Retno Marsudi Menlu Perempuan Pertama dari Keluarga Sederhana
07 March 2022 |
22:00 WIB
Retno Lestari Priansari Marsudi merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama di Indonesia. Dia bahkan menjabat Menlu selama dua periode yakni pada dalam Kabinet Kerja 2014-2019, dan Kabinet Indonesia Maju periode 2019 hingga hingga sekarang.
Sebagai seorang perempuan, Retno mengaku tidak pernah bermimpi menjadi menteri. Apalagi dirinya berasal dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana tetapi mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu menjadi seorang diplomat.
Dia menyadari bahwa pekerjaan yang diimpikannya itu adalah pekerjaan laki-laki sehingga dia harus bekerja keras untuk menggapai cita-citanya itu.
"Sejak saya masih di bangku SMA, sudah ingin menjadi diplomat tapi saya tidak tahu caranya. Jadi yang paling mudah yaitu memilih jurusan yang dekat dengan cita-cita saya itu, yakni jurusan Hubungan Internasional (HI)," ujarnya dalam webinar Women in Leadership Series dengan tema "Mengatasi Tantangan untuk Menjadi Pemimpin - Pengalaman dari Pemimpin Perempuan, Senin (7/3/2022).
Dia bersyukur Kementerian Luar Negeri memiliki sistem meritokrasi yang baik sehingga memberi kesempatan bagi orang seperti dirinya yang bukan siapa-siapa, dan seorang perempuan, bisa masuk di dalam profesi diplomat hingga menjadi seorang Menlu.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women's Day) setiap tanggal 8 Maret, Retno mengatakan bahwa hari tersebut harus menjadi momentum untuk menghilangkan diskriminasi pada kaum hawa di dunia, termasuk di Indonesia.
"Diskriminasi tidak boleh terjadi. Pencegahan diskriminasi harus dibarengi dengan langkah afirmasi. Perempuan dapat ikut menjadi bagian solusi, agen toleransi, dan agen perdamaian," ujarnya.
Sebagai seorang perempuan, Retno mengaku tidak pernah bermimpi menjadi menteri. Apalagi dirinya berasal dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana tetapi mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu menjadi seorang diplomat.
Dia menyadari bahwa pekerjaan yang diimpikannya itu adalah pekerjaan laki-laki sehingga dia harus bekerja keras untuk menggapai cita-citanya itu.
"Sejak saya masih di bangku SMA, sudah ingin menjadi diplomat tapi saya tidak tahu caranya. Jadi yang paling mudah yaitu memilih jurusan yang dekat dengan cita-cita saya itu, yakni jurusan Hubungan Internasional (HI)," ujarnya dalam webinar Women in Leadership Series dengan tema "Mengatasi Tantangan untuk Menjadi Pemimpin - Pengalaman dari Pemimpin Perempuan, Senin (7/3/2022).
Dia bersyukur Kementerian Luar Negeri memiliki sistem meritokrasi yang baik sehingga memberi kesempatan bagi orang seperti dirinya yang bukan siapa-siapa, dan seorang perempuan, bisa masuk di dalam profesi diplomat hingga menjadi seorang Menlu.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women's Day) setiap tanggal 8 Maret, Retno mengatakan bahwa hari tersebut harus menjadi momentum untuk menghilangkan diskriminasi pada kaum hawa di dunia, termasuk di Indonesia.
"Diskriminasi tidak boleh terjadi. Pencegahan diskriminasi harus dibarengi dengan langkah afirmasi. Perempuan dapat ikut menjadi bagian solusi, agen toleransi, dan agen perdamaian," ujarnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.