Suzume no Tojimari (Sumber gambar: IMDB)

Review Suzume no Tojimari, Romansa Berbalut Bencana Gempa dari Makoto Shinkai

11 March 2023   |   17:44 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Ada-ada saja cara Makoto Shinkai menggambarkan asmara dalam balutan bencana. Kali ini, Makoto Shinkai menggebrak layar bioskop dunia dengan karya terbarunya berjudul Suzume no Tojimari. Ini bukan pertama kalinya sutradara kelahiran Prefektur Nagano Jepang itu menghadirkan kisah menarik dalam sebuah film.

Kimi no Nawa atau yang biasa disebut Your Name merupakan titik balik namanya melambung sebagai sutradara. Alasannya tentu kemahiran makoto membawa cerita romansa ala anime layaknya film pada umumnya. Namun yang menjadi spesial adalah bagaimana Makoto membalut semua kisah asrama sederhana itu dengan atmosfer lingkungan yang intens, misalnya sebuah bencana.

Baca juga: Lee Ji-ah Terjebak Permainan Rumit dalam Drama Pandora: Beneath the Paradise

Pada 2019, Makoto meluncurkan film Weathering with You. Seperti judulnya, lagi-lagi Makoto Shinkai membawa film dengan kemasan cerita berlatar belakang cuaca dan bencana. Sebetulnya masih banyak film Makoto Shinkai lainnya yang berhasil mendapat atensi. Misalnya 5 Centimeters Per Second atau The Garden of Words. Namun Your Name dan Weathering with You-lah yang berhasil membawa namanya semakin terangkat.

Dari deretan film-film yang dibuatnya, Makoto Shinkai tampaknya selalu membawa nuansa alam, bencana, lingkungan, dan cuaca. Inilah yang membuat penonton turut menantikan bagaimana film terbarunya yang berjudul Suzume no Tojimari akan ditampilkan.

Di negeri asalnya, Suzume no Tojimari sudah tayang sejak Desember 2022. Sementara Indonesia baru mendapat penayangan Suzume no Tojimari di bioskop pada 8 Maret 2023 lalu. Seperti dua film pendahulunya, penggemar anime cukup menantikan film ini. Terlebih, Makoto Shinkai memiliki penggemarnya sendiri yang sudah menantikan petualangan Suzume di film ini.

Mengisahkan tentang Suzume, sosok gadis peajar yang suatu hari bertemu dengan sosok pria misterius. Ternyata, pria itu bernama Souta, seorang penutup pintu dari bencana gempa. Ya, Makoto Shinkai menekankan banyak bencana gempa bumi di filmnya ini. Ini menambah deretan filmnya yang banyak menyematkan kisah bencana, misalnya Your Name dengan adegan bencana meteornya, atau Weathering with You dengan bencana banjirnya.

Seperti film Makoto Shinkai lainnya, visualisasi Suzume no Tojimari ini mampu memanjakan mata. Dibuka dengan adegan masa kecil Suzume yang ternyata hanya mimpi. Kemudian dia bertemu dengan Souta yang sibuk mencari pintu. Mulanya Suzume tak mengerti mengapa pria ini mencari pintu. Souta hanya menanyakan adakah reruntuhan tak teruuss di sekiat tempat tinggal Suzume. Rupanya, reruntuhan ini menjadi tempat paling sempurna untuk masuknya gelombang bencana ke Jepang.
 

Suzume no Tojimari (Sumber gambar: IMDB)

Suzume no Tojimari (Sumber gambar: IMDB)


Karena rasa penasaran yang tinggi, Suzume akhirnya mengunjungi sebuah reruntuhan yang di bagian tengahnya terdapat pintu. Pintu itu mampu menembus dimensi lain dengan angin yang kencang. Peringatan bencana gempa berbunyi di ponsel masing-masing penduduk, sementara ada cacing merah besar yang menjulang di langit. Hanya Suzume dan Souta yang bisa melihat hal itu.

Rupanya cacing merah raksasa itu akan membuat gempa besar di Jepang apabila menyentuh tanah. Cacing itu berasal dari sebuah pintu. Pintu yang harus ditutup agar tidak terjadi bencana gempa. Hanya Souta yang mengerti bagaimana menghentikannya. Sayangnya, pria yang berprofesi sebagai guru itu mendadak terkutuk menjadi sebuah kursi.

Sementara sang batu kunci bernama Daijin berubah menjadi kucing. Dari sinilah perjuangan Suzume dan Souta berkelana ke seluruh penjuru Jepang untuk menutup pintu bencana itu. Cara menutupnya pun tak mudah, Suzume dan Souta harus membayangkan emosi dan percakapan sehari-hari masyarakat Jepang sebelum menutup dan mengunci pintunya. Misi utama mereka adalah menutup seluruh pintu sebelu cacing merah besar itu jatuh ke bumi dan membuat gempa besar.

Meskipun sudah memiliki plot yang jelas sejak awal, Makoto Shinkai mampu membuat beberapa degan tak tertebak sepanjang film. Penonton akan dibuat tegang sejak awal dengan ragam kejadian bencana itu. Suzume jadi ikut mengemban misi Souta yang suda turun menurun ditugaskan sebagai penutup pintu. Beban agar Jepang tidak mengalami gempa ada di pundaknya.

Baca juga: 6 Film dan Drama tentang Musuh yang Jatuh Cinta, Pas Ditonton untuk Kencan di Rumah

Sayangnya, film berdurasi 2 jam 2 menit ini terkesan sangat padat. Ceritanya memang tepat dan tidak terburu-buru, akan tetapi keseluruhan cerita Suzume yang kompleks tampak terlalu padat sehingga penonton mungkin akan membutuhkan konsentrasi yang tinggi saat menonton. Kepadatan cerita ini membuat ceritanya intens dan berkesan menegangkan terus menerus.

Memasuki pertengah film saat Suzume melakukan perjalanan ke Koba, barulah penonton lebih rileks dengan balutan komedi sederhana ala anime. Kepergian Suzume yang jauh ini dilakukan untuk mencari Daijin yang harus berubah menjadi batu kunci untuk ditancapkan pada gerbang bencana besar di Tokyo. Membuat Daijin kembali menjadi batu kunci juga otomatis akan mengembalikan Souta menjadi manusia.

Menuju akhir, cerita semakin intens dan kompleks. Bahkan Suzume dibuat harus memutuskan untuk memilih Souta atau keselamatan seluruh antero Jepang dari bencana gempa besar. Tentu pilihan berat bagi Suzume yang ternyata jatuh hati dengan Souta sejak pandangan pertama.

Alur yang maju dan mundur memberi teka-teki tersendiri bagi penonton. Masa sekarang dan masa kecil Suzume selalu lewat sepanjang film berlangsung. Utamanya memori Suzume yang dikiranya sebagai mimpi, ternyata adalah masa lampaunya saat terjebak di ever after atau tempat istirahat jiwa yang sudah meninggal.

Di sana, Suzume selalu melihat sosok anak kecil yang mencari ibunya. Ibu Suzume memang sudah meninggal sejak usia 4 tahun. Namun Suzume di usia dewasa tidak menyadari jika dia pernah terjebak di dunia ever after kala itu. Dalam bayangannya, Suzume melihat dirinya yang kecil berhadapan dengan seorang wanita yang dikiranya adalah sosok ibu yang dirindukannya. Nyatanya wanita itu adalah Suzume masa dewasa yang menenangkan Suzume di masa kecil yang kehilangan arah.

Baca juga: Yuta NCT Bakal Bintangi Drama Jepang Play It Cool Guys, Simak Sinopsisnya

Suzume no Tojimri berhasil mengundang banyak persepsi bagi penggemarnya. Ada yang menyebut film ini membawa pesan khusus Makoto dengan situasi Jepang yang memang rawan bencana, ada pula yang lebih menyoroti dari sisi penerimaan diri dari rasa putus asa jiwa manusia di masa sekarang. Terlepas dari itu semua, Suzume no Tojimari cocok ditonton bagi yang menyukai cerita dengan romansa tipis tetapi dibangun dengan alur yang intens.

Editor: Fajar Sidik 
 

SEBELUMNYA

Nonton Konser Blackpink di GBK? Ini Opsi Tempat Parkir di Sekitar Senayan

BERIKUTNYA

Simpel, Begini Cara Mengajukan Perubahan Data Paspor

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: