Ilustrasi mengukur potensi obesitas. (Sumber gambar: Freepik)

Untuk Skrining Awal, Begini Cara Mengukur Potensi Obesitas dengan Mudah

07 March 2023   |   14:40 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Berat badan naik terkadang bikin galau anak muda. Selain bisa mengubah penampilan, berat badan yang naik juga dikhawatirkan akan mengarah ke obesitas. Namun, obesitas bisa dicegah asal kita bisa mendeteksinya dengan dini dan segera melakukan gaya hidup yang sehat.

Obesitas umumnya terjadi karena ketidakseimbangan asupan yang masuk ke tubuh seseorang dengan energi yang keluar. Namun, ada penyebab lain yang juga mendukung seseorang jadi obesitas, seperti genetik, budaya, ekonomi, dan sebagainya.

Obesitas tidak hanya dialami oleh orang dengan badan besar. Sebab, bisa jadi badan besar tersebut terjadi karena massa otot, bukan lemak, seperti pada binaragawan dan sebagainya. Di sisi lain, obesitas juga bisa terjadi pada orang yang memiliki badan kurus karena ukurannya bukan berat badan, melainkan porsi lemak.

Baca juga: Menimbang Pengendalian Konsumsi Gula untuk Cegah Obesitas

Oleh karena itu, porsi lemak yang masuk ke tubuh mesti sangat diperhatikan. Tidak hanya mengendalikan konsumsi makan pokok sehari-hari saja, asupan camilan juga perlu diatur karena ikut menyumbang kalori yang besar juga.

Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda BPOM Meliza Suhartatik menyarankan agar masyarakat mulai lebih jeli melihat label informasi nilai gizi sebelum membeli makanan atau minuman kemasan.

Dengan cara ini, masyarakat bisa memilih zat gizi mana yang harus dipenuhi dari produk yang akan dibelinya. Setidaknya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah jumlah sajian per kemasan. Namun, masyarakat perlu menghitung lebih jeli, karena satu kemasan bisa memiliki lebih dari satu takaran saji.

Kedua adalah energi total per sajian. Tabel ini penting dilihat agar masyarakat bisa mengendalikan jumlah kalori yang masuk ke tubuhnya. Dengan menghitung kalori yang tepat, seseorang bisa mencegah potensi obesitas.

Ketiga adalah angka kecukupan gizi (AKG). Masyarakat sebaiknya memilih produk yang menawarkan nilai gizi tinggi. Namun, tetap waspada dengan adanya gula, garam, atau lemak di dalamnya.
 

Cara Mengecek Potensi Obesitas

Sementara itu, dokter spesialis gizi Marya menyarankan agar setiap orang melakukan pengecekan potensi obesitas secara berkala. Tidak selalu harus datang ke rumah sakit, potensi obesitas bisa diketahui dengan cara yang mudah dan bisa dilakukan di rumah.

Cara pertama adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Rumus menghitungnya sebagai berikut:

Indeks Massa Tubuh = berat badan dalam satuan kilogram/(2 x tinggi badan dalam satuan meter). Misalnya, seseorang memiliki berat badan 60 kilogram dan tinggi badan 180 centimeter. Maka penghitungannya adalah 60 : (2 x 1,80 m) = 16,6

Jika hasilnya <18,5, masuk kategori berat badan kurang. Jika hasilnya 18,5 – 22,9, masuk kategori normal. Jika hasilnya 23 – 24,9, masuk kategori berat badan berlebih. Jika hasilnya >25, masuk kategori obesitas.
 

Ilustrasi ukur berat badan (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi ukur berat badan (Sumber gambar: Freepik)


Kemudian, cara kedua adalah dengan mengecek ukuran lingkar pinggang. Dengan cara ini, seseorang dapat mendapat gambaran sederhana soal besaran timbunan lemak yang ada di dalam perut. Sebab, berat badan tidak bisa dijadikan patokan sentral.

Cara ini akan efektif jika menggunakan alat ukur pinggang. Untuk laki-laki, ukuran pinggang dengan hasil >90 centimeter masuk kategori obesitas. Sedangkan untuk perempuan, ukuran pinggang >80 centimeter masuk kategori obesitas.

Pengukuran tersebut mesti dilakukan dengan posisi sejajar dan alat ukur berada di area pusar. Namun, jika tidak memiliki alat ukur, seseorang bisa menggunakan tangannya sendiri.

“Cobalah untuk berdiri tegak dan bernapas seperti biasa. Ukur lingkar pinggang dengan menggunakan jengkal tangan dari depan ke belakang. Jika masih normal, umumnya tangan akan saling menyentuh pada jengkal keempat. Namun, jika ukuran lebih dari empat jengkal, bisa jadi tanda obesitas,” tuturnya.

Meskipun demikian, pengukuran dengan dua metode ini hanya digunakan sebagai skrining awal. Hasil yang ditampilkan bisa memiliki perbedaan dengan pengukuran dengan alat sebenarnya di pusat-pusat kesehatan. Namun, dengan mengetahui potensi obesitas sejak dini, melalui cara ini diharapkan bisa menimbulkan kesadaran untuk mengecek porsi lemak tubuh di layanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Hypereport: Intaian Gula dalam Gaya Hidup, Makanan & Minuman Viral

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Lo Pablo’s Pizza Hadirkan Sensasi Pizza Style Neapolitan yang Kaya Rasa

BERIKUTNYA

Psikolog Sebut Suka Flexing Tanda Kurang Percaya Diri

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: