Keramas Setiap Hari Enggak Masalah kok, Asal Tahu Caranya
13 March 2023 |
18:54 WIB
Keramas setiap hari ternyata tidak dilarang loh. Kalian masih dibolehkan keramas setiap hari, asalkan tahu caranya. Menurut Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed Firman Parrol, keramas idealnya dilakukan dua hari sekali. Namun, tidak masalah jika harus dilakukan tiap hari.
Pertama, menggunakan sampo berbahan lembut. Kedua, menggunakan conditioner untuk melindungi permukaan rambut. Ketiga, memperhatikan cara mengeringkannya. Dia mengingatkan, kebiasaan menggunakan pengering rambut dapat membuat rambut menjadi rapuh.
Baca juga: Mau Transplantasi Rambut? Baca Dulu deh Informasi Penting Ini
Dengan demikian, saat menggunakan alat itu, pastikan suhu yang digunakan adalah seminimal mungkin atau membuatnya hanya mengeluarkan angin tanpa panas jika memungkinkan. “Pengering rambut dengan suhunya yang panas dapat membuat rambut menjadi kering, sehingga rapuh,” katanya di Jakarta pada Senin (13/3/2023).
Keempat, rambut yang basah tidak boleh digosok-gosok dengan handuk untuk mengeringkannya. Penggunaan handuk yang benar untuk membuat rambut menjadi kering adalah dengan menggulungnya di bagian tubuh yang sering disebut mahkota perempuan itu.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed Adhimukti T. Sampurna, mengatakan langkah lainnya yang dapat dilakukan jika harus keramas setiap hari adalah dengan memastikan sampo diubah dari cair menjadi busa sebelum kontak dengam rambut.
Kalian bisa membuat sampo yang berbahan cair menjadi busa di tangan sebelum meratakannya di atas rambut. Setelah itu, jangan memijat kepala dan rambut secara acak lantaran dapat mengacaukan peredaran darah. Langkah tersebut akan membuat pertumbuhan rambut menjadi tidak subur.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed Mohammad Yoga Adi Waskito, menuturkan terdapat banyak jenis kelainan rambut yang dapat dialami seseorang. Kerontokan merupakan salah satu masalah yang paling sering dialami.
Rambut rontok yang berlebih dapat menyebabkan kebotakan (Alopesia). Kebotakan akibat pengaruh hormonal atau disebut Alopesia Androgenetika (AGA) terjadi pada hampir 50 persen penduduk dunia. Sementara itu, Alopesia Areata (AA) terjadi pada 2,11 persen penduduk dunia.
Di Indonesia, lima permasalahan rambut terbanyak adalah Alopesia Areata (50 persen), Alopesia Androgenetika (31,2 persen), Telogen Effluvium (14 perden), Alopesia Sikatrisial (3,1 persen), dan Trikotilomania (1,6 persen).
Adapun, penyebab kelainan pada rambut dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, kongenital yang berupa genetik atau bawaan. Kedua, akuisita yang mencakup efek samping obat, efek hormon, setelah melahirkan, stres, dan perawatan rambut yang salah.
“Perawatan rambut yang salah, seperti sering mewarnai rambut, menyuci rambut secara berlebihan, menyisir rambut berlebihan, pemanasan rambut dengan suhu tinggi dan berulang kali, dan sering berjemur di bawah sinar matahari,” jelasnya.
Dia menuturkan, tanda rambut rusak adalah mudah patah, tampak kusam, mengalami perubahan warna, serta rontok lebih besar dari 100 helai/hari. Kerontokan rambut dapat disertai kebotakan, kemerahan pada kulit kepala, jaringan parut, dan sisik pada kulit kepala.
Untuk mengatasi rambut yang rontok, menentukan jenis dan penyebabnya sangatlah penting karena dengan begitu dapat mengetahui pengobatan serta tindakan yang sesuai.
“Konsultasikan permasalahan rambut yang dialami ke dokter spesialis dermatologi dan venereologi agar dapat ditangani segera,” katanya.
Menurutnya, perawatan rambut yang baik agar tetap sehat mencakup pemilihan regimen sesuai kondisi rambut, penggunaan hair conditioner, serum heat defense, sering keramas, membersihkan rambut setelah menggunakan produk rambut, dan mencari produk dengan kandungan polimer kationik yang memiliki berat molekul lebih tinggi, silikon, kandungan minyak, serta menghindari faktor pencetus rambut rusak.
Baca juga: Kiat Padu Padan Gaya Rambut dengan Bentuk Wajah
Editor: Dika Irawan
Pertama, menggunakan sampo berbahan lembut. Kedua, menggunakan conditioner untuk melindungi permukaan rambut. Ketiga, memperhatikan cara mengeringkannya. Dia mengingatkan, kebiasaan menggunakan pengering rambut dapat membuat rambut menjadi rapuh.
Baca juga: Mau Transplantasi Rambut? Baca Dulu deh Informasi Penting Ini
Dengan demikian, saat menggunakan alat itu, pastikan suhu yang digunakan adalah seminimal mungkin atau membuatnya hanya mengeluarkan angin tanpa panas jika memungkinkan. “Pengering rambut dengan suhunya yang panas dapat membuat rambut menjadi kering, sehingga rapuh,” katanya di Jakarta pada Senin (13/3/2023).
Keempat, rambut yang basah tidak boleh digosok-gosok dengan handuk untuk mengeringkannya. Penggunaan handuk yang benar untuk membuat rambut menjadi kering adalah dengan menggulungnya di bagian tubuh yang sering disebut mahkota perempuan itu.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed Adhimukti T. Sampurna, mengatakan langkah lainnya yang dapat dilakukan jika harus keramas setiap hari adalah dengan memastikan sampo diubah dari cair menjadi busa sebelum kontak dengam rambut.
Kalian bisa membuat sampo yang berbahan cair menjadi busa di tangan sebelum meratakannya di atas rambut. Setelah itu, jangan memijat kepala dan rambut secara acak lantaran dapat mengacaukan peredaran darah. Langkah tersebut akan membuat pertumbuhan rambut menjadi tidak subur.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed Mohammad Yoga Adi Waskito, menuturkan terdapat banyak jenis kelainan rambut yang dapat dialami seseorang. Kerontokan merupakan salah satu masalah yang paling sering dialami.
Rambut rontok yang berlebih dapat menyebabkan kebotakan (Alopesia). Kebotakan akibat pengaruh hormonal atau disebut Alopesia Androgenetika (AGA) terjadi pada hampir 50 persen penduduk dunia. Sementara itu, Alopesia Areata (AA) terjadi pada 2,11 persen penduduk dunia.
Di Indonesia, lima permasalahan rambut terbanyak adalah Alopesia Areata (50 persen), Alopesia Androgenetika (31,2 persen), Telogen Effluvium (14 perden), Alopesia Sikatrisial (3,1 persen), dan Trikotilomania (1,6 persen).
Kelainan Rambut
Adapun, penyebab kelainan pada rambut dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, kongenital yang berupa genetik atau bawaan. Kedua, akuisita yang mencakup efek samping obat, efek hormon, setelah melahirkan, stres, dan perawatan rambut yang salah. “Perawatan rambut yang salah, seperti sering mewarnai rambut, menyuci rambut secara berlebihan, menyisir rambut berlebihan, pemanasan rambut dengan suhu tinggi dan berulang kali, dan sering berjemur di bawah sinar matahari,” jelasnya.
Dia menuturkan, tanda rambut rusak adalah mudah patah, tampak kusam, mengalami perubahan warna, serta rontok lebih besar dari 100 helai/hari. Kerontokan rambut dapat disertai kebotakan, kemerahan pada kulit kepala, jaringan parut, dan sisik pada kulit kepala.
Untuk mengatasi rambut yang rontok, menentukan jenis dan penyebabnya sangatlah penting karena dengan begitu dapat mengetahui pengobatan serta tindakan yang sesuai.
“Konsultasikan permasalahan rambut yang dialami ke dokter spesialis dermatologi dan venereologi agar dapat ditangani segera,” katanya.
Menurutnya, perawatan rambut yang baik agar tetap sehat mencakup pemilihan regimen sesuai kondisi rambut, penggunaan hair conditioner, serum heat defense, sering keramas, membersihkan rambut setelah menggunakan produk rambut, dan mencari produk dengan kandungan polimer kationik yang memiliki berat molekul lebih tinggi, silikon, kandungan minyak, serta menghindari faktor pencetus rambut rusak.
Baca juga: Kiat Padu Padan Gaya Rambut dengan Bentuk Wajah
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.