara mental dan sehat secara fisik alias holistik.
dr. Suci Sutinah, medical advisor Bayer Consumer Health Indonesia, mengatakan bahwa hasil studi CDR menujukan bahwa 7 dari 10 perempuan Indonesia usia 25 sampai 35, sama sekali tidak menyadari atau tidak tahu tentang asupan kalsium harian yang direkomendasikan.
Sebanyak 2 dari 3 remaja putri di Indonesia juga tidak menyadarinya bahwa massa tulang menurun setelah usia 30 tahun. Serta, hanya setengah dari perempuan muda yang tahu kekurangan asupan kalsium harian dapat menurunkan kepadatan tulang sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.
Menurutnya ini menunjukkan bahwa kampanye “I am Smarter, Stronger, Happier” diperlukan untuk memperkuat kesadaran dan pengetahuan perempuan di usia 30 tahun tentang kesehatan tulang, sehingga mereka dapat mengambil tindakan terbaik untuk mencegah osteoporosis.
“Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tulang, konsumsi suplemen tepat sangat diperlukan," tambah Suci.
Editor: Avicenna
Spesialis gizi klinik dr. Luciana B. Sutanto mengatakan osteoporosis adalah penyakit di mana tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh, sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang (fraktur)
"Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (19/10/2021).
Proses osteoporosis sendiri berlangsung dalam jangka panjang. Seringkali penderitanya tidak menyadarinya sampai kerusakan tulang benar-benar terjadi.
Osteoporosis juga kerap dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa menyerang siapa saja, bahkan di usia muda dan produktif seperti pada usia 30 tahun.
“Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, sering mengalami cedera atau keretakan tulang," tutur Luciana.
Tentu hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya perempuan yang memasuki usia 30 tahun. Sebab pada usia tersebut, perempuan cenderung mengalami penurunan massa tulang sampai periode menopause dan seterusnya.
"Jika mereka menikah pada usia 30-an, banyak dari mereka yang mungkin hamil atau menyusui, mereka adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis," sebut Luciana.
Sayangnya, tidak banyak perempuan usia 30 yang sadar bahwa menjaga kesehatan tulang sangatlah penting.
(Baca juga: Ikuti 3 Langkah Ini Agar Terhindar dari Osteoporosis)
Oleh karena itu, sesuai dengan kampanye “I am Smarter, Stronger, Happier”, Luciana mengajak perempuan Indonesia yang memasuki usia 30 untuk lebih memperhatikan kesehatan tulangnya. Mereka harus lebih pintar (smarter) atau membekali diri dengan pengetahuan yang cukup tentang fakta kesehatan tulang.
Perempuan Indonesia juga harus tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat (strong) secara fisik ketika mampu menjaga kualitas tulang. Pada akhirnya, menjadi lebih pintar dan lebih kuat akan mengarah pada diri yang lebih bahagia (happier) sehat secara mental dan sehat secara fisik alias holistik.
dr. Suci Sutinah, medical advisor Bayer Consumer Health Indonesia, mengatakan bahwa hasil studi CDR menujukan bahwa 7 dari 10 perempuan Indonesia usia 25 sampai 35, sama sekali tidak menyadari atau tidak tahu tentang asupan kalsium harian yang direkomendasikan.
Sebanyak 2 dari 3 remaja putri di Indonesia juga tidak menyadarinya bahwa massa tulang menurun setelah usia 30 tahun. Serta, hanya setengah dari perempuan muda yang tahu kekurangan asupan kalsium harian dapat menurunkan kepadatan tulang sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.
Menurutnya ini menunjukkan bahwa kampanye “I am Smarter, Stronger, Happier” diperlukan untuk memperkuat kesadaran dan pengetahuan perempuan di usia 30 tahun tentang kesehatan tulang, sehingga mereka dapat mengambil tindakan terbaik untuk mencegah osteoporosis.
“Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tulang, konsumsi suplemen tepat sangat diperlukan," tambah Suci.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.