Didorong oleh Gerakan Universal, Beginilah Awal Hari Perempuan Internasional
08 March 2023 |
14:05 WIB
Setiap 8 Maret, dunia merayakan Hari Perempuan Internasional sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian perempuan di seluruh dunia dan terus berjuang untuk lebih banyak kesetaraan bagi perempuan. Gerakan ini dimulai pada 1908, ketika para wanita di New York turun ke jalan untuk menuntut hak suara dalam pemilihan umum.
Dikutip dari laman International Women’s Day, pada masa itu kalangan perempuan merasakan keresahan yang sangat besar, sehingga menimbulkan perdebatan kritis. Alasannya tak lain adalah penindasan dan ketidaksetaraan yang marak terjadi terhadap perempuan.
Kondisi tersebut membuat mereka lebih vokal dan aktif mengampanyekan perubahan. Pada 1908, sebanyak 15.000 wanita berbaris di kota New York menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.
Baca juga: Diperingati Tiap 8 Maret, Cek 6 Fakta Menarik tentang Hari Perempuan Internasional
Satu tahun berselang atau pada 1909, Hari Perempuan Nasional pertama pun dibentuk sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika dan diperingati setiap 26 Februari di Amerika Serikat. Gerakan ini pun terus berkembang secara universal hingga memunculkan sebuah gagasan dengan skala yang lebih besar.
Gagasan tentang Hari Perempuan Internasional muncul di acara International Conference of Working Women atau Konferensi Internasional Perempuan Pekerja kedua yang diadakan di Copenhagen, Denmark, pada 1910 silam.
Seorang wanita bernama Clara Zetkin yang merupakan pemimpin Kantor Wanita dari Partai Sosial Demokrat di Jerman adalah orang yang mengajukan gagasan tersebut. Dia mengusulkan bahwa setiap tahun harus ada perayaan hari yang sama, yakni Hari Perempuan, di setiap negara. Tujuannya adalah untuk mendesak tuntutan mereka dikabulkan. Konferensi yang dihadiri oleh lebih dari 100 wanita dari 17 negara tersebut menyambut baik saran Zetkin.
Konferensi yang diikuti oleh perwakilan dari serikat pekerja, partai sosialis, klub wanita pekerja, dan tiga wanita pertama yang terpilih sebagai anggota parlemen Finlandia itu pun menghasilkan Hari Perempuan Internasional.
Pada 1911, Hari Perempuan Internasional pertama dirayakan di Australia, Denmark, Jerman, dan Swiss, setiap 19 Maret menyusul keputusan yang dibuat di Copenhagen. Tercatat, lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri unjuk rasa yang dilakukan.
Mereka mengampanyekan hak-hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik, dan mengakhiri diskriminasi yang kerap terjadi. Namun, kurang dari seminggu kemudian atau pada tanggal 25 Maret, sebuah kebakaran yang disebut dengan Triangle Fire di Kota New York terjadi.
Kejadian pilu yang menghanguskan Triangle Shirtwaist Factory itu merenggut nyawa lebih dari 140 wanita pekerja. Banyak korban adalah wanita imigran Italia dan kaum Yahudi.
Bencana ini pun menarik banyak perhatian pihak terkait kondisi kerja dan undang-undang ketenagakerjaan di Amerika Serikat. Perayaan Hari Perempuan Internasional menjadikannya sebagai fokus pada kemudian hari. Pada tahun ini juga terdapat kampanye para perempuan yang disebut dengan Bread and Roses.
Dua tahun berselang atau pada 1913, wanita dari Rusia merayakan Hari Perempuan Internasional pertama pada 23 Februari atau pada Minggu terakhir bulan tersebut menjelang Perang Dunia I.
Kemudian, peringatan Hari Perempuan Internasional disepakati setiap tahun pada 8 Maret yang diterjemahkan dalam kalender Gregorian yang diadopsi secara luas dari 23 Februari. Sampai saat ini, perayaannya dilakukan setiap 8 Maret.
Pada 1914, lebih banyak wanita di seluruh Eropa mengadakan aksi unjuk rasa melawan perang dan mengekspresikan solidaritas wanita. Sebagai contoh di London, Britania Raya, terdapat pawai dari Bow ke Trafalgar Square untuk mendukung hak pilih perempuan pada 8 Maret 1914. Sylvia Pankhurst ditangkap di depan stasiun Charing Cross dalam perjalanannya untuk berbicara di Trafalgar Square.
Pada Minggu terakhir Februari 1917, seorang wanita Rusia melakukan aksi mogok bernama Roti dan Perdamaian sebagai tanggapan atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia di Perang Dunia 1. Meskipun mengalami pertentangan, mereka terus menjalaninya selama empat hari.
Kemudian, Nicholas Alexandrovich Romanov atau dikenal dengan Tsar Nicholas II pada akhirnya turun tahta. Pemerintah sementara pun memberikan hak pilih kepada perempuan. Aksi pemogokan yang dilakukan oleh para perempuan dimulai pada Minggu, 23 Februari dalam kalender Julian yang saat itu digunakan di Rusia. Sementara dalam kalender masehi, hari yang sama adalah 8 Maret.
Baca juga: Makna Warna Ungu di Balik Peringatan Hari Perempuan Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pertama kalinya merayakan Hari Perempuan Internasional pada 1975. Kemudian pada Desember 1977, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional diperingati setiap hari dalam setahun oleh Anggota Negara, sesuai dengan tradisi sejarah dan nasional mereka.
PBB baru mengumumkan tema tahunan pertama Hari Perempuan Internasional pada 1996, yakni Celebrating the past, Planning for the Future. Kemudian, Women at the Peace Table pada 1997; Women and Human Rights pada 1998; World Free of Violence Against Women pada 1999; dan sebagainya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dikutip dari laman International Women’s Day, pada masa itu kalangan perempuan merasakan keresahan yang sangat besar, sehingga menimbulkan perdebatan kritis. Alasannya tak lain adalah penindasan dan ketidaksetaraan yang marak terjadi terhadap perempuan.
Kondisi tersebut membuat mereka lebih vokal dan aktif mengampanyekan perubahan. Pada 1908, sebanyak 15.000 wanita berbaris di kota New York menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.
Baca juga: Diperingati Tiap 8 Maret, Cek 6 Fakta Menarik tentang Hari Perempuan Internasional
Seorang perempuan yang bergabung dalam gerakan suffragette Amerika Serikat. (Sumber foto: Library of Congress)
Satu tahun berselang atau pada 1909, Hari Perempuan Nasional pertama pun dibentuk sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika dan diperingati setiap 26 Februari di Amerika Serikat. Gerakan ini pun terus berkembang secara universal hingga memunculkan sebuah gagasan dengan skala yang lebih besar.
Gagasan tentang Hari Perempuan Internasional muncul di acara International Conference of Working Women atau Konferensi Internasional Perempuan Pekerja kedua yang diadakan di Copenhagen, Denmark, pada 1910 silam.
Seorang wanita bernama Clara Zetkin yang merupakan pemimpin Kantor Wanita dari Partai Sosial Demokrat di Jerman adalah orang yang mengajukan gagasan tersebut. Dia mengusulkan bahwa setiap tahun harus ada perayaan hari yang sama, yakni Hari Perempuan, di setiap negara. Tujuannya adalah untuk mendesak tuntutan mereka dikabulkan. Konferensi yang dihadiri oleh lebih dari 100 wanita dari 17 negara tersebut menyambut baik saran Zetkin.
Konferensi yang diikuti oleh perwakilan dari serikat pekerja, partai sosialis, klub wanita pekerja, dan tiga wanita pertama yang terpilih sebagai anggota parlemen Finlandia itu pun menghasilkan Hari Perempuan Internasional.
Pada 1911, Hari Perempuan Internasional pertama dirayakan di Australia, Denmark, Jerman, dan Swiss, setiap 19 Maret menyusul keputusan yang dibuat di Copenhagen. Tercatat, lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri unjuk rasa yang dilakukan.
Mereka mengampanyekan hak-hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik, dan mengakhiri diskriminasi yang kerap terjadi. Namun, kurang dari seminggu kemudian atau pada tanggal 25 Maret, sebuah kebakaran yang disebut dengan Triangle Fire di Kota New York terjadi.
With #InternationalWomensDay on the 8th of March, here's who you can thank for its existence: Clara Zetkin! pic.twitter.com/PHvG2FDPf8
— Mike Stuchbery (@MikeStuchbery_) March 7, 2023
Kejadian pilu yang menghanguskan Triangle Shirtwaist Factory itu merenggut nyawa lebih dari 140 wanita pekerja. Banyak korban adalah wanita imigran Italia dan kaum Yahudi.
Bencana ini pun menarik banyak perhatian pihak terkait kondisi kerja dan undang-undang ketenagakerjaan di Amerika Serikat. Perayaan Hari Perempuan Internasional menjadikannya sebagai fokus pada kemudian hari. Pada tahun ini juga terdapat kampanye para perempuan yang disebut dengan Bread and Roses.
Dua tahun berselang atau pada 1913, wanita dari Rusia merayakan Hari Perempuan Internasional pertama pada 23 Februari atau pada Minggu terakhir bulan tersebut menjelang Perang Dunia I.
Kemudian, peringatan Hari Perempuan Internasional disepakati setiap tahun pada 8 Maret yang diterjemahkan dalam kalender Gregorian yang diadopsi secara luas dari 23 Februari. Sampai saat ini, perayaannya dilakukan setiap 8 Maret.
Pada 1914, lebih banyak wanita di seluruh Eropa mengadakan aksi unjuk rasa melawan perang dan mengekspresikan solidaritas wanita. Sebagai contoh di London, Britania Raya, terdapat pawai dari Bow ke Trafalgar Square untuk mendukung hak pilih perempuan pada 8 Maret 1914. Sylvia Pankhurst ditangkap di depan stasiun Charing Cross dalam perjalanannya untuk berbicara di Trafalgar Square.
Pada Minggu terakhir Februari 1917, seorang wanita Rusia melakukan aksi mogok bernama Roti dan Perdamaian sebagai tanggapan atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia di Perang Dunia 1. Meskipun mengalami pertentangan, mereka terus menjalaninya selama empat hari.
Kemudian, Nicholas Alexandrovich Romanov atau dikenal dengan Tsar Nicholas II pada akhirnya turun tahta. Pemerintah sementara pun memberikan hak pilih kepada perempuan. Aksi pemogokan yang dilakukan oleh para perempuan dimulai pada Minggu, 23 Februari dalam kalender Julian yang saat itu digunakan di Rusia. Sementara dalam kalender masehi, hari yang sama adalah 8 Maret.
Baca juga: Makna Warna Ungu di Balik Peringatan Hari Perempuan Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pertama kalinya merayakan Hari Perempuan Internasional pada 1975. Kemudian pada Desember 1977, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional diperingati setiap hari dalam setahun oleh Anggota Negara, sesuai dengan tradisi sejarah dan nasional mereka.
PBB baru mengumumkan tema tahunan pertama Hari Perempuan Internasional pada 1996, yakni Celebrating the past, Planning for the Future. Kemudian, Women at the Peace Table pada 1997; Women and Human Rights pada 1998; World Free of Violence Against Women pada 1999; dan sebagainya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.